Thursday 20 February 2014

KEJUJURAN

Placecard

Di jaman sekarang susah sekali menemukan orang yang jujur. Dan bicara tentang kejujuran adalah satu topik pembicaraan yang sangat mahal. Sulit mencari orang yang bisa dipercaya. Tak urung, orang kepercayaan pun bisa jadi musuh dalam selimut. Kebanyakan dari mereka tidak satu kata, hati dan perbuatan. 

Jujur bila diartikan secara baku adalah " mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran ". Jadi, secara baku dan harafiah jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, maka orang tersebut sudah dapat dianggap tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya. Seorang yang jujur tidak akan membolak-balikkan fakta dan bermain kata-kata apabila berhadapan dengan sesuatu perkara.

Dan ada satu hal yang barusan saya ketahui kalau ternyata kejujuran itu sifat yang bisa diturunkan ke anak cucu. Itu saya sadari saat saya tahu ada sebuah keluarga, dari orangtua sampai anak punya sifat yang sama, pendengki, senang pamer dan sering bohong. Dan seperti yang sering saya amati, orang-orang yang suka bohong itu punya kecenderungan suka menyombongkan diri, di puja-puja setinggi langit, gila pangkat, gila hormat, tidak mau kalah dengan yang lainnya, bicaranya berlebihan dan narsis abis. Apa yang dikatakannya pun tidak sesuai dengan fakta yang ada. Jadi, bukan hanya shalat aja yang berjama'ah tapi bohong juga berjama'ah .... LoL. Saya sering menghadapi orang-orang dengan perilaku menyedihkan seperti itu .... amit-amit jabang bayi.

Sejak kecil, keluarga saya selalu mengkondisikan agar jangan pernah berbohong pada setiap orang. Mulai dari nenek sampai orangtua saya sendiri, mereka tidak pernah bosan untuk mengingatkan kami semua. Meskipun, jujur nih, kadang saya ada bohong - bohong kecilnya juga, dengan maksud untuk menyelamatkan diri agar tidak diomelin. Berhubung tidak punya bakat menjadi pembohong, makanya kalau bohong, pasti cepat ketahuan ..... he he he. Akan tetapi, kalau untuk urusan yang penting dan menyangkut orang banyak, saya selalu berusaha untuk jujur, sesuai dengan realita yang ada. 



Ada banyak hal yang sering saya alami saat berurusan dengan manusia-manusia yang tidak jujur. Karena tingkah laku mereka, terkadang saya dan orang yang berada di sekitarnya terkena imbasnya. Menjadi terlibat pada satu hal yang sebenarnya bukan urusan saya. Tujuan utama saya yang tadinya ikhlas hanya ingin membantu, malah pada akhirnya berubah memojokkan dan menunjukkan kalau seolah-olah saya adalah pelaku utamanya. Ibaratnya, tidak makan buah nangka tapi malah terkena getahnya ..... ampun daaahh. 


Hal lain yang paling menyakitkan hati adalah ketika ada orang yang mengatakan sesuatu dan saat kita meng-konfrontasikannya kepada pihak yang bersangkutan, orang itu malah mengatakan hal yang sebaliknya di hadapan orang lain. Jadilah kita yang sebenarnya bicara jujur malah dianggap berbohong. Seperti kata pepatah kata Jawa, " Wong Jujur Malah Ajur ". Sungguh, orang munafik seperti itu lebih berbahaya daripada orang kafir ..... Naudzubillahi min dzalik. 

Saya juga sering mengalami kejadian menarik kalau berurusan dengan manusia-manusia yang tidak jujur dalam perilakunya. Dalam sekali pandang atau pembicaraan, biasanya langsung ketahuan kalau orang itu jujur atau tidak. Entah itu suatu kebetulan atau apa, selalu saja ada kejadian diluar logika. Dan saya juga bisa merasakannya hal itu sebelumnya. Sepupu saya suka menyebutnya six sense, tapi saya lebih suka menyebutnya intuisi yang mendadak tajam. Karena setiap orang yang berpikiran logis pasti bisa merasakan sesuatu kalau ada yang tidak beres. Berbekal pengalaman-pengalaman seperti itulah, maka saya lebih berhati-hati lagi. 


Semua orang tahu kalau satu kebohongan pasti akan memicu seribu kebohongan lainnya. Jadi nggak ada tuh yang namanya hanya sebuah kebohongan, karena pastinya akan ada kebohongan lain untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Dan yang menabur biji kebaikan pasti ia akan menuai kebaikan dan demikian pula dengan orang yang menabur biji kejelekan pasti ia akan menuai kejelekan pula. Siapa yang menabur benih, dia lah yang akan menuai. Siapa menabur angin, dia akan menuai badai. Ini sudah merupakan ketetapan Allah, SWT.

Tiada manusia yang bersih dari dosa dan kesalahan. Setiap orang pasti pernah melakukan kekhilafan. Apalagi orang seperti saya, Hiks ..... Namun sebisanya kita selalu berusaha untuk berjalan diatas prinsip kejujuran, bila ada kelalain dari kita, hendaknya segera mengoreksi dan memperbaiki diri. Semoga kita terus menjadi manusia yang jujur sampai akhir hayat. Aamiin, Yaa Rabbal ‘alamin .....

Wednesday 19 February 2014

MEMORY

Tree Heart



Biarlah aku menyimpan bayangmu
dan biarkanlah semua menjadi kenangan
Yang terlukis didalam hatiku
Meskipun perih
Namun tetap slalu ada di sini ....



Lagu yang pernah dilantunkan oleh Reza dan Masaki Ueda ini sangat familiar ditelinga saat saya masih kuliah. Kenangan atau memory, pasti setiap insan manusia punya akan hal itu. Sesuatu yang bisa membuat kita tertawa, menangis, merenung, sedih, kesal dan campur aduk. Kenangan adalah tetap sebuah kenangan. Hal yang tertinggal di dalam sistem memory otak kita. Sesuatu yang bisa membuat hidup kita lebih bermakna. 

Kadang kenangan manis maupun pahit membuat kita dapat tersenyum saat kita berpaling sejenak kebelakang. Baik, buruk, pahit manis, menyenangkan ataupun menyakitkan adalah hal-hal yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan. Seperti dua sisi mata uang. 

Ada kalanya yang kuat tersimpan dalam kenangan justru luka-luka kehidupan yang sangat dalam. Padahal, semua peristiwa tragis, peristiwa pahit, perselisihan, pertentangan, atau peristiwa yang menimbulkan luka itu, tetaplah merupakan bagian dari sejarah hidup kita yang tak terelakkan. Setiap jaman memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri-sendiri, begitu juga mereka pelaku-pelaku peristiwa di dalamnya.

Satu hal yang selalu saya syukuri karena ALLAH, SWT masih memberi saya Brain Memory yang sangat kuat. Mungkin, memory dalam otak saya ada 1000 Giga Bytes .... LoL. Meskipun seiring dengan bertambahnya umur memory itu juga semakin lamban. 

Masih ada dalam ingatan semua kenangan yang pernah saya alami. Sejak masih kecil sampai sekarang. Dengan semua tingkah laku dan perkataan-perkataan orang yang berinteraksi dengan saya. Dari satu daerah ke daerah lainnya, adat istiadatnya, bahasa daerah yang digunakan dan juga makanannya ( karena mengikuti orangtua yang harus berpindah dinas ). 

Pun juga dengan semua kejadian yang telah saya alami selama sepuluh tahun belakangan ini. Saat secara beruntun kehilangan adik, nenek, bude dan beberapa family yang sangat dekat dengan saya. Kalau saya menoleh ke belakang sejenak, kadang terheran-heran sendiri, bagaimana dulu saya bisa melalui semua itu, kehilangan suporter-suporter paling penting. Kalau itu terjadi sekarang, mungkin saya tidak sanggup menanggungnya. 

Sungguh, semanis atau seburuk apa pun peristiwa itu, sepahit apa pun luka yang ditimbulkannya, sekuat apa pun kenangan yang muncul karenanya, tetaplah ada hikmah dan pelajaran hidup yang sangat berharga di sana. Mereka sedang menanti kita di balik peristiwa itu, untuk menyapa kita agar kita terus bersikap bijak , membuat kita terus tumbuh dan maju ke depan. Apapun yang terjadi di hari kemarin, hari ini dan hari esok adalah sebuah ketentuan Ilahi. Semoga saya tidak terkena penyakit lupa .... Aamiin.

Saturday 15 February 2014

VOLCANO DISASTER



Gunung berapi merupakan salah satu bencana alam paling berbahaya di seluruh dunia. Bagaimana tidak, setiap kali ada gunung yang meletus, selalu saja memakan korban jiwa yang tidak sedikit dan kerusakan harta benda. Bukan hanya penduduk yang tinggal di sekitarnya tapi dahsyatnya ledakan dan penyebaran abu vulkanik bisa mencapai ratusan kilometer jauhnya. 

Dan hari jum'at kemarin merupakan hari yang tidak terduga. Mendapatkan kado Valentine's Day berupa abu vulkanik dari Gunung Kelud. Tidak terduga karena hujan abu yang turun lumayan tebal, sekitar 7 cm, dari tengah malam dan baru berhenti pada siang hari, keesokan harinya. Sebelumnya, sekitar pukul 22.30 malam terdengar suara ledakan seperti bom TNT. Banyak yang mengira kalau Gunung Merapi yang meletus karena Solo memang lebih dekat dengan Gunung Merapi daripada Gunung Kelud. Lebih terbiasa dengan wedhus gembel ..... LoL.

Pada awalnya saya mengira kalau hujan abu tidak akan lama dan tidak setebal itu. Seperti pada saat Gunung Merapi erupsi. Tapi lain ladang lain belalang, lain gunung, lain pula isi muntahannya. Kalau hujan abu Gunung Merapi berwarna abu-abu putih, tipis, terasa panas dan sekali diguyur air langsung musnah. Sangat berbeda dengan material hujan abu Gunung Kelud. Berwarna agak kecoklatan, kasar dan kalau disiram air terasa licin seperti lumpur. Abu yang tertiup angin membuat jarak pandang hanya 10 meter. Membikin sesak napas dan mata perih. 

Orang-orang yang tadinya mengeluh karena Tahun Baru Imlek yang identik dengan hujan sehari-hari, becek, basah, dingin, sekarang malah mengharapkan hujan deras. Jadinya kerja bakti di rumah masing-masing tanpa henti karena abu susah di bersihkan. Nggak terhitung, berapa kali saya menyapu, mengepel dan menyiram halaman. Hanya hujan yang mampu menyapu bersih abu vulkanik. 

Banyak hal yang didapat dari  bencana ini, mungkin hujan abu tidak seberapa bila dibandingkan dengan mereka yang tinggal di dekat Gunung Kelud, Gunung Merapi atau Gunung Sinabung. Harus banyak-banyak ber- muhasabah dan mengucapkan istighfar. Apa yang terjadi di dunia ini merupakan kreasi dan maha karya Sang Pencipta alam, ALLAH, SWT. Pasti ada hikmah dibalik semua itu, Wallahu'alam bish shawab. 


Saturday 1 February 2014

AKULTURASI


Dominasi warna merah dan kuning saat perayaan Tahun Baru Imlek bisa dilihat dimana-mana. Mulai dari makanan, lampion, gantungan hias, stiker hingga amplop angpao. Beberapa hari menjelang tahun baru kesibukan dalam rumah warga keturunan Tionghoa sudah terlihat. Dimulai dengan pembersihan rumah secara besar-besaran, bahkan ada yang mengecat baru pintu-pintu dan jendela. Ini dimaksud untuk membuang segala kesialan serta hawa kurang baik yang ada dalam rumah dan memberikan kesegaran dan jalan bagi hawa baik serta rejeki untuk masuk.

Hiasan dan makanan di perayaan Imlek memiliki arti sendiri. Warna merah bagi masyarakat Tionghoa dipercaya mengandung makna semangat dan keberuntungan. Imlek identik dengan Angpao, Nian Gao atau kue keranjang, jeruk Ponkam, jeruk Santang, kue KU merah, kue Moho, kue lapis, ikan bandeng, pohon Mei Hwa, dan patung kucing yang tangan kirinya selalu berayun. Makanan dan pernak-pernik seperti itu di jual di setiap sudut. Bahkan di warung-warung di dekat rumah saya. Kalau saya sih, lebih suka menunggu upeti dari tetangga .... LoL ......

Kalau perayaan Tahun Baru Masehi ramai dengan letusan kembang api dan petasan dan bunyi terompet. Di Solo, mungkin perayaan Tahun Baru Imlek dan Tahun Baru Hijriyah lebih meriah dan bermakna daripada perayaan Tahun Baru Masehi. Kalau Tahun Baru Imlek meriah dengan pernak pernik makanan, Tahun Baru Hijriah dirayakan dengan lebih tenang dan khidmat. 

Umat Islam memperingati hari raya tersebut dengan memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada saat itu, umat Islam biasanya membaca doa awal tahun, berdzikir, serta memohon ampun atas segala dosa yang diperbuat di masa lalu, juga berdoa agar diberi keselamatan dan rezeki di tahun ini. Shodaqoh atau sumbangan juga biasa diberikan kepada orang-orang yang kurang mampu dan anak-anak yatim piatu di momen Tahun Baru Islam.

Sama seperti hari-hari besar Islam lainnya, peringatan Tahun Baru Islam dimulai sejak sore hari setelah matahari terbenam. Ada ritual tahunan yang selalu ditunggu oleh masyarakat yang tinggal di sekitar Solo dan kota-kota lainnya yaitu kirab ( tradisi yang hanya ada di Solo dan Yogya) yang diadakan dua kerajaan, Mangkunegaran dan Kasunanan. Biasanya ribuan orang dari berbagai penjuru datang memadati dua kerajaan selepas Dhuhur dan semakin banyak menjelang upacara adat peringatan malam Tahun Baru Hijriyah atau malam 1 Suro. Baik yang hanya sekedar menonton jalannya prosesi kirab ataupun yang ingin ngalap berkah

Pihak kerajaan membagikan biasanya membagikan berbagai makanan seperti nasi bungkus, kue apem, jenang Suran, uang receh dan juga air bekas jamasan pusaka keraton. Banyak orang memperebutkan air bekas cucian pusaka dengan harapan mendapatkan barkah. Kalau yang terakhir ini sebaiknya tidak perlu ditiru karena penuh kemusryikan dan secara logika, air bekas cucian pusaka tentunya kotor dan jauh dari kata hygienist.

Banyak sekali warga keturunan Arab dan Tionghoa yang tinggal disini. Kebanyakan dari mereka adalah para pelaku bisnis. Masyarakat di kota tempat saya tinggal ini sangat familiar dengan budaya dan makanannya. Sebaliknya, mereka juga sudah sangat menyatu dengan kehidupan orang-orang Jawa dan bahkan, lebih suka menggunakan bahasa Jawa dalam kesehariannya daripada bahasa Indonesia. Bukti hubungan baik antara masyarakat Tionghoa, Jawa dan Arab sudah mendarah daging. 

Memang, tidak mudah menyatukan beberapa perbedaan yang sangat mencolok, tapi itu tidak berlaku di sini. Adanya tempat ibadah yang berdekatan menandakan kerukunan antar umat beragama sangat kuat. 

Jadi nggak perlu heran kalau di Solo, di setiap sudut, Anda menemukan Dim Sum, Sea Food, Kweetiau, Pak Lay, nasi bakar Sechuan, kue Moci, Bak Pao, Bebek Peking. Ingin mencicipi masakan Arab ? datang saja ke Kedung Lumbu dan Pasar Kliwon disana banyak penjual nasi Kebuli, Ruz Biryani Lahm, Khobus Tannur, Kue Kaak, Kabab, Roti Maryam, Syawarma, Sate Kambing , buah kering dan pernak-pernik khas Arab .... ditambah bonus, cuci mata .... he he he.

Percampuran budaya yang terus berkembang menjadi salah satu bukti akulturasi, peleburan terjadi dengan saling hidup berdampingan dan menjunjung nilai-nilai toleransi.