Friday 17 October 2014

SELINGKUH


Aku wanita tak mungkin menerimamu
bila ternyata kau mendua
membuatku terluka
Tinggalkan saja diriku
yang tak mungkin menunggu
Jangan pernah memilih
Aku bukan pilihan .....

Lagu yang dinyanyikan oleh Iwan Fals yang cukup populer ini pasti sering terdengar di telinga Anda. Tapi sudah saya plesetkan liriknya menjadi wanita karena yang nulis saya ...... he he he. Diduakan, diselingkuhi, atau pernah selingkuh alias cheating. Mungkin selingkuh akan selalu menjadi topik yang tiada henti karena melibatkan banyak hal. 

Selingkuh, kenapa juga dinamakan selingkuh ya? Kata selingkuh sepertinya mulai booming di tahun 90-an, kalau nggak salah ingat nih. Soalnya sebelum itu, orang lebih sering menyebutnya dengan " main serong ". Selingkuh juga tidak membutuhkan kata depan, nggak lucu kan kalau kita menyebut dengan kata " main selingkuh ". Hmm ... apapun namanya kita musti berterima kasih dengan orang yang menciptakan kata selingkuh .... LoL. 

Lalu bagaimana dengan makna selingkuh dalam Kamus Bahasa Indonesia sendiri ? Dalam kamus tidak ada arti kata selingkuh yang menyuguhkan makna secara gamblang tentang arti selingkuh yang saat ini kita kenal. Selingkuh adalah suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, tidak berterus terang, tidak jujur, curang, serong, suka menggelapkan uang, korup, dan suka menyeleweng. Wah, banyak banget ya, sembilan huruf tapi bisa mengaitkan berbagai macam hal. Tapi yang pasti sih, bikin kepala puyeng dan hidup semakin rumit.

Kalau merujuk ke kamus, semua orang yang tidak jujur adalah peselingkuh. Dari anak-anak sampai orang dewasa. Sepertinya selingkuh menjadi sebuah makna yang menyiratkan bahwa apapun yang berkaitan dengan ketidakjujuran dan kebohongan adalah perselingkuhan. Dalam pemikiran saya yang sederhana ini, tidak ada makna dari kata selingkuh selain perbuatan yang merusak arti kehidupan. Apapun itu alasannya. Entah itu buruk ataupun demi kebaikan, yang namanya bohong tetaplah bohong. Dan satu kebohongan akan menimbulkan seribu kebohongan lainnya.

Bagi kebanyakan orang, selingkuh memiliki makna yang kompleks. Makna selingkuh di mata pria dan wanita itu berbeda. Ada beragam alasan orang berselingkuh, kalau menurut saya sih, itu alasan klasik aja sebagai pembenaran perbuatan mereka. Ada yang karena alasan jarak atau LDR, alasan bosan, sang suami atau istri tidak menarik lagi, pihak lain yang selalu mengejar-ngejar sehingga akhirnya takluk, atau karena suami atau istri yang kelewat galak, alasan ekonomi, balas dendam. Bahkan ada yang melakukannya karena memang sudah sifat dasarnya atau tanpa alasan, terjadi begitu saja, tanpa direncanakan. Untuk yang terakhir ini, Istighfar dan tarik napas panjang dahh ........ he he he.

Sungguh ironis. Alasan yang dikemukakan biasanya out of common sense. Kalau memang yang disebutkan itu benar, misalnya galak, sudah tidak menarik lagi, bosan, ekonomi tidak tercukupi, lha kenapa dulu mau bikin komitmen. Kalau menurut saya nih, apapun keadaan pasangan kita kalau kita sudah memilihnya, kita harus menerima bagaimana adanya dengan segala resikonya. Kalau dibanding-bandingkan dengan orang lain, tentunya tidak bakalan ada manusia yang sempurna. Diatas langit masih ada langit. Kalau memang dari awal ada perasaan ragu-ragu, lebih baik tidak diteruskan, daripada keduanya saling tersakiti. Kecuali kalau kita dibohongi, itu mah sudah lain lagi ceritanya .... he he he. Mendingan langsung mundur aja dahh .....

Selingkuh secara otomatis memang selalu dikaitkan dengan masalah hubungan pasangan. Bagi orang tertentu, hal yang bisa dikatakan selingkuh jika pasangan kita pergi berdua dengan orang lain dan melakukan hal-hal sewajarnya orang berhubungan, atau lebih sempit lagi, selingkuh itu bila terjadi hubungan suami-istri, kalau kurang dari itu, bukan selingkuh namanya. Nah, lo, saya pun jadi berpikir, kalau begitu, sampai mana batasan selingkuh ya ? 

Ada berbagai macam selingkuh yang terjadi tetapi tetap aman tanpa ketahuan pasangannya. Berjuta cara dilakukan untuk menipu pasangan. Membohongi dan mengkhianati arti cinta yang sudah pernah dikatakan alias tidak konsisten. Tidak satu kata, hati dan perbuatan. Perselingkuhan itu hadir diawali dengan hal-hal yang tadinya dianggap biasa. Di era komunikasi yang canggih ini, betapa seringnya kita mendengar mulai dari saling SMS-an, BBM-an, WebCam-an atau Chatting-an di dunia maya. Kehidupan yang kita hadapi setiap waktu adalah berinteraksi dengan manusia yang mempunyai perasaan. Timbulnya segala sesuatu termasuk pada diri manusia itu dimulai dengan adanya niat, termasuk cinta. Kalau dari awal sudah berniat membina hubungan dengan niat yang baik, pasti tidak akan gampang tergoda dengan yang lain. Dan benih itu timbulnya dimulai dari perasaan. 

Terkadang banyak di antara kita tidak mengetahui apa arti dari selingkuh itu sendiri. Selingkuh fisik sudah banyak yang tahu, tapi kalau selingkuh hati ? Mungkin beberapa dari kita sekarang sedang menutup muka lantaran malu karena dulu pernah seperti itu. Ada yang ketahuan oleh pasangan atau bahkan lolos dalam seleksi penjagaan. Selingkuh hati ini tentu saja berbeda dengan selingkuh fisik karena kebanyakan tidak melibatkan kontak fisik. Walaupun tetap melibatkan ketertarikan secara fisik, ketertarikan terbesar biasanya muncul karena faktor emosional. Ekspresi, atau dengan kata lain pengungkapan tentang perasaan tertarik ini tidak selalu terjadi. Bahkan biasanya justru tidak diungkapkan. Sebenarnya selingkuh mau ketahuan atau tidak oleh pasangan, anda sudah mengalami sebuah kebohongan besar pada diri anda sendiri. Anda menipu diri sendiri. Dan selingkuh hati jauh lebih kronis dampaknya daripada selingkuh secara fisik karena orang yang selingkuh secara fisik terkadang tidak bermain dalam hati. Hingga jika tidak ada kesadaran serta kesabaran dari masing-masing pihak maka yang terjadi adalah efek yang terburuk.

Padahal, pada dasarnya selingkuh hati jauh lebih kompleks dan berbahaya. Fakta menunjukan bahwa selingkuh fisik belum tentu melibatkan selingkuh hati. Namun, apabila hati seseorang sudah selingkuh, " jalan tol " menuju selingkuh fisik sudah terbangun. Selain itu, mendeteksi terjadinya selingkuh hati juga lebih sulit dibandingkan selingkuh fisik. Jadi, tanpa diketahui tanda-tandanya, tiba-tiba seseorang bisa pergi dari pasangannya. Ini yang lebih menyakitkan, pergi tanpa pesan .... hiks.

Sebagai manusia normal yang berinteraksi dengan manusia yang lainnya, saya juga seringkali mendapatkan banyak godaan. Tapi semua itu berpulang pada diri kita sendiri. Setiap orang mempunyai satu kesempatan untuk selingkuh tergantung dari orang tersebut dan dimana kesempatan itu datang dan dimanfaatkan. Kemudian dengan mudahnya, menggunakannya sebagai dalih takdir yang menyebabkan dia bisa jatuh cinta ke orang lain tersebut. Padahal ada kesalahan yang disebabkan karena kita sadar dan ada pula kesalahan yang disebabkan karena kecerobohan kita sendiri. Tadinya hanya main-main, cuma bercanda aja, nggak tahunya malah keterusan. Jujur, berganti-ganti pasangan bagi saya bukanlah suatu prestasi yang membanggakan. Kalau hanya untuk mencari pengalaman, nggak usah jauh-jauh kok, belajar aja dari pengalaman orang lain. Ambil sisi yang positif dan buang yang negatif. Kalau mau dikatakan loyal, mungkin saya termasuk salah satunya ... cie ... cie .... LoL. Kesetiaan dalam suatu hubungan, bagi saya adalah hal yang penting. Beda dengan prinsip yang dianut teman saya, ” setia itu merupakan selingkuh yang tertunda “, alasannya, ketika berselingkuh, kita akan belajar menghargai apa arti dari kata “ setia ” tersebut. Selingkuh juga mengajarkan untuk menghargai begitu berartinya sebuah hubungan. Lha, itu kalau selingkuhnya hanya sekali, tapi kalau berkali-kali , itu sih bukan menghargai hubungan, tapi kurangajar namanya ..... parah deh ..... hadeehhh

Pernah diselingkuhi memang menyedihkan, tetapi orang yang selingkuh sejatinya lebih menyedihkan lagi karena dia nggak bisa menghargai hubungan yang sudah dia bina. Apapun artinya dan bagaimanapun caranya orang selingkuh, tetap saja selingkuh adalah perbuatan yang tidak dapat ditoleransi dalam sebuah hubungan. Semoga perjalanan saya dan juga Anda semua kedepannya baik-baik saja .... Aamiin Yaa Rabbal Alamin.




No comments:

Post a Comment