Thursday 25 December 2014

HYPERTHYROIDia ( Hyperthyroid Diary Part 2 )


Sekitar sepuluh tahun yang lalu, saya menemukan buku tentang penyakit ini secara tidak sengaja. Berada di tumpukan buku-buku peninggalan almarhum mbah Kakung saya. Karena nggak begitu ngeh, buku ini saya taruh begitu saja. Meskipun sudah mangkak alias usang dan masih memakai ejaan lama, tapi kertasnya masih bagus. Sempat dipinjam teman saya berbulan-bulan untuk menyelesaikan tugas akhirnya di dunia medis.

Buku itu saya minta kembali saat hipertiroid saya kumat. Namanya juga manusia, baru ngeh kalau udah ketatalan alias kepentok …. He he he. Sayangnya setelah dikembalikan dan ngendon seminggu di rumah nenek, buku itu dimakan rayap. Sudah pasti saya diketawain teman-teman saya, disukur-sukurin terus …. LoL. Kata ibu saya, buku itu milik saudara laki-laki mbah Kakung saat kuliah di NIAS ( Nederlandsch Indische Artsen School ),Surabaya.Buku karangan seorang Profesor yang berasal dari Sumatra Utara, cetakan tahun 1930.

Dalam buku itu dijelaskan berbagai macam penyakit, tanda-tandanya, sekaligus dengan terapi dan penanggulangannya. Untung saja ulasan tentang Hipertiroid ini berada di paruh buku bagian belakang dan tidak ikut termakan rayap, jadi masih bisa dibaca. Dalam buku itu disebutkan, penyakit Basedow atau Morbus Basedowi, alias Hipertiroid. Mungkin ini nama bekennya di jaman dulu, ya.

Yang saya perhatikan di paragraf kedua,” Djangan sekali-kali mentjoba mengobati orang sakit Morboes Basedowi, serahkan pengobatan orang-orang ini kepada Dokter. Biarpoen pengobatannja amat moedah sekali kelihatannya ”.

Nah, lo. Padahal iklan pengobatan herbal untuk hipertiroid banyak banget tuh. Bukan hanya itu saja, satu obat bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Dan nggak sedikit, penderita Hipertiroid yang tergiur. Saya juga sering ditawari obat ini-itu yang katanya manjur, tapi nggak lah, soalnya mahal sih …. He he he. Lebih mahal daripada obat yang diberikan Dokter.

Namanya juga pedagang, setiap iklan kecap selalu bilang kecapnya nomor 1. Begitu pula iklan obat, apalagi herbal. Kalau anda bertanya ke saya, pasti saya bilang jangan percaya. Seandainya belum mantap dengan satu Dokter, sebagai pasien anda memiliki hak untuk second opinion ke Dokter yang lain.

Lebih baik melakukan pemeriksaan atau pengobatan yang sudah terbukti secara medis. Menjadi seorang Dokter itu susah lho, perlu waktu, tenaga, pikiran dan biaya yang tidak sedikit. Dan tidak bisa asal-asalan menganalisa penyakit. Sebagian besar herbal kandungannya belum terbukti secara klinis. Kata Profesor, sekarang banyak orang yang menjadi Terkun … dokter dukun … he he he. Tapi kalau Anda percaya dan mantap ingin menggunakan obat herbal, ya monggo kerso panjenengan.

Saya sering banget tanya sana-sini ke ahlinya, googling dan juga sharing dengan sesama penderita hipertiroid. Dan jawabannya rata-rata sama, penyakit yang satu ini gampang-gampang susah, nyebelin dan bikin capek. Saya juga tidak pernah mengira kalau akan kumat lagi, setelah kurang lebih hampir lima tahun. Menjalani terapi selama bertahun-tahun itu secara fisik dan mental cukup melelahkan, mungkin bukan cuma saya tapi juga penderita Hipertiroid lainnya. Tidak sedikit yang mencari jalan pintas karena sudah hilang kesabaran. Pernah sih, ngikutin anjuran orang untuk minum air kelapa setiap pagi, alasannya bisa menghilangkan racun di dalam tubuh. Alih-alih racunnya hilang, yang ada malah badan seperti udang mabuk. Minum ramuan daun sirsak malah sering BAB dan denyut jantung meningkat. Mungkin ada juga yang cocok dengan ramuan-ramuan seperti itu, setiap orang kan punya daya tahan tubuh yang tidak sama. Jadi kalau yang satu cocok, belum tentu cocok juga untuk yang lainnya.

Selama ini tindakan medis yang paling sering dilakukan untuk mengobati penyakit yang timbul akibat kelainan kelenjar tiroid adalah pembedahan, pemberian sinar radioaktif pada kelenjar tiroid, dan terapi sulih hormon. Namun semua tindakan medis itu tidak bisa selesai seketika. Suatu saat penyakit itu bisa timbul lagi, sehingga pengobatan harus dilakukan secara berkala. Terkadang orang yang sudah berobat banyak bertanya-tanya kenapa disuruh bolak-balik ke dokter?  Karena Hipertiroid adalah penyakit yang disebabkan kelainan dalam tubuh.

Banyak resiko yang dihadapi saat menjalani pengobatan. Yang penting, jangan sampai terburu-buru menentukan tindakan karena setiap Dokter berbeda-beda cara menanganinya. Kalau yang suka jalan pintas, pasti menyarankan pembedahan. Yang suka melakukan teknik ablasi, pasti menyarankan pasien dengan terapi yodium radioaktif. Padahal kedua terapi itu resikonya sangat tinggi, bukan pada saat menjalankan tindakannya, tapi dampak setelah melakukan terapi itu. Ada yang tergantung kalsium seumur hidupnya, kaki dan tangan tidak bisa digerakkan setelah menjalani operasi. Nggak deh, jangan sampai …… semoga saya tidak seperti itu.

Saya sendiri mendapatkan terapi yang aman, nyaman, mudah dan murah yaitu terapi fisik dan Obat Anti-Tiroid alias OAT. Namun OAT memiliki kekurangan seperti adanya risiko untuk resistensi yaitu obat sudah tidak ampuh lagi menurunkan kadar hormon tiroid, sehingga angka kekambuhan pada penderita yang menggunakan OAT ini cukup tinggi. Tapi saya termasuk memecahkan rekor juga, karena banyak penderita lain ( Dokter yang berbeda ) kambuh lagi setelah setahun atau dua tahun berhenti terapi. Selama hampir lima tahun, saya baik-baik aja, nggak pernah terkena serangan ” panik mendadak “ lagi. Ada hal-hal yang saya perhatikan selama beberapa minggu sebelum KO alias kumat, seperti rasa haus yang ekstrim, intoleransi panas, otot dan tulang ngilu dari leher sampai kaki, kuku dan rambut cepat panjang.

Memang sih, gejala-gejalanya tidak sebanyak dahulu ( terkadang juga tanpa gejala ) tapi saat kambuh terasa lebih berat dan menyiksa. Profesor yang dulu merawat saya pun sampai merujuk ke sub bagian Endokrinologi, karena beliau sub bagian Rheumatologis. Kata Dokter, penyebabnya kambuhnya hipertiroid pada umumnya adalah kelelahan yang ekstrem, satu hal yang sering diabaikan. Apalagi kalau ditambah dengan stress, lebih cepat lagi tuh. Otomatis, kalau pikiran dan fisik capek luar biasa, itu akan meningkatkan hormon thyroid, denyut jantung dan tensi. Padahal aktifitas beruntun tuh bagi saya sudah biasa, yang aneh kan kenapa dulu nggak kumat ya ? Mungkin saat ini kondisi tubuh saya lagi nge-drop alias nggak fit, makanya KO.

Jadilah, saya menerapkan lagi terapi yang pernah diberikan oleh Profesor. Bukan dengan terapi obat tapi terapi fisik. Awalnya, saya disuruh istirahat dari dunia persilatan selama sebulan he he he. Banyak makan dan banyak minum air mineral. Hampir sama seperti terapi yang dulu, cuma sekarang, saya tidak diberi vitamin Glisodin untuk menambah berat badan. Karena badan saya sekarang sudah kayak bina raga, kalau dulu bina rangka … he he he. Tapi karena saya orangnya rada-rada ngeyel dan nggak bisa diam, rasa sakitnya belum berkurang. Saya sering jalan kesana kemari, coba-coba melakukan ini – itu. Karena tukang masak, saya mencoba bikin kue, manjat pagar untuk mengambil mangga, dan yang terakhir, mengecat kamar mandi ….. LoL.

Sebelumnya, pekerjaan seperti itu enteng banget, keciiil. Olahraga pun saya memilih yang intensitasnya tinggi, meskipun saran dari Dokter agar jangan lebih dari 35 menit. Pun dengan aktifitas lainnya, pokoknya super aktif lah …. LoL. Tapi setelah hipertiroid saya kumat, untuk beraktifitas sedikit aja badan pegel linu, lemah, letih, lesu ….. ampun dah. Apalagi kalau malam, terasa banget ngilunya. Dokter ahli Endokrinologi tidak memberi saya obat selain propanolol dan zypras, itupun cuma dua minggu. Beliau tidak memberi resep PTU, karena bisa mengakibatkan hipotiroid. Kalau terasa ngilu, saya cuma disuruh anget-angetin pakai kompres hangat, tapi saya lebih mantap pakai salonpas. Protes sih, meskipun hanya dalam hati … he he he. Kita periksa untuk minta resep obat, eh malah nggak dikasih. Alih-alih, waktu istirahatnya malah diperpanjang lagi sampai awal Januari nanti …. Hadeehhh.

Setelah saya membaca buku jadul itu, saya baru ngeh, “ Orang-orang itu haroes tinggal berbaring di tempat tidoernja, diberi peratoeran makan jang banjak terdiri dari toemboeh-toemboehan. Tidak boleh banjak menerima tamoe. Biasanja dengan djalan begini dan dengan peratoeran makanan, kelihatan sekali manfaatnja”.

Benar juga lho, kelihatannya sepele banget tapi setelah menerapkan terapi itu ( seperti sepuluh tahun yang lalu ), rasa sakit mulai berkurang. Perubahannya memang tidak secara cepat, tapi perlahan. Kalau disuruh tinggal ditempat tidur terus alias bed rest, seperti yang tertulis di buku jadul itu, nggak banget lah yaa …… LoL. Dokter bilang kalau tidak semua keluhan harus diobati, selama tidak mengganggu kesehatan pasien, maka tidak perlu minum obat ( Iya sih, tidak mengganggu, cuma menyiksa … hiks ). Tapi yang terpenting adalah ada perbaikan dari sebelumnya. Dan penyakit penyerta lainnya, kalau kadar tiroid-nya normal biasanya juga ikut sembuh.

Lama kesembuhan penyakit ini tergantung keparahannya saat dimulai pengobatan awal. Kesabaran adalah kunci kesuksesan pengobatan ini. Seiring dengan berjalannya waktu, maka gejala hipertiroid akan perlahan menghilang. Karena Hipertiroid adalah penyakit autoimun, sebenarnya yang bisa melawan adalah diri kita sendiri. Saya beruntung ditangani oleh Dokter - dokter yang baik. Banyak hal yang patut saya syukuri, kalau melihat penderita Hipertiroid lainnya yang lebih tersiksa. Saya masih bisa melakukan apa saja. Dan hikmah yang saya ambil dari masa “ reses “ ini, saya punya banyak waktu untuk menulis …. He he he.

Sekian dulu ya, info dari saya, penderita Hipertiroid yang soeka ngeyel tapi teroes semangat. Semoga tulisan ini bermanfaat dan semoga ALLAH, SWT selalu melindungi kita semua …. Aamiin.



# Narasumber tidak saya cantumkan karena halaman depan buku dimakan rayap.


Monday 22 December 2014

TRUE LOVE


When I give to you and you give to me …. True love … True love. Saat seseorang bilang “ I Love You “ … pasti menjadi perasaan yang sangat istimewa. Cinta tidaklah sebatas kata-kata saja, karena cinta jauh lebih berharga daripada harta yang melimpah dan termahal di dunia manapun. So sweet ……

Saya yakin semua orang  ( termasuk saya ) pernah menonton Cinderella, Putri Salju, Beauty and The Beast, Romeo & Juliet. Di era akhir 90-an ada Meteor Garden, Winter Sonata, Tokyo Love Story, telenovela Maria Mercedes, Cinta Paulina, Por Tu Amor, film-film Bollywood, atau yang sedang booming saat ini, sinetron Korea. Paling tidak, beberapa kali dalam hidup kita pasti pernah menonton film dengan tema cinta. Tema abadi yang tidak pernah membosankan. Terutama bagi para penulis dan pencipta lagu,  ahhaayyy ….

Alur cerita semua drama-drama itu sama. Dimulai dari salah seorang ( entah itu laki-laki atau bisa juga wanita ) memiliki kekurangan dalam dirinya. Kalau Beauty and The Beast, yang jelek prianya. Cinderella nasib si perempuan malang banget. Lain lagi dengan Meteor Garden, cowoknya kaya buanget, ceweknya miskin abis. Apalagi film-film India, banyak intrik - intriknya … ampuunn daaahh. Pokoknya salah satu memiliki segala-galanya, sementara yang lainnya kekurangan segala-galanya. Setelah itu mereka bertemu dan kemudian jatuh cinta. Cerita dibikin njlimet dan berliku-liku tapi ending-nya sudah bisa ditebak ……. Live happily ever after.

Namanya juga cerita, kalau tidak di dramatisir dan membuat penonton penasaran, pasti tidak ada yang mau betah di depan layar. Yang pinter penulis skenario dan sutradara tuh, tapi memang beda sih antara sastra dan industri hiburan komersial. Tidak ada yang salah dengan cerita menye-menye seperti itu. Saat dua orang sedang dimabuk cinta alias kasmaran semuanya menjadi serba indah dan luar biasa. Kalau cinta sudah melekat, gula jawa pun berasa coklat. Tidak ada yang namanya cerita film atau sinetron saat sedang berduaan sang Pangeran ataupun sang Putri suka ngupil, kalau tidur ngiler, ngorok, kentut … gue banget nih … LoL. Kalau saya nulis novel Pangeran Ngorok atau Putri Ngiler, ntar yang ada malah dibully abis sama ABG bau kencur … he he he.

Dari semua film, sinetron atau telenovela itu tidak ada cerita kehidupan harian mereka selama 24 jam. Tidak ada film yang menceritakan panggung kehidupan dan percintaan secara lengkap dan apa-adanya. Yang bikin heran, banyak orang yang suka mengkaitkan fairy tale ini dengan true love. Pada kenyataannya, hal-hal seperti itu jauh banget dari definisi cinta sejati. Mbok ya mikir, memangnya setelah live happily ever after maka hidup ini lalu berhenti berputar, mandeg greg, ngono to ? Padahal sebenarnya, itu baru awal, bukan pada akhirnya.

Cinta datangnya pun kadang secara tidak di sengaja. Datang tak diundang, pergi tanpa pamit ( kayak jalangkung …. He he he ). Sesuatu yang tidak dapat diraba oleh tangan dan dilihat oleh mata. Hanya hati yang bisa merasakannya. Itu definisi cinta secara umum. Lalu, apa sih yang dimaksud dengan cinta sejati ? Sama nggak dengan cinta pertama dan cinta pada pandangan pertama.

Ada perbedaan persepsi antara laki-laki dan perempuan tentang cinta sejati ini. Dan saya juga yakin pasangan yang sudah menikah dengan pasangan yang sedang kasmaran mengartikan cinta sejati secara berbeda. Pun dengan bertambahnya usia dan pengalaman. Bagi seorang wanita pada umumnya, cinta sejati adalah romantisme, kebersamaan, berbagi cerita dan perlindungan. Bagi seorang pria, cinta sejati artinya berangkat kerja pagi, pulang malam, koran, kopi atau teh tiap pagi dan sore, bebas hangout, dan yang terutama adalah sex. Menurut teman-teman cewek saya yang sudah married lho, kalau teman cowok yang ditanya, biasanya jawabannya pada ngaco dan berbau politik ( politik esek-esek … he he he ).  Berbicara hal-hal seperti itu dengan kaum pria perlu ketahanan mental, soalnya kalau tidak tebal muka, sudah pasti bakalan dibully … LoL. 

Bagi saya pribadi, cinta sejati berbeda dengan first love atau love at the first sight. Cinta sejati adalah sebuah proses dan komitmen. Keputusan untuk mencintai dan menerima, sekalipun tidak ada alasannya. Walaupun tidak bisa dipungkiri cinta pertama dan love at the first sight juga ikut berperan. Beruntung banget orang yang menemukan cinta sejatinya saat pertama kali dia jatuh cinta pada seseorang dan pada pandangan pertama pula. Cinta sejati tidak tergantung oleh perasaan karena perasaan itu tidak menentu. Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati manusia …. jiiiaahhh. Cinta sejati berada diatas perasaan karena kekuatan cintalah yang mengatur perasaan. Kita mencintai dan memerintahkan emosi kita untuk melihat hal-hal baik dalam diri pasangan kita, tidak mudah menyerah, saling mema’afkan saat salah salah satu berbuat salah ( asal bukan kesalahan fatal aja ) dan membuat perasaan kita mengingat saat-saat indah yang pernah dilalui bersama. Intinya, cinta sejati itu sama dengan menerima semua kelebihan dan kekurangan.

Saat anda berkenalan dengan seseorang yang istimewa, jantung terasa berdebar-debar, tangan berkeringat, kupu-kupu berterbangan di dalam perut …. haiiyyyaahhh. Merasa terbang ke awan saat bersamanya. Dunia serasa milik berdua, iya deh yang lain pada ngontrak semua … he he he. Pada akhirnya, teman kencan anda mencium anda sehingga anda merasa meleleh. Berhari – hari setelah itu, anda tidak bisa makan tetapi anehnya anda tidak pernah merasa sesehat itu, bahkan demam anda pun sembuh. Perasaan mengawang yang kita alami ketika jatuh cinta kata para ahli, sebenarnya adalah reaksi hormon dan otak. Segala reaksi kimiawi yang positif ini menjelaskan mengapa orang-orang yang sedang jatuh cinta memiliki kesehatan yang lebih baik dan jauh lebih jarang menderita sakit dibandingkan dengan yang tidak jatuh cinta. Jatuh cinta biasanya baik untuk kesehatan kita. Bukti saraf menunjukkan bahwa fenomena “ jatuh cinta ” merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam otak yang mengakibatkan reaksi pada rohani dan jasmani. Asal jatuh cintanya nggak pada seratus orang aja ya, yang ini mah penjahat cinta namanya. 

Pertanyaannya, apakah seseorang yang membuat Anda terbang ke awan itu cinta sejati Anda ? Bisa iya dan bisa juga, tidak. Semua itu tergantung pada bagaimana Anda memaknai arti perasaan cinta.

Terus, seberapa lama perasaan ini bisa bertahan ? Beberapa Dokter Cinta memberi angka 2 tahun dan maksimal 4 tahun. Mungkin ini salah satu alasan para ahli menyarankan supaya jangan lama-lama pacaran. Ada benarnya juga sih, tapi kalau si dia tidak juga kunjung melamar, gimana dong, masak si cewek yang ngajuin proposal duluan … hiks. Tapi ada nggak benernya juga lho, soalnya ada teman, sepupu, tetangga saya yang pacaran lebih dari 5 tahun dan mereka baik-baik aja. Maksudnya, ada yang lanjut menikah dan ada yang putus dengan baik-baik.....he...he...he.

Pada masa pengenalan, to know each other, kita menampilkan bagian terbaik dari diri kita, dan demikian pula pasangan kita memunculkan sisi terbaiknya. Ini wajar dan kebanyakan bukan pura-pura. Kecuali buat para “ player “,  mereka-mereka yang ahli berpacaran, Sang Profesor Cinta ini mampu memanipulasi kata-kata, sikap, dan suasana untuk " tujuan " pribadinya. Templok sana, templok sini. Kata-kata bersifat gombal akan diluncurkan lelaki yang berlabel playboy kepada calon pasangannya. Dengan beberapa kalimat yang lazim diucapkan “ Engkau bukan yang pertama tapi pasti yang terakhir … Di cintamu kutemui arti hidupku”. Gombal mukidi .... 

Menjadikan cinta sebagai pelajaran berharga adalah suatu yang sangat wajar, orang pun akan terus mencari dan mendambakan cinta sejati. Maka dalam perjalanannya kadang ada kesan trial and error, akibatnya sering berganti pasangan sampai bertemu yang benar-benar cocok. Habis manis, sepah dibuang. Kalau tidak sesuai dengan kemauannya, ditinggalkan begitu saja. Terjebak dengan definisi cinta sejati itu sendiri. Karena banyak yang tidak menyadari kalau cinta sejati sebenarnya adalah sebuah proses pendewasaan diri. Seringkali, saking berbunga-bunganya karena jatuh cinta, seseorang terlalu cepat menyimpulkan kalau telah bertemu True Love-nya. Nggak sedikit kok, setelah berkoar-koar, mengumumkan ini itu, beberapa bulan kemudian putus. Padahal udah terlanjur panggil Papa-Mama, Abi-Umi, kok nggak saling panggil Eyang Kakung – Eyang Putri sekalian ya …. He he he. Ada lagi, baru beberapa bulan menikah terus minta cerai. Ironis …..

Pada awal perkenalan, biasanya yang terlihat hanya yang indah-indah. Setelah enam bulan lewat kita akan mulai melihat sisi-sisi lain dalam dirinya. Pikirannya yang sempit, sifatnya yang kaku, makannya yang pilih-pilih, mudah marah, dan yang jelek-jelek lainnya. Kalau tidak berpikiran dewasa, di sinilah yang namanya perasaan itu sudah hampir hilang. Kita tidak terbang di awang-awang lagi, juga tidak menginjak dengan sebelah kaki tetapi sudah kembali ke tanah dengan kedua belah kaki kita, back to the earth. Seperti disiram air saat dibangunkan dari tidur, mak glagep …  sudah normal dan kembali jadi manusia lagi bukan Sang Putri atau Sang Pangeran.  Mungkin yang jelek-jelek ini masih belum seberapa bila dibandingkan ketika sudah sah sebagai suami istri. Katanya nih, soalnya saya kan belum pernah mengarungi samudra pernikahan …. He he he. Kita akan melihat pasangan kita 100% sebenar - benarnya. Yang pria akan melihat pasangannya bangun tidur, tanpa make – up, rambutnya acak-acakan. Sekalipun pacar anda seganteng pangeran atau secantik putri, anda akan melihatnya ngupil, kentut, ngiler, ngorok, sakit perut, bersendawa …… hoooiiikkk ………  Wkwkwkwkwkwk.

Pasangan anda akan tahu kalo anda malas mandi, jorok, sak karepe dewe. Anda akan diomeli kalau sering lupa meletakkan barang-barang anda sendiri, dimarahi kalau meletakkan barang sembarangan, apalagi kalau sampai ngobrak-abrik harta –bendanya dan memindahkannya ke tempat lain, bakalan ada perang dunia ke tiga tuh …. He he he.  Ketika kita benar-benar tinggal serumah, kita benar-benar melihat siapakah pasangan kita sebenarnya. Kata mbah Putri saya, pernikahan adalah penyesuaian seumur hidup. Tidak ada jaminan, entah sebulan, tiga bulan, setahun atau sepuluh tahun berpacaran, kita bakalan tahu luar dalam. Kalau ada yang berpikir mengetahui pasangan saat masa berpacaran,  salah besar tuh. Karena belum married, makanya saya juga berpikiran seperti anda ( ngaku neh … ). Teman saya pun mewanti-wanti, wis to, percoyo karo aku …. nek wis nikah, kowe mesti kaget. Hmm …. Mungkin juga sih, tapi semua itu tergantung dari kita sendiri. Asal dari awal sudah ada niat baik, saling menerima, saling jujur satu sama lain,  I love you just the way you are and you love me just the way I’m. Semuanya pasti akan baik-baik saja. Bukti kalau Anda sudah benar-benar menemukan cinta sejati.

Simpel aja, jika orang yang anda kencani saat ini tidak suka berganti-ganti pacar atau teman dekat sebelumnya, maka bisa pastikan bahwa tindakan dan sikapnya natural, alami alias tidak dibuat-buat. Dia adalah dia, demikianlah adanya dirinya. Modal utama bagi dua orang yang serius untuk melanjutkan kisah cintanya ke jenjang berikutnya. Orang yang terlalu sering berganti-ganti pasangan biasanya kehidupannya penuh dengan pencitraan dan banyak palsunya. Sok jaim, gitu loh.

Banyak sih cerita-cerita nyata yang menarik seputar kehidupan setelah pernikahan. Ada yang serem, lucu, mellow, dan romantis abis. Di Saudi Arabia ada seorang wanita yang baru saja menikah menggugat cerai suaminya hanya karena masalah sepele, sang suami kalau mengambil pasta gigi mencetnya dari tengah. Ada juga pria yang menceraikan istrinya, setelah acara ijab qabul. Gara-gara wajah sang istri tidak sesuai dengan ekspektasinya. Cerita lain yang nggak kalah seru juga seabreg. Kaget karena punya kebiasaan yang berbeda, sifat yang bertolak belakang. Yang bikin heran tuh, lha dulu  penampakannya tuh gimana ?  Masalahnya hanya sepele, terkesan mengada- ada dan hanya mencari alasan, tapi itulah, namanya juga kehidupan. Setiap orang punya standart penerimaan sendiri-sendiri. Hal-hal yang bertolak belakang dengan diri kita sebenarnya adalah ujian cinta.  Apakah itu cinta sejati atau bukan. Kalau sudah mantap berkomitmen, perbedaan pasti akan mudah untuk diatasi. Masing-masing saling menyesuaikan diri. Tidak selamanya kita dikuasai oleh emosi dan perasaan kita, sebab cinta sejati adalah komitmen. Kalaupun ada yang bisa menyimpang sejauh itu, mungkin, mereka kebanyakan nonton reality show, film, telenovela dan sinetron kali yaa. Tidak bisa membedakan mana kehidupan yang nyata dan mana yang fiktif.

Perasaan bukanlah sesuatu yang salah dalam diri kita, yang salah adalah mengandalkan perasaan untuk membuktikan cinta kita. Perasaan membuat cinta menjadi indah, dan emosi mutlak diperlukan untuk mengobarkan api cinta. Cinta tidak mungkin hidup tanpa ada perasaan. Emosi adalah bagian dari sebuah cinta sejati. Yang penting adalah tepat waktu dan porsinya. Cinta tanpa komitmen adalah cimon alias cinta monyet. Dan cinta sejati membutuhkan komitmen, keputusan untuk tetap mencintai, till death do us part, Honey.  Kalau yang sudah menikah pasti sudah “ mati rasa “ bicara soal cinta-cintaan, sayang-sayangan. Rasanya biasa-biasa saja, tidak ada sesuatu yang spesial. Kalau saya sih , nggak bakalan bosan bicara cinta. Apalagi sekarang, mumpung masih single, soalnya kalau sudah menikah bakalan lain lagi topiknya, mungkin lebih seru dan berbau politik ….. LoL. 

So, don't be bored and let’s talk about love …….. Yuuk mariiiiii …….  


Sunday 21 December 2014

KARMA


Kata Karma berasal dari agama Buddha yang berarti hukum sebab-akibat moral atau istilah kerennya “ the law of moral causation ”. Agama Buddha meyakini bahwa jika seseorang ingin mencapai Nirwana ( surga ) maka setiap yang berdosa harus membayar lunas semua dosanya dengan cara diberikan kesempatan kedua yang bernama karma, yaitu terlahir kembali ke dunia dan menemui masalah yang sama, dan dilihat apakah mereka memang serius ingin menebus dosa atau cuma main-main. Seperti reinkarnasi gitu kali yaa …

Mungkin sebagian orang sudah tahu arti yang sebenarnya istilah karma ini, terutama bagi penganut agama Buddha.  Dalam kamus besar bahasa Indonesia karma adalah perbuatan manusia ketika hidup di dunia. Hidup sebagai umat Tuhan sekedar melakukan dharma dan hukum sebab akibat, bukan hanya mengenai manusia tetapi juga merupakan hukum mutlak di alam.

Selain itu, pemahaman tentang karma adalah meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup manusia adalah akibat perbuatan manusia itu sendiri. Misalkan, jika ada orang yang tertimpa musibah dan sial terus menerus, maka itu semua adalah akibat perbuatan yang dia lakukan di masa lalu. Jika dia tidak mendapat balasan semasa hidup di dunia, maka   anak keturunannya yang akan mendapat balasan.

“ Hati-hati ntar kena karma lho !” atau begini, “ Rasain lu, tuh hukum karma namanya “. Kata karma seperti itu menjadi cukup sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari. Lalu pertanyaannya, apakah benar karma itu ada? Seperti apa bentuknya good karma dan bad karma ? Lalu bagaimana Islam memandang hukum karma ?

Kata pak Ustadz, hukum karma itu tidak ada dalam Islam. Dalam Islam kita memiliki iman yang meyakini bahwa Allah Maha Adil dan segala perbuatan kita pasti akan ada balasannya, baik di dunia ataupun di akhirat nanti. Islam tidak mengenal adanya kesempatan kedua untuk turun di dunia memperbaiki segala kesalahan serta adanya dosa turunan yang akan diwariskan kepada keturunannya. Karena setiap manusia harus bertanggung jawab terhadap apa yang ia lakukan, dan bukan orang lain atau keturunannya.

Selain itu, tidak semua hal yang terjadi pada diri manusia adalah karena “ investasi ” kebaikan atau kejahatannya di masa yang lampau. Karena bisa saja kebaikan yang diberikan kepada manusia itu karena memang Allah SWT sedang mencurahkan rahmat-Nya, atau bisa juga permasalahan yang dihadapi manusia adalah suatu cobaan dari-Nya agar manusia tersebut lulus ke tingkatan selanjutnya, istilahnya naik kelas. Ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan apa yang manusia tersebut lakukan di masa yang lampau, tapi cobaan tersebut bertujuan untuk menguji keimanan hamba-Nya. 

Selamat tinggal, Sayang ….
Bila umurku panjang
Kelak ku kan datang tuk buktikan
Satu balasan kau jelang ….

Hmm …. apa sih karma itu sebenarnya ? Sampai dijadikan lirik lagu segala. Pendapat orang juga beragam dan jelas berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tentang karma itu sendiri ada yang percaya ada juga yang menolak dengan tegas mengatakan tidak percaya. Kalau saya sih, kadang percaya, kadang juga tidak …. He he he. Terlebih lagi kalau melihat di sekeliling dan juga pengalaman pribadi …. Hiks. Pendekatannya lebih kepada hukum sebab – akibat atau lebih tepatnya " Hukum Timbal Balik ". Siapapun yang berbuat sesuatu pasti akan ada timbal baliknya dan karena melakukan sesuatu pasti ada konsekuensinya. Refleksi dari perbuatannya sendiri.

Terkadang menghujat seseorang dengan karma untuk alasan membela diri ketika mereka tidak berdaya lagi dan mengeluarkan sumpah serapah dan sebagainya …. dan sebagainya, namun mereka tidak sadar tentang apa yang mereka ucapkan. Tidak pernah menyadari, apa yang telah mereka perbuat kepada orang lain sebelumnya. Bukankah perbuatan, entah itu baik atau buruk, pasti akan ada balasannya, cepat atau lambat. Makanya ada istilah, bad karma dan good karma. Siapa yang menanam kebaikan pasti akan menuai kebaikan. Siapa menabur angin, pasti akan menuai badai.

Banyak sekali kejadian kalau ada orang yang menjahati orang lain, dua-duanya jadi terbawa emosi untuk membalas. Saling menghujat dengan mengatas-namakan karma. Kalau saya sih, nyantai aja ya, menghadapi manusia-manusia jahil. Saya lebih suka menghitung kesalahan saya sendiri daripada menghitung kesalahan orang lain. Kalau ada orang yang menjahili saya dengan amat sangat keterlaluan, saya biasanya “ membiarkan “ aja, atau senyam-senyum aja walau hati remuk redam. Hitung-hitung sebagai pelajaran hidup … LoL. Tidak bakal mengeluarkan hujatan, cacian atau kata-kata yang tidak perlu. Mema’afkan tapi jaga jarak. Lho piye to

Bukannya dendam atau apa gitu loh, misalnya orang yang pernah nyakitin perasaan itu minta bantuan, pasti saya akan bantu. Bantuan disini dalam arti sekedar membantu aja alias tidak ngoyo. Tidak lagi mau terjebak dengan permasalah orang lain …. not anymore. Sering sih, niat baik ikhlas mau menolong, eh malah pada akhirnya saya yang menjadi korban. Korban perasaan maksudnya …. He he he. Sungguh, setolol-tololnya manusia tetap aja punya perasaan. Siapapun dia atau sesabar apapun seseorang, pasti tidak akan mau tersakiti berkali-kali, yaa nggak ?

Intinya disini, jika karma memang ada dan benar - benar ada , ketika anda menghujat orang lain yang menyakiti Anda tentang karma, apakah Anda tidak merasa telah melakukan sesuatu sebelumnya ?  Entah kepada orang yang bersangkutan ataupun orang lain. Jadi ketika anda mengatakan karma ternyata orang pertama yang jalani karma adalah diri Anda sendiri. Biasanya sih, banyak yang lupa ( atau pura-pura lupa ) kalau pernah berbuat tidak baik kepada orang lain. Begitu ada orang lain berbuat hal sama pada dirinya ( tidak sengaja ), malah ngamuk-ngamuk nggak karuan. Dalam hal ini, sebelum mengeluarkan sumpah serapah, lebih baik bermuhasabah alias introspeksi diri. Tidak perlu ada karma-karmaan, ganti karmi aja dah ….. LoL.

Semoga ALLAH, SWT selalu melindungi kita .... Aamiin.