Tuesday 2 January 2018

NEW YEAR


New Year Eve tulisan-tulisan seperti itu selama bulan Desember selalu bermunculan disetiap sudut, entah itu di dunia nyata ataupun didunia maya. Antusias masyarakat dalam menanti detik-detik pergantian tahun bak menanti malaikat yang turun dari langit. Perayaan pergantian tahun baru masehi, yang biasanya dijadikan rujukan hampir seluruh masyarakat dunia, kecuali beberapa negara tertentu yang tetap memakai sistem penanggalan menurut mereka masing-masing. Biasanya masyarakat jauh-jauh hari sudah membuat rencana perayaan pergantian tahun tersebut, mulai dari Mall, hotel, resto, tempat rekreasi dan berbagai tempat hiburan. Semuanya berlomba-lomba menyemarakkan malam tahun baru dengan membuat acara yang dapat menghipnotis pengunjung agar mendatangi tempat mereka.

Di Indonesia, khususnya kota-kota besar, malam tahun baru banyak dirayakan dengan pesta kembang api dan juga atraksi yang meriah selama semalam suntuk. Hampir seluruh mall dan pusat perbelanjaan mengartikan malam tahun baru sebagai malam gila-gilaan untuk meraup omzet. Malam tutup tahun dengan menggelar diskon besar-besaran, cuci gudang, ngabisin stok. Tapi kok nggak ada yang ngasih diskon sampai 95% yaa, padahal saya punya member card lho. Prinsip ekonominya keluar ... LoL. 

Sebenarnya apa sih makna dari malam tahun baru itu ? Menurut apa yang saya baca dari Wikipedia, malam tahun baru adalah kebiasaan dalam kebudayaan barat untuk merayakannya dengan pesta-pesta atau acara berkumpul bersama kerabat, teman atau keluarga menanti saat pergantian tahun. Kalau menurut masyarakat kita sendiri, ada beragam opini yang beredar di lingkungan sekitar saya. Pada umumnya sih bukan karena menghayati pergantian tahunnya tapi hanya ingin melihat keramaian, atraksi hiburan dan tentunya, kulineran. Sama seperti tante, sepupu dan keponakan-keponakan saya, malam tahun baru, sama malam-malam biasa ngga beda jauh. Cuma malam di tahun baru itu banyak kembang api dan petasan aja, jadi lebih rame. Paling-paling cuma nongkrong di depan penjual makanan. Yang suka belanja belanji juga seneng soalnya banyak diskon. Kalau soal menghayati makna tahun baru, pada saat tahun baru Hijriyah mungkin lebih syahdu karena di Solo perayaan tahun baru Islam ini juga dirayakan. Menjadi ritual wajib dan tradisi karena bertepatan juga dengan datangnya tahun jawa 1 Suro. 

Menurut pendapat saya pribadi, meski malam tahun baru sama seperti malam biasanya, namun setidaknya ada sedikit perbedaan. Meskipun secara logika kita tidak perlu menunggu sampai di akhir tahun untuk menelaah hasil kerja, introspeksi diri atau menunggu sampai awal tahun atau awal tanggal untuk melakukan sesuatu. Ada harapan dan keinginan agar hari esok lebih baik dari hari sebelumnya. Saya sendiri jarang atau malah tidak pernah larut dalam hingar bingar pesta, apalagi tahun baruan. Datang ke kondangan kalau lagi mood atau disuruh mewakili keluarga. Kata sepupu saya, manusia yang lempeng-lempeng aja. Kalau ada yang ngatain saya manusia yang nggak pernah having fun alias ndeso, ya silahkan aja, emang gue pikirin ... he he he.

Kalau dilihat dari segi positifnya nih, perayaan tahunan seperti itu lebih berdampak pada segi ekonomi atau menaikkan omzet perdagangan, mulai dari penjual makanan, minuman, hotel, resto, jasa angkutan umum konvensional maupun online, departemen store, penjual petasan, kembang api, mainan dan lain-lain. Dari sisi negatifnya, wah jangan tanya dah, masyarakat moderat pasti sudah pada tahu. Kemacetan dimana-mana, mulai dari pusat kota hingga kawasan terpencil di pegunungan, sampah-sampah ada dimana-mana, rawan terjadi kecelakaan dan yang pasti, pemborosan untuk membeli petasan dan mengadakan pesta yang nggak penting. Yang lebih miris lagi bagi para remajanya, ada yang merayakan tahun baru dengan pesta miras, narkoba dan seks bebas. Oh, seperti itu, makna pergantian tahun yang sebenarnya ? Tepok jidat dan gédég- gédég...

Tapi itu semua tergantung dari keyakinan dan persepsi pribadi masing-masing ya, ada yang setuju ataupun yang tidak setuju dengan makna malam tahun baru tersebut. Pilihan ada ditangan anda, monggo kerso panjenengan. Sebenarnya saya masih kepingin mengulas lebih dalam lagi tentang tahun baru, celoteh keponakan-keponakan saya yang ikut jadi penggembira. Mungkin pada kecewa soalnya ada imbauan dari walikota yang melarang menyulut petasan. Karena belum sempat bertemu, cukup sekian dulu ulasannya. 

Semoga ALLAH, SWT melindungi, memberi kemudahan dan memberkahi kita semua. Menjadi manusia yang lebih baik lagi untuk kedepannya ... Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.