Wednesday 16 October 2013

OLD MAID OR BACHELORETTE ?



Dalam kehidupan sehari-hari ada saja orang yang menganggap jelek gadis yang belum menikah alias single. Dibilang pemilih-lah, nggak laku-laku, judes dan sebagainya ..... dan sebagainya. Padahal perkiraan dan sangkaan mereka itu tidak benar. Image lajang sepertinya sudah menjadi public enemy. Bahkan di negara yang super maju seperti Amerika dan negara-negara di benua Eropa. Apalagi di Timur Tengah dimana kaum wanita pada umumnya menikah atau dinikahkan di usia dibawah 20 tahun ( bahkan ada juga yang baru berusia 9 tahun ). Tentunya, gadis yang berusia di atas itu sudah dianggap Old Maid. Banyak sekali ejekan, kritikan, penilaian, dan penghakiman untuk para bachelorette ( termasuk saya ... hiks )

Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. Tapi itu bukan legitimasi untuk menyinggung dan menyerang sisi-sisi privat orang lain yang sudah jelas tidak ada hubungannya dengan mereka. Bahkan kadang mereka sendiri juga tidak sadar kalau ada sanak famili, bahkan anak mereka sendiri ada juga yang bernasib sama, menjadi old maid alias perawan tua atau untuk kaum pria, bujang lapuk ..... Ups! Sorry ! Mudah sekali bagi mereka untuk ikut-ikutan berperan dalam proses penghakiman. Benar atau salah, pantas atau tidak pantas dan baik atau tidak baik. Seenaknya saja mem-bully orang, tanpa terlebih dahulu bercermin.  

What's wrong with you, Dear ? Orang-orang yang dekat dengan saya selalu bertanya dan bertanya. Karena mereka tahu benar bagaimana keseharian saya. I'm fine and nothing wrong adalah jawaban klasik saya. Padahal sih, dalam hati saya menangis, sakit tak terkira ( why did it happen to me ? .... hiks ). Justru orang yang tidak mengenal saya yang sering kasak-kusuk dibelakang, suka berprasangka dan membuat cerita dengan versi mereka sendiri. Semakin menambah penderitaan batin aja .... 

Saya perempuan yang amat sangat normal, memangnya saya senang jadi single ? Saya tidak punya kewajiban untuk menjelaskan ataupun berkoar-koar pada dunia dengan siapa saja saya berinteraksi . Dan tentang apa yang sudah saya alami, orang lain tidak perlu tahu. Kenapa juga sih orang lain sibuk ngurusin urusan pribadi saya, padahal orangtua saya sendiri menyerahkan semuanya pada saya. Meskipun mereka berpikiran konservatif, tapi mereka membebaskan saya dan adik saya untuk memilih. Walaupun saya tahu kalau mereka juga berharap agar saya cepat married .  And I always hope it will happen soon ...

Tapi, namanya juga hidup di dunia, ada yang baik dan ada yang buruk. Ada yang sering kasak - kusuk dibelakang, ada juga yang bersimpati. Saking perhatiannya sampai-sampai mereka melakukan hal-hal yang menurut saya tidak logis. Saya sering banget mendapatkan " pisang raja " yang nangkring di depan pintu masuk di resepsi perkawinan untuk dimakan. Bukan itu saja, mereka juga mengambil hiasan  yang dipakai pengantin perempuan di rambutnya ( tidak boleh ketahuan ) dan  memberikan bunga " hasil nyolong " itu untuk saya simpan. Kata mereka, biar cepat ketularan. It doesn't make any sense ....... Ada-ada saja. 

Kalau dipikir-pikir, sebenarnya bukan cuma saya aja yang masih single, tapi ada juga teman dan famili saya yang juga masih single. Usia mereka juga lebih tua dari saya. Entah mengapa, justru saya yang lebih sering " diserang " daripada mereka. Mungkin karena kebanyakan dari mereka tidak jujur dengan keadaan dirinya alias " sok  merasa super " dan tidak membutuhkan orang lain. Diserang disini dalam arti kata yang positif, bukan diserang betulan. Teman dan orang-orang yang di sekitar saya tahu kalau saya bukan tipe orang yang suka pilih-pilih teman, bukan manusia yang menutup diri dari lingkungan dan tidak mudah emosi kalau di ledek. Tapi mungkin, sifat saya yang terlalu nyantai alias slow motion ( kalau jodoh tak akan lari kemana ) itulah yang bikin mereka geregetan. Mesti gimana lagi, masak saya harus templok sana - sini kayak ninja Hatori ....

Menikah adalah hal normal yang dibutuhkan manusia.  Siapapun orangnya pasti tidak ingin hidup sendirian ( jujur atau tidak ).  Menikah bukan hanya sekedar komitmen dihadapan Tuhan, wali dan saksi, tapi juga melibatkan rasa tanggung jawab dan niat dari seorang laki-laki dan perempuan untuk mempertahankannya. Tidak semudah membalikkan telapak tangan atau mengucapkan mantra, Sim Salabim ... Abrakadabra ! Dan itu bukan berarti saya takut komitmen atau tidak mau berusaha. Bukan seperti itu ....

Jujur, saya bukan perempuan yang suka berkompetisi soal cinta. Saya mudah bergaul dan berteman dengan siapa saja, tapi saya bukan orang yang gampang jatuh cinta. Ada perbedaan antara  " tidak gampang jatuh cinta " dengan  " sulit jatuh cinta ". Tidak gampang identik dengan kehati-hatian, dan sulit lebih bermakna " tidak mau dan tidak ingin ". Buat saya, perasaan bukanlah komputer atau gadget yang bisa di undo, delete atau cancel. Tapi ada makna yang lebih dalam dan lebih luas dari semua itu. Nasehat yang sering saya dengar, " Menikahlah dengan pria yang jatuh cinta padamu, karena kalau dia benar-benar mencintaimu, dia tidak akan berbuat dzalim". Saya juga tahu, mana laki-laki yang serius dan mana yang hanya sekedar main-main saja. 

Saya lebih suka hubungan yang monogami, one on one relationship. Berganti-ganti pacar buat saya bukan suatu prestasi yang membanggakan dan saya juga bukan tipe orang yang suka memaksa. Karena saya tahu, kalau kaum pria itu punya hak untuk memilih dan kaum wanita akan selalu menjadi pihak yang menunggu ........ dan ditinggalkan, kalau dirasa tidak ada kecocokan. Terdengar ironis, tapi kalau memang sudah tidak suka, kenapa tidak bilang saja terus terang. Jadi keduanya bisa terus " melanjutkan hidup " dan tidak berharap. Jaman sekarang, menemukan pria yang jujur dan apa adanya itu lebih susah.  Itulah kenyataannya. Heran aja kalau liat ada cewek yang maksa-maksa cowoknya .... marry me .... marry me , apalagi kalau sampai gelap mata dan melakukannya dengan berbagai macam cara. Menurut saya, tidak ada gunanya memaksa ( kalau lelaki main paksa sih itu sudah biasa .... LOL ), karena menikah itu suatu kesadaran. Dan pernikahan juga bukan sebuah perlombaan, Veni, Vidi, Vici. Tidak ada kata cepat atau terlambat untuk menikah. Kalau ditanya soal kesiapan, saya siap lahir batin dan tidak akan ragu untuk mengatakan, I will always love you and beside you, till death do us apart. 

Dan yang selalu saya yakini, semua itu datang dari Tuhan. Apapun yang terjadi adalah kehendak-Nya. Kalau ada orang yang bisa merubah takdir, pasti saya akan mencarinya. Sekali lagi, seandainya ..... ( perasaan itu datang kalau saya lagi ngenes ... mellow ). Tapi hidup bukan cuma berandai-andai. Sekedar mengingatkan diri saya sendiri agar saya berjalan dengan kesadaran penuh. Yang sehat bisa sakit dan yang sakit bisa sehat. Dan semua yang merasakan sakit itu berhak berharap atas kesembuhan. Asam di gunung, garam di laut, pada akhirnya bertemu juga di belanga. Be a single .... old maid ..... or bachelorette .....  tidak pernah berniat atau terlintas sedikitpun dalam pikiran saya, bahkan membayangkan pun tidak pernah. Dan saya juga tidak ingin hidup dengan status seperti itu.

Kalau ada yang bertanya, kapan dan siapa ? Saya hanya bisa menjawab, tidak tahu. Karena saya bukan tukang ramal dan memang benar-benar tidak tahu. Hanya Tuhan yang tahu dengan siapa nantinya saya bersanding dan dimana saya akan menghembuskan napas terakhir ? Dan saya yakin, setiap orang tidak ada yang mau " tersandung ", walapun hanya sekali. Apapun yang terjadi, semua itu pasti ada hikmahnya. Wallahu a' lam bish shawab .... 

Sunday 13 October 2013

WOMEN & POLITICS


Saat ini perjuangan wanita dalam memperjuangkan kesetaraan gender sudah menunjukkan hasil. Peran wanita sudah menjadi besar dalam mewarnai perkembangan jaman. Ada sisi positif dan ada pula sisi negatif yang ditimbulkannya. Dan semakin banyak juga wanita yang merambah dunia politik. Yang menjadi pertanyaan, apakah kualitas politisi wanita sudah setara, sekedar pelengkap saja di lembaga negara ( untuk pemenuhan kuota perempuan ) atau hanya menjadi bunga-bunga parlemen ?

Dalam sejarah politik dunia, skandal wanita dan kekuasaan banyak terjadi. Sebut saja skandal cinta Cleopatra dengan penguasa Romawi, Julius Cesar dan sang panglima perang, Markus Antonius. Bill Clinton dan Monica Lewinsky. Dan yang heboh di negeri kita sendiri, Ahmad Fathanah dan sederet perempuan cantiknya dalam kasus impor daging sapi. Semua yang haram menjadi halal asalkan bisa berkuasa dan tetap berkuasa. Dan selalu saja perempuan yang dijadikan tameng. Para elit politik seolah telah kehilangan etika dan adab dalam berpolitik. Padahal makna sejati politik itu adalah suatu cara untuk memperoleh tatanan yang lebih baik. 

Kekeliruan akan persepsi politik-lah yang saat ini terjadi.  Money politik, gratifikasi sex dan bentuk perilaku politik yang amoral yang tentu saja tidak pantas dipertontonkan di ruang publik. Sehingga politik yang bertujuan luhur itu dimaknai oleh masyarakat sebagai hal yang kotor, kejam dan tamak. Lihat saja kaum wanita yang sekarang duduk di parlemen, pernahkan anda melihat sedikit prestasi mereka untuk negara kita ? Hampir tiap hari kita menyaksikan tingkah elit politik yang tidak bermoral, baik lokal maupun nasional. Sebut saja Angelina Sondakh atau Ratu Atut, mereka dulu dipuja-puja dan dianggap wanita luar biasa. Dimana mereka sekarang ? Prestasi apa yang mereka persembahkan pada negara selain korupsi ? Dimana juga suara artis-artis wanita yang berada di dalam gedung Parlemen. Janji saat kampanye cuma isapan jempol belaka. Sepertinya rakyat yang dulu memilih mereka juga ikut terhipnotis, padahal sudah jelas kalau mereka sendiri yang tertindas. Mungkin cuma Ayu Ting Ting aja yang berani bersuara lantang, dimana ....... dimana ....... kemana ..... Lol. 

Perempuan juga berhak untuk berpolitik. Kata-kata itu selalu didengung-dengungkan pada saat kampanye. Untuk memenuhi kuota perempuan di kursi legislatif ( meskipun hanya 30 % tapi belum terpenuhi ). Sulitnya perempuan untuk terpilih menjadi anggota legislatif karena minimnya calon legislatif berkualitas yang dimiliki oleh partai. Dan mayoritas anggota parlemen wanita saat ini berasal dari kalangan public figure alias artis. Dan mereka bisa duduk disana karena dipinang oleh partai, bukan melalui proses penggemblengan sejak lama. Sudah pasti mereka tidak tahu menahu soal politik. Nggak heran kalau mereka hanya bisa duduk manis dan lenggak lenggok. Kalau begini, siapa yang keterlaluan ? yang milih atau yang dipilih ?  

Tidak ada yang salah kalau perempuan ingin berkiprah di bidang politik. Saya sendiri pernah berpartisipasi di salah satu partai politik, tapi sudah delapan tahun back off , say goodbye to politics ( Bapak saya bilang, alhamdulillah ..... LOL ). Meskipun nggak seratus persen karena kadang saya masih melihat acara TV, Indonesia Lawyer Club. Terkadang juga ikut kegiatan sosial meskipun dalam posisi netral. Dan orang yang paling berperan mengisi otak saya dengan ilmu politik adalah nenek saya. Disadari atau tidak proses penggemblengan politik dari keluarga berpengaruh sangat besar. Saya juga diperkenalkan dengan organisasi wanita Islam yang didirikannya bersama ibu Sudalmiyah Rais ( ibunda DR. Amien Rais ). Yang saya tahu, ibu-ibu yang duduk di parlemen pada saat itu ( jaman Orde Baru ) mereka semua jujur, berprestasi dan tidak mementingkan kepentingan partainya sendiri, padahal mereka itu militan partai. Dan kehidupan pribadi mereka juga baik-baik saja, tidak pernah melalaikan keluarganya. Sangat berlawanan dengan ibu-ibu yang mendapatkan kursi empuk saat ini .... miris banget deh

Ada banyak hal yang saya pelajari dari dunia politik. Dan untuk terjun ke sana, perempuan setidaknya punya tiga modal, pengetahuan, kejujuran dan keberanian. Tiga modal itu dalam arti yang positif. Bukan pengetahuan untuk menipu rakyat, keberanian untuk korupsi dan jujur mempertontonkan tingkah amoral mereka. 

Dan hal-hal yang terkait dengan wanita, baik itu feminisme, kesetaraan gender atau apapun namanya, ada baiknya digunakan dengan hati-hati. Jangan sampai semangat feminisme itu berbalik menyerang diri sendiri. Tidak serta merta digunakan dalam setiap kesempatan. Agar tidak lupa kodrat sebagai seorang wanita. Karena bagaimanapun juga, perempuan itu satu langkah dibelakang laki-laki. Dan tidak ada yang namanya imam perempuan. 


Tuesday 8 October 2013

My Short Story




" Apa benar kabar yang kudengar kemarin ?"
" Kabar apa ?" Wulan balik bertanya.
" Itu, laki-laki yang sering datang kerumahmu."
Wulan tersenyum." Seno maksudmu ?"
" Jadi laki-laki itu Seno." 
" Iya. Anaknya Bu Wiryo, pemilik batik Cempaka Ayu." Wulan menambahkan.
" Seno yang suka main di comberan sewaktu kita masih di SD dulu ?"
Wulan tertawa terbahak-bahak." Ternyata ingatanmu masih tajam juga, Nin."
" Aku pikir, dia teman kuliahmu."
" Hmm ..... Dia sering menanyakanmu, serius."
Aninda mendengus kesal." Nggak, ah.Kalau Sari mau, berikan saja padanya."
 " Apa hubungannya sama Sari ?"
" Dia kan sedang nyari suami."
Mata wulan yang tidak begitu besar itu terlihat menghardiknya." Dan kamu sendiri, apa yang kamu cari ? Berpikirlah realistis ! Di abad millenium ini tidak ada kodok yang berubah menjadi pangeran."
" Ma'af  ?"
" Kau hanya punya satu kesempatan untuk menjadi pengantin. Lagipula, yang Seno cari itu, gadis priyayi sepertimu."
" Tidak ada relevansi antara priyayi dengan cinta."
" Memangnya kamu sudah punya calon ?"
" Calon anggota legislatif."
" Nggak lucu."
" Ora lucu yo wis. Kalau ketemu Seno lagi, bilang saja, Sari padamu."
" Emoh !"



Sunday 6 October 2013

Hyperthyroidism

THYROID

Sistem dalam tubuh manusia sangat kompleks dan melibatkan banyak hal yang menjadi bagian dari proses serta mekanisme kerja tubuh. Salah satunya adalah tiroid. 

Kelenjar tiroid terletak di leher dan bentuknya seperti kupu-kupu. Ia menghasilkan hormon yang dilepaskan kedalam aliran darah untuk mengontrol pertumbuhan tubuh dan metabolisme, T4 ( Tiroksin ) dan T3 ( Triidiotironin ). Hipertiroid atau overactive thyroid ( tiroid yang terlalu aktif ) artinya tiroid yang terlalu banyak menghasilkan hormon.

Beberapa hari yang lalu saya mengantar Ibu saya berkunjung ke rumah Profesor, dokter keluarga saya, untuk check up bulanan. Saat mau berpamitan, Profesor mengatakan sesuatu pada saya , "  Ayo, tunjukkan karya terbaikmu ! ". Itulah sebabnya, mengapa kali ini saya share sekaligus curhat tentang hipertiroid. Karena saya bukan ahli medis, saya akan share sesuai dengan kapasitas dan pengalaman saya sebagai seorang pasien. Kata beliau, tidak ada tulisan yang lebih baik selain dari si penderita sendiri. Dan ini sekaligus menjadi pembuktian buat saya, karena bisa menceritakan sendiri penyakit saya, itu artinya saya sudah benar-benar sembuh.

Delapan tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2005, saya didiagnosa menderita Hipertiroid. Agak mengherankan karena saya dan keluarga saya adalah penganut pola hidup sehat. Penyakit yang satu itu juga terdengar asing di telinga dan sekaligus tidak diketahui penyebabnya. Bahkan pada saat saya bilang pada teman-teman saya, mereka malah meledek, hiperseks kali ..... Hadeehh !! Tapi setelah mereka melihat saya tidak berdaya saat masuk rumah sakit, mereka semua bungkam dan mungkin juga menyesal karena sudah mengolok-olok.  

Sebelumnya saya tidak pernah menderita sakit. Hanya sakit flu ringan dan itupun juga jarang sekali. Bahkan Dokter saya pun selalu bilang kalau saya nggak boleh sakit. Tapi seperti yang dikatakan oleh beliau juga, hipertiroid adalah penyakit yang tidak bisa dihindari. Tidak seperti kolesterol, asam urat, hipertensi, ataupun jantung. Penyakit tersebut bisa timbul akibat gaya hidup yang tidak sehat. Ada beberapa faktor yang bisa memicu hipertiroid. 

1. GRAVE DISEASE. 

Kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan sistem kekebalan tubuh dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid sehingga menstimulasi tiroid untuk memproduksi hormon tiroid terus menerus. Grave's Disease lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, terutama pada usia 20-40 tahun. Tapi dalam kasus tertentu ada juga yang terkena pada usia diatas 50 tahun. 
Secara estetika, orang yang terkena Grave's Disease, kegantengan dan kecantikannya tidak terpengaruh .... Lucky me ! Tapi beberapa orang ditemukan gangguan dimata , mata jadi melotot ..... naudzubillah min dzalik .... Sekali lagi saya beruntung karena mata saya sipit.

2. NODULAR THYROID DISEAS
Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan membesarnya kelenjar tiroid. Seperti yang saya lihat dari sesama penderita, leher ada benjolan yang terus membesar. Penyebabnya karena adanya mutasi genetik.

3. KETIDAK SEIMBANGAN HORMON
4. PEMASUKAN YODIUM YANG BERLEBIHAN

Dan gejala-gejala yang saya rasakan pada waktu itu :
1. Intoleransi panas.
Tidak pernah kedinginan. Karena basal metabolic rate meningkat, otomatis panas tubuh juga meningkat. Kalau di negara tropis seperti Indonesia, tidak bakal terlihat, karena disini memang panas. Tapi kalau di negara empat musim, penderita Hipertiroid nggak bakal kedinginan di tengah musim dingin, sementara yang lainnya memakai pakaian yang berlapis-lapis.
2. Keringat yang berlebihan.
Biar di dalam ruangan ber-AC dengan suhu terendah pun, tetap saja merasa gerah, kepanasan melulu. Apalagi pekerjaan saya selalu melibatkan panas dan api, mandi keringat tiap hari.
3. Napas tersengal sengal atau ngos-ngosan. 
Untuk berjalan lambat saja napas rasanya mau putus, apalagi untuk beraktifitas berat.
4. Denyut jantung meningkat. 
Karena napas sering tersengal-sengal dan denyut jantung meningkat, saya juga sempat periksa ke Kardiologis dan mengira terkena penyakit jantung. Tapi dokternya malah bilang kalau deg-degan itu perasaan saya sendiri ( diliatin cowok cakep jadi deg-degan .... LOL ) dan mungkin juga akibat over training, berolahraga dengan menggunakan beban. Diagnosa yang kurang memuaskan karena beban yang saya pakai cuma dumble dengan berat 1 kilo, keponakan saya yang berumur dua tahun juga bisa ngangkat beban segitu. Dan saya ikutin juga anjurannya, berolahraga ringan, seperti jalan kaki selama 15 menit, seminggu maksimal 5 kali ( Meskipun sama saja, masih tetap ngos-ngosan ). Obat dan vitamin yang diberikan lumayan juga, seperti mendapat tambahan amunisi. 
5. Temperamental.
Gejala spesifik yang mungkin membingungkan lingkungan di sekitar saya karena sebelumnya saya terkenal dengan sebutan Miss Cucumber. Apapun situasinya, saya tidak pernah terusik sedkitpun. Saya berubah menjadi manusia yang moody, sering gugup, nggak nyantai, gampang tersinggung dan paranoid.
6. Insomnia alias susah tidur
7. Frekuensi buang air besar meningkat.
8. Susah konsentrasi.
Makanya saya jadi malas menulis dan berkreasi dengan menu makanan ( karena usaha saya bergerak di bidang kuliner ). Otak rasanya seperti jalan ditempat, stagnant. Hidup segan mati tak hendak.
9. Sering flu
10. Siklus menstruasi tidak tetap atau haid terganggu.
11. Tangan sering gemetar atau Tremor
12. Kulit semakin hitam, padahal tidak pernah berjemur.
13. Rambut rontok
14. Ada perubahan intonasi suara
Dulu saya saat masih sekolah, saya penyanyi folk song bersuara Messo Sopran. Setelah itu, suara apa juga nggak jelas. Perasaan sih, jadi kayak kaleng rombeng .... lol 
15. Tekanan darah tiba-tiba tinggi
Bayangkan saja, tekanan darah saya yang biasanya cuma 100/60 menjadi 190/90, gimana nggak temperamental ....
16. Berat badan turun drastis.
Bagi orang yang over weight, mungkin ini yang paling ditunggu, berat badan turun tanpa usaha keras. Dalam waktu 3 minggu saya kehilangan berat badan sampai 15 kg dan seminggu kemudian, turun lagi sebanyak 7 kg. Sebelumnya, pola makan saya normal, tapi pada saat itu saya jadi sering makan, mungkin lebih dari 10.000 kalori per hari dan juga ngemil tiap menit. Sampai Tante saya bilang, mata melek, mulutnya juga melek . Tapi tetap saja berat badan turun tanpa dikomando.
17. Pandangan mata tidak nyaman.

Bisa dibayangkan, bagaimana rasanya, dari sehat terus mendapatkan rasa sakit yang datang bertubi-tubi. Setelah kesana kemari seperti ninja, karena bingung juga dengan apa yang saya rasakan, dan Dokter juga sudah mulai curiga, pada akhirnya saya menjalani test Hematologi rutin dan pemeriksaan tiroid ( T3 dan T4 ). Hasilnya sungguh fantastis sekali. Untuk hasil test hematologi rutin semuanya error, diatas batas normal dan hasil test T3 dan T4, saya dinyatakan positif Hipertiroid.

Meskipun bukan tipe gadis manja perasaan bingung dan sedih itu sudah pasti ada. Apalagi saat Profesor menjelaskan berbagai kemungkinan, termasuk yang terburuk. Tapi saya tetap berusaha ceria, meskipun dalam hati remuk redam. Nyali sempat menciut juga saat melihat wajah Dokter yang terlihat sangat serius karena saya kenal betul dengan beliau. Saya hanya menjaga perasaan Bapak dan Ibu saya, pada tahun 2002 kami kehilangan salah satu keluarga, yaitu adik saya. Dan dari ke empat anak mereka, tinggal saya dan adik bungsu saya yang mereka miliki. Saya tidak mau menambah beban pikiran mereka. Apapun yang terjadi, saya harus tetap kuat dan tegar ....Fight !

Saya mendapatkan terapi obat antitiroid PTU ( Propylthiouracil ) yang dapat menghambat laju hormon tiroid dan Propanolol ( beta blocker ). Dokter tidak memakai metode RAI ( Radio Active Iodine )  karena ada dampaknya ( kayaknya sih agak fatal , saya lupa kelanjutannya .... lol ) dan beliau juga tidak menganjurkan Thyroidectomi atau pembedahan karena sangat beresiko ( banyak Dokter yang mencari jalan pintas dalam hal ini ), komplikasi tindakan ini bisa mengganggu jaringan di sekitarnya termasuk saraf-saraf pita suara, dan empat kelenjar kecil yang mengatur jumlah kalsium dalam tubuh. Jadi bila dilakukan, seumur hidup saya akan tergantung obat pengganti kalsium ( nggak banget deh ). Otomatis, resiko kehilangan suara dan terkena Osteophorosis sangat tinggi. Pembedahan juga mengakibatkan Hipotiroid. Dan menjadi hipotiroid juga bukan pilihan yang menyenangkan karena berat badan akan terus bertambah, mengalami kemunduran dalam berpikir alias telat mikir dan mudah terkena penyakit kronis lainnya seperti jantung koroner. Mungkin, Dokter juga nggak tega melihat saya menjadi lamban karena hipotiroid, karena beliau tahu , saya orang yang sangat aktif dan tidak bisa diam. Thyroidectomi hanya cocok untuk penderita dengan benjolan yang besar di leher dan penderita yang alergi obat.

Menjalani treatment bukan hal yang mudah bagi saya karena semua pihak harus ikut berperan untuk proses healing tersebut. Mungkin orang-orang terdekat paham, tapi tidak untuk orang yang tidak tahu kondisi saya. Dan saya juga tidak mungkin berteriak - teriak memberi penjelasan pada mereka. Dokter menyarankan agar saya meminimalisi gerak. Menghindari berinteraksi dengan orang-orang yang memicu pikiran dan emosi saya. Saya sempat tidak menuruti anjuran itu, karena juga manusia normal yang perlu berinteraksi dengan orang-orang disekitar saya.

Dan pada saat treatment itu, saya bukannya baik-baik saja. Sepuluh hari sejak minum obat, berat badan saya tidak mau naik. Itu berarti obat tidak mempan. Saya diomeli oleh Dokter saya, beliau mengira kalau saya tidak disiplin minum obat. Dosis obat akhirnya ditingkatkan dari 3 X 1 sehari menjadi 3 X 2 sehari, dan dua minggu kemudian, berat badan saya naik 0,5 kg .... lumayan. Setahun setelah minum obat yang super duper pahit itu, saya masuk ICU. Sebenarnya itu bukan kali pertama saya terkena krisis tiroid ( Thyroid Storm ). Pernah, pada saat sedang berada di Mall tiba-tiba saya merasa sesak napas, kepanasan, keringat mengucur dengan deras, kebingungan, pandangan mata kabur dan ada cahaya putih. Setelah itu saya pingsan. 

Beruntung saya ditolong oleh ibu-ibu yang berdiri di dekat saya.  Setelah sadar, saya terlihat baik-baik saja dan pulang. Yang menolong saya malah heran. Karena pergi sendirian, orang rumah tidak ada yang tahu. Mereka tahu pada saat saya check up, karena saya harus menceritakan kegiatan saya pada Dokter. Hasilnya bisa ditebak, diomeli habis-habisan .... LoL . Dan yang kedua kalinya, saya terkena krisis itu pada saat dirumah, tentu saja membuat seisi rumah panik. Apalagi saat saya dimasukkan ICU. Dan yang ketiga dan keempat, saya bisa mengatasinya sendiri karena sudah mulai berkawan dengan penyakit yang  meracuni tubuh saya.  

Setelah itu Dokter menganalisa treatment yang saya jalani. Setiap 6 jam saya harus minum Propanolol dan PTU. Diet tinggi kalori dan protein , ditambah dengan minum susu dan sudah pasti sulit dilakukan karena lidah saya hanya terasa super pahit. Beliau sempat marah karena saya begitu bandel, meskipun tetap patuh minum obat tapi masih sering berinteraksi dengan manusia- manusia yang menyebalkan. Tapi saya berjanji kalau itu yang pertama dan yang terakhir kali saya berada di ICU. Lain kali kalau dirawat di rumah sakit di ruang Perinatal aja , alias melahirkan ..... he he he. 

Dari situ akhirnya saya sadar kalau selain obat, kondisi psikis juga ikut berpengaruh dalam proses penyembuhan. Yang paling penting adalah semangat untuk sembuh. Saya kenali penyakit yang derita dan sekaligus juga saya lawan. Dokter hanya perantara, mereka juga manusia biasa seperti kita. Tapi karena mereka ahli medis, mereka lebih ahli di bidangnya. Harus ada relasi yang baik antara Dokter dan pasien. Saya mendapatkan terapi selama kurang lebih 5 tahun. Minum obat selama 4 tahun dengan dosis yang semakin berkurang dan pada tahun berikutnya, saya sudah bebas obat. Dan tiga tahun yang lalu, tiroid saya sudah normal , sampai sekarang. 

Everything's okay ! Saya sudah kembali seperti yang dulu. Meskipun berat badan saya melambung dari berat semula 58 kg,  tapi kalau untuk ukuran Biggest Loser Asia sih ( untuk lolos ke sana minimal berat badan 85 kg ) saya tidak bakal lolos seleksi karena masih jauh dibawah itu ........ LOL . The most important, I'm health, mind, body and soul. Dan saat ini saya masih berusaha untuk mengembalikan tubuh saya ke ukuran M lagi. Kalau Dokter saya tahu, pasti tidak diperbolehkan untuk menurunkan berat badan. Jadi saya mencari akal, menurunkannya tidak dengan diet, tapi dengan olahraga. 

Kalau ada saudara, suami, istri, anak, kekasih atau pun keluarga dekat Anda yang menderita hipertiroid, support mereka agar bisa cepat menyembuhkan diri. Bukan penyakit yang berbahaya, tapi juga bukan penyakit yang bisa diabaikan begitu saja. Asalkan ditangani dengan cepat dan tepat. Kalau soal ancaman bagi jiwa , bukan cuma penyakit saja yang menjadi ancaman. Semua yang ada di dunia ini adalah ancaman. Tergantung dari cara kita memahaminya. Semua dzat yang hidup pasti akan mati, itu sudah ada ketentuannya.  Jangan pernah menyerah. Kalau ada yang mengalami kejadian seperti yang saya alami, segeralah pergi ke Dokter.  Jagalah kesehatan karena sehat adalah gaya hidup. Semoga tulisan ini bermanfaat. 

Narasumber : 
* PROF. DR. dr. ZAINAL ARIFIN ADNAN, SpPD-KR.
* PROF. DR. dr. OS. HARTANTO, Sp.S ( K ).