Monday 21 September 2015

HATERS


Suka mencari-cari kesalahan, komentarnya pedas, mengkritik dengan bahasa frontal, selalu berpikiran negatif, suka pamer, merasa dirinya paling benar, hebat, paling cantik, paling ganteng, suka kepo, pandai berkelit, kreatif dalam membuat isu, tidak pernah kehabisan akal untuk menjatuhkan orang lain, suka menertawakan orang, sangat memperhatikan kekurangan orang lain dalam hal apa pun dan orang lain selalu salah di matanya. Anda familiar dengan orang-orang yang memiliki karakteristik seperti itu ? Atau ada beberapa orang di sekitar Anda punya sifat seperti itu, entah itu teman atau saudara. Apa yang ada di benak Anda ketika melihat manusia seperti itu ? Manusia iri ? Dengki ? Orang iseng ? Atau kebun binatang berjalan ? Hmm … tidak lain dan tidak bukan, itulah yang dinamakan Having Aggression Towards Everyone Reaching Success alias Haters. 

Buat yang belum ngeh, haters itu bisa diartikan dengan " Pembenci " atau orang yang selalu tidak suka dengan segala perbuatan kita. Kalau di alam nyata, orang-orang seperti itu dikenal sebagai manusia yang punya sifat hasad alias suka iri dan dengki. Dengan orang yang sudah dikenal ataupun yang tidak dikenal. Dan orang yang punya sifat hasad ini biasanya juga suka menghasut. Haters di dunia maya lebih parah daripada manusia hasad. Lho, kok bisa sih ? Kalau kita dibenci karena sifat atau tingkah laku kita yang kurang pantas, itu mah wajar yaa. Tapi kalau kita sudah introspeksi diri dan merasa baik-baik saja, kan aneh juga, betul nggak ? Meskipun memang benar sebaik-baiknya kita menjadi manusia, tetap saja ada orang yang tidak suka, bahkan membenci kita. Maklum-lah namanya juga manusia, asalkan masih dalam batas kewajaran, mungkin orang lain masih bisa mentolerir. Bagi manusia normal, memang tingkah mereka memang super aneh dan melewati batas. Tapi bagi para haters sendiri, mereka menganggapnya wajar-wajar aja. Era demokrasi gitu loh, semua orang berhak mengeluarkan pendapat. Benar-benar membuat orang tepok jidat dan gedheg-gedheg … LoL. 

Internet saat ini memang penuh dengan hal-hal aneh dan ganjil, yang semakin ekstrem bermunculan selama beberapa tahun terakhir ini. Seiring dengan semakin berkembangnya tehnologi, banyaknya generasi muda yang meluangkan waktunya dengan internet dan semakin sedikit meluangkan waktu berinteraksi dengan orang di dunia nyata. Mulai dari kantor, sekolah, pasar, pinggir jalan dan angkutan umum, rata-rata pada memegang gadget semua. Dan tempat yang paling sering dibuka adalah situs-situs media sosial yang populer, seperti Facebook dan Twitter. Komentar-komentar bermunculan seperti terjadi perang kata-kata, debat kusir yang tak berkesudahan.

Cara manusia biar dikatakan gaul untuk cari perhatian dan eksis memang tidak pernah habis. Ironisnya, dari waktu ke waktu caranya juga semakin aneh. Mulai dari yang paling klasik yaitu pamer, tentunya pamer yang lebih halus dan kelihatan rendah hati, dengan sedikit menyitir ayat-ayat dari kitab suci … he he he. Tidak salah kok, berdakwah di media sosial dan mengajak orang kearah yang lebih baik. Malah sangat bagus tuh, Amar ma’ruf nahi munkar. Yang membuat kelihatan aneh adalah kalau mereka memang taat dalam beribadah, paham banget tentang agama, kenapa juga harus pakai menyindir orang per orang, menghakimi dan kesannya jadi nyinyir banget. Kalau pamer barang dagangan sih wajar aja, namanya juga orang jualan. Lha ini, pamer, nyindir dan nyinyir, seolah mereka sendiri yang berada di jalan yang benar, yang lain salah semua. Ini menurut analisa sotoy ane lho yaa … LoL.

Yang agak modern memakai cara dengan memposting status galau, agar diperhatikan. Tujuannya hanya satu, ingin ditanya. Yuups, pengen banget ditanya terutama tentang kehidupannya dan jawabannya bisa ditebak, pamer. Padahal kehidupannya jauh dari kenyataan yang sebenarnya alias not real. Tujuannya hanya untuk pencitraan, butuh pengakuan dari orang lain agar dianggap eksis, hebat, bijaksana, super dan sempurna. Sifat ini sebenarnya sudah kelihatan dari beberapa orang yang saya temukan di media sosial, tidak satu kata hati dan perbuatan. Perbedaan yang terlalu jauh antara realita dan dunia maya. Kalau manusia normal pastilah mereka meng-up date status dengan cara-cara yang normal juga. Entah itu dikomentari atau tidak, dikasih jempol atau tidak, mereka stay calm aja. Untuk takaran yang lebih ekstrim lagi, yang mabuk pamer dan yang gila hormat, biasanya antara pertanyaan atau jawabannya juga nggak nyambung, OOT alias out of topic. Kalau tidak ada yang kasih komen atau jempol, mereka jadi uring-uringan nggak jelas. Malah jadi kelihatan kualitas mereka yang sebenarnya, ngakunya sih sarjana, tapi gaya bicaranya kayak preman pasar ... Oops …. he he he. 

Secara logika nih, mana ada haters yang cantik semlohay atau ganteng, kaya, pinter, baik hati, sopan, bijaksana dan ahli agama. Yang ada manusia-manusia dengan kualitas itu malah banyak haters-nya tuh. Kebanyakan para haters tuh kehidupan yang sebenarnya jauuuh banget dari apa yang mereka pertontonkan di media sosial. Lebih banyak kekurangannya, entah itu dari segi materi, fisik dan caranya bersosialisasi. Bisa jadi, eksistensinya di dunia nyata dianggap sebelah mata alias diremehkan. Mulai dari teman, tetangga, suami, istri dan bahkan saudaranya sendiri. Prestasi yang dihasilkannya pun biasanya yang kategori biasa-biasa aja, jauh dari kata luar biasa. Dan hal seperti itu sudah membuat mereka melambung alias over confident, menganggap kalau dirinya-lah yang terhebat. Hasilnya, makhluk yang sebenarnya patut dikasihani ini merasa perlu menyerang semua orang yang hidupnya adem ayem, tentrem, damai, bahagia dan melakukan hal-hal yang positif.

Karena itulah haters rajin banget men-stalking akun-akun kita, men-cek siapa saja yang mention kita, mengamati display picture BB kita, dibandingkan dengan kawan-kawan biasa yang kita miliki. Dan bisa jadi pula, para haters kita lah orang-orang pertama yang tahu berita tentang diri kita, sangat update. Dan kalau ditanya kenapa, jawabannya pasti seperti ini, " Ya suka-suka gue dong mau benci, mau suka apa nggak ke orang, itu urusan gue !". Dari pernyataan itu sudah jelas banget betapa konyolnya dia. Dia bilang benci, tapi nggak mau bilang kenapa bencinya. Yuups ... tidak mau bilang alasannya karena dia malu atas kekonyolan sendiri, ketahuan kepo. Tapi kalau dipikir-pikir, mana ada Haters yang malu yaa. Rata-rata para Haters itu bermental badak, tahan cuaca kayak Aquaproof … LoL. Mereka mengalihkan pembicaraan, tujuannya untuk mencari celah keburukan dan menyerang kita, tapi tetap saja perilaku tersebut menunjukkan betapa mereka itu benar-benar miskin hati dan miskin perasaan. Kasihan deh lu … LoL.

Para Haters sebenarnya adalah orang-orang yang bersedih karena kehidupan mereka tidak seperti yang mereka harapkan, pembohong kelas teri yang berpura-pura sok aksi dan mereka percaya kalau bisa menghancurkan kesuksesan orang lain, barulah mereka akan merasa puas. Puas bisa menghina, mencaci maki dan menertawakan orang lain. Seseorang pengecut dan pecundang karena ia hanya bisa mencari keburukan dari orang lain. Kenapa tidak bercermin dan melihat dirinya sendiri. Tidak perlu bicara tentang kejelekan atau keburukan orang lain, apalagi di media sosial. Tidak perlu berlebihan juga dalam update status atau komentar. Percuma dan tidak berguna. Nobody's perfect, isn't it? 

Tuhan itu maha adil, setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihan. tapi jangan membuat kekurangan diri sendiri dengan menjadi seorang Haters yang hanya bisa nyinyir dengan kelebihan orang lain atau mengejek kekurangan orang lain. Mungkin sekarang masih bisa kepo, ketawa-ketiwi, mencaci dan menghina orang lain, besok-besok siapa yang tahu ? Allah, SWT adalah sutradara dan arsitek kehidupan manusia yang luar biasa, scene-scene kehidupan rancangan-Nya tidak seperti sinetron yang mudah ditebak. Skenario kehidupan rancangan Allah jelas menarik dan super hebat, selalu ada maksud-maksud tersembunyi yang tak pernah terbayangkan, entah itu kesenangan duniawi, banyak uang ataupun saat tertimpa musibah. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini dan biasanya baru disadari setelah melewatinya. 

Saya sendiri juga sudah terlalu sering kok berhadapan dengan pasukan Haters, pasukan nasi bungkus dan siapapun itu entah apa nama bekennya, manusia kepo, nerd, troll, funboy … saking banyaknya sampai mumet, tapi saya cuek bebek ajaahh … LoL. Apapun itu, kata-kata haters tidak perlu dimasukkan hati. Jengkel sih memang iya tapi kalau sampai terpancing emosi, yang rugi kan kita sendiri. Kita jadi ikut menjadi penghuni kebun binatang. Pikir lebih dalam lagi, mana ada kebun binatang yang bersihnya kayak Masjid ? Itu berarti Anda turun level, dari tempat yang nyaman ke tempat dimana hukum rimba berlaku dan segala macam kotoran ada. Dan kalau Anda sudah sukses nyungsep ke kebun binatang, bakal ribet saat balik lagi ke masjid, perlu membersihkan diri, mandi dan luluran sampai bersih ... he he he. Itulah tujuan utama mereka, memancing Anda untuk turun level menjadi seperti mereka. Penghuni kebun binatang ! Amit-amit dah, na’udzubillah min dzalik … 

Nikmati apa yang udah Anda dapatkan, jangan menjadi pendusta nikmat. Biarkan para haters jalan di tempat, karena mereka selalu sibuk sendiri untuk “ mengurusi “ urusan orang lain, mereka kan bisanya hanya begitu-begitu ajjaahh. Justru karena mereka jeli dalam mencari-cari kekurangan kita yang mereka sampaikan kepada kita baik dengan cara menyindir ataupun frontal, kita bakal jadi lebih sadar, bagian mana dari diri kita yang harus dibenahi. Menyakitkan memang tapi anggap saja semua kritik pedas mereka adalah kritik yang membangun. Kita hanya perlu jengkel, nangis atau teriak-teriak dengan cara yang berkelas, tapi cukup sekali aja yaa. Bukankah setiap perbuatan, entah itu baik atau buruk selalu ada balasannya, betul nggak ? Biarlah Yang Maha Kuasa aja yang membalas perbuatan mereka. So, let it go … let it go …

Intinya, bila kita dibenci oleh sebab yang tidak berdasar karena setelah introspeksi kita menyadari sedang dalam upaya perbaikan diri, bukan sedang melakukan keburukan atau maksiat, maka keberadaan haters merupakan anugerah Allah agar dosa-dosa kita sedikit berkurang, anggap saja begitu … he he he. Nikmati kehidupan yang hanya sekali ini dengan menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam segala keadaan. Sebab syukur itu memancing anugerah dan rejeki yang lebih besar dari Allah, sedangkan keluhan memancing hambatan yang lebih besar lagi dan juga jauh dari Allah. Bersyukur saat mendapatkan kesenangan mah siapapun juga bisa, iya nggak ? Kalau kita bersyukur saat ada orang lain yang menghina dan menertawakan kita, selalu bisa stay cool dalam menghadapi segala pancingan haters, berarti Anda memang punya mental juara. Cool, calm, confident … LoL. 

Manusia yang normal biasanya sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Produktif dalam kehidupan sehari-harinya, menghabiskan waktu secara berarti bersama teman-teman dan keluarga mereka. Memberi komentar, kritik, pendapat dengan santai dan lapang dada. Berbagi kebahagiaan di media sosial dengan wajar, tidak berlebihan dan tanpa ada unsur riya’. Mereka boleh jadi memberi sesuatu yang bermanfaat dalam informasi, berkomentar dan menanyakan pertanyaan yang cerdas. Mereka juga tidak " butuh " pengakuan ataupun pujian dari dunia maya. Meskipun jujur nih, semua orang pasti ada keinginan untuk dipuji dan diakui, tapi mereka lebih suka mendapatkannya dari orang-orang disekitarnya. Tidak perlu berkoar-koar agar seluruh dunia tahu, tindakan nyata-lah yang akan membuktikannya.

Jika Anda menemukan banyak sekali manusia seperti yang saya ulas diawal tadi di Internet, segera bercermin dan tersenyum karena Anda tergolong manusia normal, so am I, saya juga … LoL. Jika sekarang ada yang marah karena artikel ini, maka bisa jadi Anda adalah salah satu haters. Biasanya nih, haters tidak mau mengakui dirinya sebagai haters, malahan suka menunjuk orang lain sebagai haters. Satu jari menunjuk orang lain, tiga jari yang lainnya menunjuk pada dirinya sendiri. Itulah, Haters. By the way, dekat rumah saya ada keluarga yang bangga dikenal sebagai Hater. Bahkan sampai sekarang, sudah almarhum pun tetap menjadi Hater, istrinya juga dipanggil Bu Hater, lha wong namanya memang M. Hater, cuma nggak ada tambahan huruf S-nya … he he he.

Last but not least, Ajining sarira ana ing busana, ajining diri ana ing kedhaling lathi. Hormatilah dan hargailah orang lain agar Anda juga dihormati.  Haters gonna be hate ....