Sunday 29 July 2018

ROMANCE SCAMMER


Lama nggak ngeblog padahal banyak tema menarik yang ingin saya tulis, termasuk yang satu ini. Tema yang menarik soalnya menyangkut soal cinta. Tapi kok agak males-males gimana gitu, mungkin karena saya sudah banyak mengurangi kegiatan di dunia online, umur semakin uzur. Sadar diri-lah, sudah tua, gendut dan jelek pula. Mengalah sama orang-orang jaman now .... LoL. Okee, mari dilanjut ...

Berita tentang scammers cinta sudah menyebar kemana-mana, tapi di hari ini masih saja ada wanita dan pria yang tertipu. Para korban itu bukan hanya orang Asia, tidak sedikit orang Amerika dan Eropa yang menjadi korban scammer cinta. Mereka bukan hanya kehilangan uang ratusan juta, tapi juga patah hati. Belum lagi rasa malu pada diri sendiri dan keluarga atas kebodohan yang mereka lakukan. Sepupu saya pun juga nyaris jadi korban, plus pengalaman pribadi saya. Jadi, saat nulis yang begini nih, rasanya seperti Deja Vu ... he he he.

Saya pribadi, baru tahu tentang scammers cinta itu di tahun 2010, sekitar bulan April atau Mei, kalau tidak salah. Awalnya ada yang meng-invited saya via email, setelah saya buka ternyata dating online dan sudah registered disitu. Entah siapa yang jahil karena tidak ada yang mengaku, tapi pasti lah orang yang tahu saya banget ... LoL. Situsnya lumayan ketat, aman sih sebenarnya. Hanya yang membayar yang bisa mengirim email dan berinteraksi dengan sesama member. Yang standart member hanya bisa melihat foto dan profil atau main kode-kodean aja. Meskipun begitu, saya pasang kuda-kuda juga dengan mengganti email dan password. Benar aja, setelah itu terus bermunculan di email ads situs-situs dating online gratisan yang lain, saat itu mulai-lah saya berinteraksi dengan yang namanya scammers. Maklum, kalau gratisan mah bebas mau chatting atau kirim email. Pastilah, banyak pengikutnya sekaligus scammer-nya juga. Setiap hari, ada aja email dan chat masuk yang berisi rayuan dari para scammers ini. Buat saya sih sangat mengherankan, lucu dan sekaligus menggelikan. Bagaimana tidak, belum pernah kenal apalagi bertemu tapi kok udah manggil sayang. Awalnya sih saya pikir saking seriusnya nyari jodoh. Nah, yang ini nih, sindrom para pencari jodoh, disayang dikit aja langsung terbang melayang. Sayang pala lu jadi peyang kali maksudnya ... he he he. Pada dasarnya, dengan orang sebangsa aja saya hati-hati, apalagi dengan orang luar, super extra hati-hati. Dari situ saya mulai berpikir, mana ada nih orang yang hanya liat foto tiba-tiba langsung melamar dan ngajak nikah plus dengan janji yang so sweet banget. Apalagi kalau mereka adalah pria kaya, profile pics-nya ganteng maksimal, bisnisnya bertaburan dimana-mana, sering travelling keluar negeri, bener-bener out of common sense dah.

Bagi orang yang awam dengan dunia maya pasti tidak paham dengan romance scammer. Scammer adalah orang yang berusaha memperdaya korban untuk mendapatkan uang, harta benda, tubuh atau hal lainnya. Jadi, scammer cinta adalah orang yang berusaha memperdaya korbannya dengan mengatas namakan cinta. Dan scammer itu pandai sekali mempermainkan perasaan, Pemberi Harapan Palsu alias PHP. Dan yang tertipu itu bukan karena tinggi rendah pendidikan lho ya, wanita dan pria bertitel pun banyak yang menjadi korban. Entah itu sudah menikah ataupun masih single. Bagi yang tidak punya pasangan atau masih single, karena saking lelahnya mencari jodoh, begitu ada yang gombalin langsung diterima begitu aja. Jeritan hati yang terpendam nih, hiks .... 

Tak bisa dipungkiri setiap orang pasti membutuhkan pendamping hidup. Dengan berkembangnya teknologi, mencari pasangan saat ini tidak lagi menggunakan pendekatan tradisional seperti dijodohkan, dikenalkan sama teman, hang out di kafe dan bertemu dengan mereka secara langsung atau bertatap muka. Semua orang di seluruh dunia bisa berinteraksi dalam hitungan detik, entah itu dalam lingkup pertemanan ataupun bisnis. Berjodoh via online mungkin saja, kan ? Kenyataannya ada juga kisah-kisah dari mereka yang sudah mencobanya, baik sengaja mencari jodoh ataupun tidak sengaja berjodoh akibat adanya interaksi di dunia maya yang intens. Teman saya ada yang berjodoh dengan pria asal Swedia, berinteraksinya juga hanya melalui Yahoo Messanger saat itu. Teman sepupu saya juga menemukan jodohnya via dating online. Kalau ada yang berpendapat dating online adalah tempat untuk orang yang desperate, sepertinya mereka keliru. Sebagai manusia, kita hanya wajib berikhtiar, soal jodoh atau tidak, biarkan takdir yang menjawabnya. Yang perlu diperhatikan, dibalik semua kenyamanan itu perlu juga kita sadari kalau ada resikonya. Akan menjadi masalah besar ketika oknum-oknum penjahat cinta berada di dalamnya. 

Situs dating online menyaring jutaan orang di database mereka untuk menemukan pasangan yang dirasa cocok dengan kriteria kita. Dengan mudah kita dapat menelusuri profil orang melalui PC, laptop atau smartphone. Hanya dengan sekali klik, ratusan profil bisa kita lihat. Tidak perlu heran kalau satu orang bisa chat dengan duapuluh orang. Banyak pilihan gitu loh. Suka, lanjutkan. Begitu bosan atau sudah tidak suka, singkirkan atau menghilang begitu aja. Kesannya kok kayak beli makanan, enak habiskan, nggak enak langsung buang. Kalau profil dan data diisi dengan jujur sih, bukan masalah ya. Tapi kalau palsu ? Dan fake account modus seperti ini juga tidak sedikit. Nama palsu, biografi palsu dan foto palsu. Ada juga profil cewek dengan user laki-laki dan profil cowok dengan user perempuan. Bukan tidak mungkin kalau si pemilik web juga scammer, lho kok bisa sih ? Jangan salah ya, tujuan mereka membuat akun palsu wanita cantik atau pria tampan dengan menggunakan gambar yang diambil dari mana saja di internet untuk memikat pendatang baru dan membuat mereka membayar demi mendapatkan info lebih lanjut. Entah itu foto siapa yang diambil, yang penting bisa membuat user penasaran dan tertarik untuk berinteraksi. 

Berdasarkan pengalaman saya nih, dating online gratisan adalah gudangnya romance scammer. Dan scammers ini bukan hanya lelaki, tapi wanita juga. Wanita dan pria good looking dengan kelakuan terbaik, termanis, bisa menerima kita apa adanya umumnya adalah scammer. Karena mereka sangat berpengalaman menipu orang, scammer ini tidak hanya manis tapi bisa juga super duper pengertian dan juga super agamis. Dan yang pernah berinteraksi dengan saya di antaranya seperti ini, pria tampan mencari jodoh dan ingin menikah, pria yang mengaku masih single, duda dengan beberapa anak, pria bercerai, pria yang istrinya meninggal, CEO perusahaan, pilot, pramugara, agen yang menawari pekerjaan menjadi model, pebisnis handal yang dermawan, dan masih banyak lagi. Terlalu panjang kalau dijabarkan satu persatu. Jadi, dari sini mungkin kita sudah tahu alasan mengapa banyak orang terjebak dengan scammer cinta dunia maya.

Si scammer ini biasanya menggunakan foto-foto dan atau identitas palsu dari orang-orang ganteng, cantik, body sexy, atletis, orang beken, tentara dan pebisnis mapan yang diambil dari google atau majalah model. Fotonya sih asli tapi milik orang lain, namun disalahgunakan oleh si scammer itu. Ada foto Sami Yusuf, Amr Diab, Adam Levine, Hamdan bin Mohammad Al Maktoum, US Army dan serupa artis-artis Hollywood dengan body kekar plus brewoknya yang menawan. Foto Jonathan Frizzy dan Mike Lewis juga ada lho. Liat tampang ganteng aja sudah klepek-klepek apalagi ditambah dengan rayuan maut dan perlakuannya yang so sweet bingits. Untung aja, akal sehat saya selalu on. Lagian, bego bener yang memakai foto-foto itu, sudah pasti tercyduk alias ketahuan. Tampang kayak Sami Yusuf ngapain juga nyari teman atau jodoh, jadi rebutan kali ? Kalau mau mencari istri, ya nggak mungkin-lah milih tampang buntelan kayak saya ... he he he. Untungnya, meskipun kadang suka ngenes, saya tidak termasuk manusia yang ge-eran, baperan, gampang melted, pokoknya mental baja berat, bukan baja ringan dan satu lagi, bukan tipe dungu permanen ... LoL. 

Ini beneran serius lho, kalau kita tidak memakai akal sehat, bisa-bisa kita akan jadi korban. Apalagi kalau sudah dijanjiin bakal datang ketemu keluarga dan setelah itu menikah. Tanya ini itu, berapa biaya pernikahan, harga rumah dan sebagainya. Saya dulu juga begitu, sempat terlena, omongané kóyó yak yak ó. Tapi feeling saya mengatakan, kok kayak ada yang nggak beres nih, too good to be true pokoknya. Sepupu saya juga kena php tuh, malahan lebih parah. Sudah bikin pengumuman ke keluarga, minta doa sana sini, rela berlama-lama di toko oleh-oleh, nelpon dan nanyain makanan apa kesukaan yayang peyang palsunya itu, sampai segitunya, eh nggak tahunya plekethis ..... LoL. Ujung-ujungnya malah minta duit dalam jumlah sangat banyak dengan alasan untuk kelancaran pekerjaannya. Tapi begitu akal sehatnya jalan dan tidak menanggapi, nomer sepupu saya langsung diblokir. Alasan scammer minta duit juga beragam, yang pernah minta sama saya diantaranya, karena habis dirampok, anaknya sakit, ngajak patungan bisnis fifty-fifty, mengurus visa dan disuruh membuat invitation letter. Pengen ketawa aja, katanya businessman sukses, pengusaha kilang minyak, soal anak sakit atau bikin visa, itu mah kecil mas Bro, kemana aja duit ente. Masuk ke Indonesia dan menikah disini juga nggak ngabisin ratusan juta kok. Lagian, memangnya ane departemen sosial, duit é mbahmu po ... he he he. Yang lebih menggelikan lagi soal sms dan telpon. Awal-awalnya rajin nelpon dan sms, lama kelamaan balik mereka yang membuat kita yang menghubungi mereka. Alasannya nelpon dan sms mahal, ealaah ... kemana aja janji-janji surga ente, kelihatan nggak modal banget yaak. Yang katanya horang kayah rayah nih, CEO beberapa perusahaan, orang beken, urusan kayak gitu aja kok perhitungan banget. Saya yang pengusaha kecil aja nggak pernah hitung-hitungan soal begituan ... LoL.

Asal tahu aja ya, selain romance scammer, dating site gratisan juga surga bagi para cheater dan prostitusi online. Banyak lelaki mesum yang doyan pamer burung dan minta foto vulgar alias telanjang ... no way lah yaa. Kirim aja foto-foto bugil yang beredar diinternet ... LoL. Parahnya lagi, ada korban yang dengan suka rela melakukan sex cam dan mengirim foto telanjang dirinya sebagai tanda cinta, idih...mau-maunya gitu lho. Tapi itulah keahlian scammer, menguras emosi sampai sedalam-dalamnya. Karena merasa dicintai dan dipuja-puji maka korban rela mengirim foto seperti itu yang sudah pasti akan mengalami banyak kerugian. Kalau disetop, foto disebar atau dibuat akun palsu dengan foto-foto itu. Yang pasti mereka akan diancam karena foto bugilnya sudah di tangan pelaku. Entah fotonya dijual, korban diperas agar terus mengirim uang, atau korban disuruh melayani pelaku via webcam. Yang lebih ngeri lagi, human trafficking. Ada korban yang dijadikan model porno, bintang film porno, bahkan dijual untuk dijadikan pelacur atau pengedar narkoba. Yang jelas, pelaku tidak pandang bulu, yang ada di otak mereka adalah duit ... duit ... dan duit. Jahat sekali ya mereka .... Na’udzubillahi min dzalik. 

Umumnya modus operandi scammer itu sama. Dan scammer ini tidak dimonopoli oleh orang-orang Afrika terutama Nigeria. Ada scammer ganteng dan cantik yang berasal dari Ukraina, Rusia, India, Pakistan, Phillipine, Vietnam, Malaysia, Thailand, Hongkong, Amerika Latin dan juga Indonesia. Sama seperti di negara-negara lainnya, manusia ada yang baik dan ada juga yang bejat plus jahat. Ada yang bersolo scammer alias sendirian, ada juga beberapa orang alias satu tim yang memainkan peran masing-masing. Teman-teman di Facebook atau Instagram-nya mayoritas wanita, kalau mereka pria dan kalau mereka wanita, mayoritas teman-temannya adalah pria. Seringnya sih di private. Biasanya scammer akan add teman - teman si korban untuk jadi korban juga. Jika kita tak dapat melihat teman temannya, lihat fotonya, cek ada berapa yang mengklik like, maka akan terlihat daftar teman-teman nya yang semua cewek atau cowok dari berbagai negara. Mohon maaf, rata-rata kualitas teman-temannya itu juga nggak mutu.

Kalau kita waspada, super teliti, a good listener and good observers, kita bisa mengenali kebohongan mereka dengan mudah karena orang yang berbohong harus punya persiapan yang baik agar kebohongannya terlihat sempurna. Kalau ada info atau kelakuan yang tidak sinkron itu sudah warning dan mesti hati-hati. Sepintar pintarnya orang pandai berbohong, pasti ada slip-nya juga, iya nggak ? Kalau fotonya palsu, nama yang dipakai pasti juga palsu. Mereka tidak mau menunjukkan nama asli, tapi menuntut kita yang harus jujur sama mereka dan marah saat ditanya secara detail mengenai identitasnya. Manfaatin aja Google search engine dan sejenisnya, termasuk media sosial. Yang pasti, kalau dekat dengan kantor kedutaan, bisa ditanyakan langsung kesana, tapi kalau jauh ya delete aja. Untuk meyakinkan korban, si scammer ini kadang juga tidak segan menunjukkan identitas diri tanpa diminta. Paspor palsu, visa palsu, KTP palsu, kartu pegawai palsu, rumah palsu, foto keluarga palsu dan semacamnya di awal perkenalan. Yang amatiran pasti bohongnya terlihat ngaco parah dan serapi apapun mereka mempersiapkan kebohongan pasti cepat ketahuan. Umumnya, mereka juga minta data diri kita dengan alasan yang nggak jelas. Jadi, jangan mudah percaya kalau mereka minta password email, alamat rumah dan nomer rekening bank dengan alasan mau transfer uang, mengirim perhiasan atau hadiah ke kita. Bohong abis tuh ...

Tata bahasa mereka juga umumnya sangat berantakan. Mengaku lulusan S2 dan S3 dari universitas beken di USA atau UK, tapi tata bahasanya hancur minah saat chatting. Pernah lama di satu negara, tapi bahasa negara tersebut saja tidak tahu. Saya yang nggak pernah kemana-mana aja tahu kok, bahasa monyet pun saya paham ... LoL. Yang ini nih, kehadiran mereka juga susah diprediksi, sering mematikan handphone dan sering raib saat online. Dia akan mengada-adakan alasan supaya keberadaannya timbul tenggelam, karena susah sinyal, super duper sibuk atau sedang berada diluar negeri. Sibuk 36 jam sehari pokoknya ... he he he. Jawaban yang didapat kalau kita tanya sesuatu, mengirim email, offline message atau sms pun sering tidak nyambung. Tapi begitu kita tanya-tanya tentang dirinya secara detail, mereka langsung marah dan main blokir juga, tercyduk nih yee ... LoL. Kalau kita berkomunikasi via telpon, biasanya suaranya merdu seperti buluh perindu, muji-muji, gampang sekali bersumpah, ngomong yang seharusnya tidak perlu diomongin, menguras hati dan gombal mukidi banget. 

Intinya, scammer cinta di sosial media itu tidak mau nunjukin diri sendiri secara langsung. Pelaku juga tidak pernah mau untuk melakukan video call, karena hal ini bisa membuat penyamaran mereka terbongkar. Profil picture aduhai padahal aslinya wkwkwkwk ... LoL. Tapi bisa juga lho mereka menyuruh orang lain untuk menggantikannya di depan cam. Saya pernah nemu yang seperti itu, face to face via cam. Akun sama tapi orang kok beda-beda ya, ganteng-ganteng sih sebenarnya ... hahahayy. Ganteng-ganteng tukang ngapusi. Chatting juga begitu, saya merasa seperti ngobrol sama beberapa orang dalam satu akun. Meskipun tidak sering, penting juga pakai cam. Saat berinteraksi lewat media ini, kita bisa menilai sendiri secara langsung, mereka manusia beneran yang mau menjadi teman, pacar atau sekedar iseng. Tapi jangan salah yaak, para tukang selingkuh juga sering menggunakan video call sebagai sarana having fun gratisan. Itu salah satu sebab mengapa saya tidak pernah mau memakai fitur video call karena banyak hal yang tidak senonoh disana. Selain karena belum mandi, suka ngupil, suka kentut dan sering pake koyo salonpas ... LoL.

Dulu ada scammer yang ngakunya sih tinggal di London dan memberi saya nomor +44 70XXXX, dua nomor malah. Katanya sih yang satu khusus untuk sms, yang satunya buat nelpon. Dikiranya saya Oneng tuh, bego abadi. Yang tidak mengerti pasti mengira kalau benar-benar dari UK, sekilas sih mirip banget dengan nomor yang digunakan tante saya saat tinggal di Leeds ( +4477XXXXX ). Padahal +44 70 adalah sebuah sistem telekomunikasi di UK yang disebut 070 Follow me Numbers dan ini bisa diakses dari mana saja. Biasanya scammers menelpon dari Nigeria dengan menggunakan 070 ini. Kuncinya, kalau gadget canggih, maka otak kita juga harus ikut canggih dong. Kenali nomor telepon yang mereka gunakan, kalau mereka jujur, mereka akan menggunakan nomor yang sesuai dengan negara dimana mereka tinggal. Yang penting nih, tanggapi scammer dengan tenang dan santai, apapun yang mereka katakan. Yang saya lakukan dulu juga begitu, tetap bersikap sopan meski kadang saya tanggapi juga kalau saya lagi kumat isengnya. Lucunya, para pelaku yang tidak berhasil mengambil uang kita pada akhirnya akan meneror dengan mengirimkan pesan-pesan kasar dan jorok. 

Geregetan ya, kalau membaca ulah-ulah scammer. Sedih kalau mendengar cerita dari korban-korban mereka. Apalagi kalau kita juga mengalami meski tidak separah mereka yang kehilangan uang dan kehormatan. Selain mengusik kebahagiaan pribadi kita, perbuatan mereka juga sangat melecehkan. Jujur, meskipun kadang saya menanggapi kalau sedang kumat iseng, sebagai wanita ada perasaan tertohok karena dianggap bodoh, tolol dan dungu permanen. Saya tahu, tapi memang sengaja saya biarkan. Karena saya yakin bahwa setiap perbuatan kan pasti ada balasannya. 

Nggak adil ya kalau membicarakan sisi buruk dunia maya. Biar balance dan tidak keburu paranoid atau langsung antipati dengan pencarian jodoh online, karena dulu saya juga begitu. Seperti yang tadi diawal saya bahas, ada kok, yang ketemu sahabat baik dan berjodoh lewat internet. Ada cara untuk memastikan teman online kita bukan seorang scammer. Lebih aman kenalan di grup online komunitas tertentu daripada sekadar random chat, seperti grup penulis atau blogger. Biasanya sih, mereka menggunakan nama asli dan lebih jujur. Kalau dating online, meskipun bukan jaminan tapi pilihlah yang berbayar. Gunakan video call untuk memastikan, meskipun bukan jaminan juga karena yang namanya penjahat, apapun pasti dilakukan termasuk menyuruh orang lain menggantikan mereka. Tidak perlu sering, yang penting kita tahu ada yang mencurigakan atau tidak. Kalau mereka menghindar, sudah pasti fix 100% scammers. Tapi tidak mau menggunakan video call juga bukan berarti scammer lho ya. Ehm ... contohnya yang punya blog ini ... he he he. Mungkin ada yang mengira scammer karena saking pelit dan protektifnya saya dalam berbagi info. Udah pelit, jelek, galak pula ... he he he. Mohon maaf yaa, saya a real person, bukan si tuti alias tukang tipu atau tukang PHP. Kalau mau tahu tentang saya ya datang aja ketemuan. Kalau mereka yang nyari seribu alasan dengan tidak jadi datang berarti mereka sendiri yang scammer, simpel kan.

Prinsip saya, jika suatu hubungan sudah di awali oleh kebohongan, kelanjutannya bakalan ada kebohongan yang lainnya. Bukan masalah SARA, pelit atau kita tidak mau memberi pertolongan. Asal tahu aja, cara-cara yang dilakukan scammer itu jahat sekali, lebih jahat dari perampok. Jangan mudah terjebak apabila seseorang yang tidak kita kenal padahal kita tidak memasang profil pics, tiba-tiba ngajak nikah, mau mengirimkan barang, uang, perhiasan, minta sumbangan kemanusiaan dan sebagainya. Intinya apabila kita mengenal seseorang dari internet bagaimanapun dekatnya hati kita padanya, apabila persahabatan atau kedekatan di internet sudah berurusan dengan uang misalnya minta tolong dengan meminjam uang atau keadaannya sangat terdesak dan membutuhkan bantuan finansial segera dan tidak ada yang dimintai tolong selain kita, maka yang harus kita lakukan adalah menyudahi hubungan karena kemungkinan besar mereka adalah scammer. Tapi kalau kita yakin dia bukanlah seorang scammer seperti yang kita tuduhkan, maka lebih baik kita mencari sedetail mungkin informasi tentang dia. Sederhana aja, dari akun-akun yang dimiliknya sebenarnya sudah terlihat kok. Biasanya kalau real person itu malah kelakuannya ngeselin banget ... he he he. Lagipula, sudah banyak kok grup-grup online pemberantas scammer cinta, banyak manfaatnya kalau bergabung disana.

Selalu gunakan logika kita. Yang lebih penting lagi, jangan baperan alias terlalu berharap. Menemukan seseorang yang benar-benar tulus dan punya niat baik itu susah banget. Di dunia nyata aja susah, apalagi di internet, ibaratnya seperti mencari jarum dalam sekam. Dan perlu juga diingat, dunia nyata itu beda sama film roman. Jangan gampang percaya dengan konsep basi yang bernama love at the first sight. Semua perlu proses, bahkan untuk sekedar mendapatkan air panas pun kita mesti merebus airnya terlebih dahulu. Jalani saja dan bertemu secara face to face, person to person. Apapun hasilnya nanti, kita harus berani memutuskan, mau lanjut apa cukup sampai disini. 

Memang sih, tidak ada yang gratisan di dunia ini, teman. Ke toilet umum aja bayar, yang gratis itu cuma kentut dan ngupil .... he he he. Kalau mau mendapatkan pria ganteng sholeh kaya raya tajir melintir tak akan datang dengan mudahnya. Tiba tiba mak teplok muncul di Facebook, dating online, Instagram, Line atau web lainnya lalu mengajak kenalan dan menikah, itu cuma khayalan saja. Kalaupun ada hanya ada satu diantara seribu. Percaya deh, saya nulis novel atau novellete aja nggak ada cerita seperti itu. Ada proses yang mesti kita lalui. Yang paling penting memperbaiki dan memantaskan diri, banyak-banyak berdo’a agar tidak salah melangkah dan selalu dalam lindungan ALLAH, SWT. Waspada dan hati-hati itu wajib asal jangan sampai terlalu paranoid dan mencurigai semua orang yang mengajak kenalan lewat online sebagai scammer, tidak perlu segitu juga, yak. Ada kok yang benar-benar baik dan siapa yang tahu kalau mereka adalah jodoh kita. Percayalah, semua niat baik itu pasti dikasih jalan lapang. Semoga ALLAH, SWT selalu melindungi kita semua. 


... آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ 

Monday 5 February 2018

POST



Kembali nge-blog lagi setelah jungkir balik menidurkan si mumun yang sepertinya mau memberontak, mulai dari fatigue, malas, gatal, kaki bentol-bentol, badan pegal, ngilu, napas berat dan pandangan mata yang nggak nyaman. Efek dari super blue blood moon yang cetar membahana di seluruh jagad raya. Harap maklum, curcol the warrior ... LoL. Semoga kedepannya tidak begini lagi ... Aamiin.

Back to topic. Manusia jaman now mana nih yang nggak kenal kata post atau posting. Kalau dijaman dulu, kata-kata post itu identik dengan surat menyurat atau kegiatan korespondensi yang melibatkan kantor pos, perangko, amplop, surat, kartu pos dan sejenisnya. Posting didalam sistem akuntansi adalah pemindahan dari buku jurnal ke buku besar dengan cara otomatis oleh komputer atau auto posting. Tapi lain dulu lain sekarang ya, istilah post atau posting semakin tenar seiring dengan semakin banyak pengguna internet atau netizen yang aktif di media sosial. 

Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan setiap orang dari semua golongan bisa memiliki media sendiri. Media sosial menjadi sebuah sarana untuk mem-posting atau cara bersosialisasi satu sama lain secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa batasan ruang dan waktu. Dimanapun kita berada, tidak peduli seberapa jauh jarak, entah siang atau pun malam. Sebuah wadah modern untuk memudahkan komunikasi kita dengan manusia lainnya melalui chat, email, offline message dan media sosial lainnya. Dari situ kita bisa mengetahui kegiatan semua orang, baik yang sudah kita kenal di dunia nyata maupun yang belum pernah kita temui sebelumnya. Sebenarnya banyak manfaat dari sosial media, salah satunya adalah kita bisa berinteraksi dengan mudah dan mempererat tali silaturrahmi dengan mereka hanya dengan sekali sentuh dan klik. Kita juga bisa mengomentari kegiatan mereka melalui update status atau aktivitas yang mereka posting di media sosial. 

Didunia nyata, untuk memiliki media elektronik yang menjadi sarana informasi seperti TV, radio, koran, majalah ataupun tabloid membutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak. Seorang pengguna media sosial bisa memposting sesuatu dan mengaksesnya dengan jaringan internet yang lambat sekalipun, tanpa biaya yang besar, tanpa alat mahal dan bisa dilakukan sendiri tanpa karyawan. Mulai dari mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video dan berbagai content lainnya sebebas-bebasnya. Dari situ kita juga mengenal adanya istilah selebtweet, selebgram dan lain-lain. Hal ini menjadi bukti bahwa media sosial bisa memberikan jati diri baru bagi seseorang melalui postingan.

Post, update status dan share adalah salah satu cara mengekspresikan diri sehingga setiap orang bisa menjadi apapun dan siapapun di dunia maya, dunia yang bebas tanpa batas. Seseorang bisa menjadi sangat berbeda kehidupannya antara didunia nyata dengan dunia maya, seperti yang banyak terlihat dalam jejaring sosial. Seseorang yang bukan apa-apa seketika bisa menjadi besar dengan media sosial, begitupun sebaliknya orang tadinya ”apa-apa” dalam sedetik bisa menjadi tidak ada artinya di media sosial.

Tidak dipungkiri kalau di jaman sekarang setiap orang menjadi ingin terkenal. Mulai dari yang muda sampai yang tua. Tapi bagi mereka yang mulai kehilangan kontrol di media sosial, perlahan dia akan mulai kehilangan jati diri yang sesungguhnya. Karena terlalu sering menuai pujian di dunia maya, lama kelamaan “ artis ” media sosial itu mulai memunculkan sesuatu yang palsu. Gambaran yang sangat jauh dari realita. Apalagi kalau ditambah dengan adanya persaingan terselubung akibat terlalu kepo dengan netizen lainnya. Mereka jadi sering mengupdate gaya hidup yang lebay alias terlalu diumbar-umbar, postingan yang menunjukkan kalau dirinya yang paling top markotop dan semua jenis kesombongan-kesombongan lainnya demi mendapatkan like atau jempol. Bayangkan aja, memaksakan diri dengan update status atau memposting di dunia maya hanya untuk sebaris komentar dan sebuah emotikon bergambar jempol. Kalau artis beneran atau pembuat konten yang bagus dan bermanfaat, ngejar jempol pasti dapat bayaran ya, lha kalau orang biasa dengan postingan yang tidak bermanfaat dapatnya apa coba ?

Memang ada sebagian orang yang menggunakan sosial media secara positif. Sebagai sarana untuk berbisnis, promosi, informasi, edukasi, dakwah dan silaturrahmi. Tapi tidak sedikit juga yang menjadikannya sebagai sarana untuk memamerkan sesuatu atau menjadikan sosial media sebagai sarana untuk mengeluarkan pendapat yang justru mengganggu kenyamanan orang lain, seperti merasa dirinya yang paling “ ter “ dalam hal apapun. Yang lebih parah lagi, yang menjadikan medsos sebagai diary. Semua permasalahan dalam kehidupannya diobral gratis habis-habisan. Setiap menit pasti posting sesuatu, entah itu di medsos ataupun grup chat.

Post, update dan share sebagai sarana berekspresi bukanlah sesuatu yang salah. Namun yang seringkali terjadi adalah adanya ketidaknyamanan yang kita rasakan saat bertemu orang yang berlebihan dalam memposting. Masalahnya adalah saat orang menggunakan media sosial sebagai sarana untuk berekspresi tanpa batas kebanyakan pada lupa aturan dan kehilangan tata krama, contohnya nih, spam, hate speech, bullying dan narsisme. 

Sudah bukan rahasia, gara-gara media sosial orang jadi mulai lupa cara bersosialisasi didunia nyata. Hal ini terjadi karena mereka berpikir di media sosial semuanya semua orang bebas berekspresi, padahal kenyataannya tidak. Sudah banyak kejadian orang kehilangan “ hidupnya ” gara-gara berkomentar dan mem-posting atau meng-update status yang berlebihan di media sosial. Ada yang bercerai, dipecat dari tempatnya bekerja, dipenjarakan karena dianggap menghina, kehilangan rekan bisnis, putus tali silaturahmi dan lain sebagainya. 

By the way, dulu saya juga sempat begitu tuh, diawal-awal punya akun FB. Tapi ini cerdul alias cerita dulu lho yaa. Sempat juga sih ikut-ikutan update status, posting ini itu kayak orang-orang. Penasaran karena anak-anak yang dulu kos dirumah nenek saya setiap menit yang diomongin posting, sharing, status, update. Mereka juga yang ngajarin saya tapi juga ngledek, kudet alias kurang update. Kalau saya baca sekarang ini kok rasa-rasanya konyol banget, berasa seperti orang sakit jiwa, otak nggak sehat dan ora mutu babar blas. Bukan artis, milyuner atau pejabat penting, just an ordinary person aja kok gayanya sok-sok an ... LoL. Lama-lama ya sadar diri juga, buat apa postang-posting atau update status. Sudah pasti lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Setelah itu langsung dah, jarang update status. Karena saya cuma seorang tukang masak dan dodolan kue, sekarang yang sering saya posting tentunya makanan dan resep. Kadang juga kata-kata puitis kalau mental kuli tinta-nya lagi keluar. Saya juga lebih suka share postingan orang lain, tentunya hal yang positif, edukatif dan lebih bersifat informasi. Itupun kadang ada juga “ pemirsa ” yang sering gagal paham atau mungkin juga galfok alias gagal fokus. Entah karena memang jahil atau mungkin juga karena tidak terbiasa membaca caption dengan baik kali yaa, jadinya komentarnya agak-agak nylenéh. Kalau ada yang seperti itu biasanya sih saya balas emoticon senyum aja biar tidak panjang urusannya. Saya mah tidak peduli, mau dikomen apapun atau tidak, dikasih jempol atau tidak, nggak pernah saya pikirkan. Kalau mau posting ya posting aja, orang lain mau suka atau tidak ya, monggo kerso panjenengan mawon ... 

Jujur, meskipun dulu ikut-ikutan memposting sesuatu tapi kalau ada postingan yang agak gimana, ya rasanya biasa aja tuh. Cuma kalau ada yang komen kadang saya tanggapi. Lagipula, dasarnya saya juga lebih suka berinteraksi secara langsung, eyes to eyes, head to head. Nggak suka bekompetisi, slow action, nggak ngoyo dan termasuk moody. Lebih suka menjalani hidup apa adanya, alon-alon asal kelakon, nggak akan lari gunung dikejar, biar lambat asal selamat, nggak akan balas nabok kalau nggak duluan ditabok, gelem yo syukur nek ra gelem yo wis. Soal kepo, hmmm ... kadang sih ... he he he, ngaku nih. Tapi jangan salah nggih, nggak pernah bermaksud apa-apa, hanya sekedar melihat-lihat aja dan tidak pernah menjahili. 

Memang sih, selama kita masih main-main dengan media sosial, kita tidak bisa menghindari berinteraksi dengan orang-orang seperti itu. Entah itu yang suka pamer, jahil, sok bergaya artis, dan lain sebagainya. Mau tidak mau kita juga pasti membaca update status ataupun postingan milik orang lain. Entah itu yang kita kenal ataupun tidak kita kenal. Tidak kita kenal dalam hal ini karena kita tahunya hanya didunia maya. Kalau dengan orang yang sering kita temui tentunya tidak ada masalah ya. Meskipun orang yang pernah kita temui dulu mungkin orang yang sama tapi di jaman now perilakunya sudah berbeda. Lain di postingan, lain pula di kenyataan. Setahu saya dunia maya itu memang bisa merubah segalanya, mulai dari perilaku, cara berpikir dan cara bertutur. Ada yang positif dan ada pula yang negatif. Hanya manusia yang kuat mental warasnya aja yang tidak berubah.

Kalau saya nih, walaupun mereka adalah teman kita di dunia nyata, entah dijaman old atau jaman now, nggak perlu ragu untuk meng-unfollow seandainya akun-akun mereka mengganggu kenyamanan kita. Unfollow kan juga tidak berarti kita putus silaturrahmi. Karena bagaimana pun juga, tujuan kita untuk memiliki sosmed adalah sebagai kelancaran komunikasi dan kenyamanan kita sendiri. Bukan untuk orang lain. Mempertahankan akun yang mengganggu itu, hanya akan membuat diri kita semakin teracuni. Kita hanya akan menambah dosa terutama untuk diri kita sendiri. Karena bisa jadi kita ngedumel alias menggerutu dalam hati ketika akun tersebut sudah mulai memposting atau meng-update sesuatu. Kalau update yang positif dan bersifat informasi sih, nggak akan ada masalah ya. Tapi kalau sudah menjurus ke profokatif, malah nambah dosa tuh. Dosa jariyah karena yang membaca postingan kan nggak cuma satu dua orang tapi ratusan bahkan ribuan orang. Ibaratnya, menyeret orang lain yang tidak tahu apa-apa untuk berkomentar atas sesuatu yang bukan menjadi urusan mereka.

Feedback dari teman di dunia maya seperti likes atau komentar positif memang bisa membuat diri menjadi lebih baik. Namun kita juga mesti berhati-hati jika hal ini sampai mempengaruhi diri. Jangan sampai menjadi thumb addict dan terobsesi dengan pujian. Kepedulian seseorang tidak bisa dibuktikan dengan jempol yang dia berikan atau komentarnya di postingan Anda. Kehadiran seseorang di dekat Anda lebih penting daripada kemunculan jempol atau komentar di update status kita. Jangan sampai kita kehilangan waktu berkualitas dengan keluarga, sanak saudara dan teman-teman di dunia nyata hanya karena sibuk memposting atau membaca postingan. Mereka adalah the real person yang benar-benar selalu ada untuk kita. 

Last but not least, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan dihati. Diambil positifnya aja yaakk. Semoga ALLAH, SWT memberikan keberkahan di sisa umur kita ... Aamiin Yaa Rabbal Alamiin. 


HAVE A NICE DAY ....





Tuesday 2 January 2018

NEW YEAR


New Year Eve tulisan-tulisan seperti itu selama bulan Desember selalu bermunculan disetiap sudut, entah itu di dunia nyata ataupun didunia maya. Antusias masyarakat dalam menanti detik-detik pergantian tahun bak menanti malaikat yang turun dari langit. Perayaan pergantian tahun baru masehi, yang biasanya dijadikan rujukan hampir seluruh masyarakat dunia, kecuali beberapa negara tertentu yang tetap memakai sistem penanggalan menurut mereka masing-masing. Biasanya masyarakat jauh-jauh hari sudah membuat rencana perayaan pergantian tahun tersebut, mulai dari Mall, hotel, resto, tempat rekreasi dan berbagai tempat hiburan. Semuanya berlomba-lomba menyemarakkan malam tahun baru dengan membuat acara yang dapat menghipnotis pengunjung agar mendatangi tempat mereka.

Di Indonesia, khususnya kota-kota besar, malam tahun baru banyak dirayakan dengan pesta kembang api dan juga atraksi yang meriah selama semalam suntuk. Hampir seluruh mall dan pusat perbelanjaan mengartikan malam tahun baru sebagai malam gila-gilaan untuk meraup omzet. Malam tutup tahun dengan menggelar diskon besar-besaran, cuci gudang, ngabisin stok. Tapi kok nggak ada yang ngasih diskon sampai 95% yaa, padahal saya punya member card lho. Prinsip ekonominya keluar ... LoL. 

Sebenarnya apa sih makna dari malam tahun baru itu ? Menurut apa yang saya baca dari Wikipedia, malam tahun baru adalah kebiasaan dalam kebudayaan barat untuk merayakannya dengan pesta-pesta atau acara berkumpul bersama kerabat, teman atau keluarga menanti saat pergantian tahun. Kalau menurut masyarakat kita sendiri, ada beragam opini yang beredar di lingkungan sekitar saya. Pada umumnya sih bukan karena menghayati pergantian tahunnya tapi hanya ingin melihat keramaian, atraksi hiburan dan tentunya, kulineran. Sama seperti tante, sepupu dan keponakan-keponakan saya, malam tahun baru, sama malam-malam biasa ngga beda jauh. Cuma malam di tahun baru itu banyak kembang api dan petasan aja, jadi lebih rame. Paling-paling cuma nongkrong di depan penjual makanan. Yang suka belanja belanji juga seneng soalnya banyak diskon. Kalau soal menghayati makna tahun baru, pada saat tahun baru Hijriyah mungkin lebih syahdu karena di Solo perayaan tahun baru Islam ini juga dirayakan. Menjadi ritual wajib dan tradisi karena bertepatan juga dengan datangnya tahun jawa 1 Suro. 

Menurut pendapat saya pribadi, meski malam tahun baru sama seperti malam biasanya, namun setidaknya ada sedikit perbedaan. Meskipun secara logika kita tidak perlu menunggu sampai di akhir tahun untuk menelaah hasil kerja, introspeksi diri atau menunggu sampai awal tahun atau awal tanggal untuk melakukan sesuatu. Ada harapan dan keinginan agar hari esok lebih baik dari hari sebelumnya. Saya sendiri jarang atau malah tidak pernah larut dalam hingar bingar pesta, apalagi tahun baruan. Datang ke kondangan kalau lagi mood atau disuruh mewakili keluarga. Kata sepupu saya, manusia yang lempeng-lempeng aja. Kalau ada yang ngatain saya manusia yang nggak pernah having fun alias ndeso, ya silahkan aja, emang gue pikirin ... he he he.

Kalau dilihat dari segi positifnya nih, perayaan tahunan seperti itu lebih berdampak pada segi ekonomi atau menaikkan omzet perdagangan, mulai dari penjual makanan, minuman, hotel, resto, jasa angkutan umum konvensional maupun online, departemen store, penjual petasan, kembang api, mainan dan lain-lain. Dari sisi negatifnya, wah jangan tanya dah, masyarakat moderat pasti sudah pada tahu. Kemacetan dimana-mana, mulai dari pusat kota hingga kawasan terpencil di pegunungan, sampah-sampah ada dimana-mana, rawan terjadi kecelakaan dan yang pasti, pemborosan untuk membeli petasan dan mengadakan pesta yang nggak penting. Yang lebih miris lagi bagi para remajanya, ada yang merayakan tahun baru dengan pesta miras, narkoba dan seks bebas. Oh, seperti itu, makna pergantian tahun yang sebenarnya ? Tepok jidat dan gédég- gédég...

Tapi itu semua tergantung dari keyakinan dan persepsi pribadi masing-masing ya, ada yang setuju ataupun yang tidak setuju dengan makna malam tahun baru tersebut. Pilihan ada ditangan anda, monggo kerso panjenengan. Sebenarnya saya masih kepingin mengulas lebih dalam lagi tentang tahun baru, celoteh keponakan-keponakan saya yang ikut jadi penggembira. Mungkin pada kecewa soalnya ada imbauan dari walikota yang melarang menyulut petasan. Karena belum sempat bertemu, cukup sekian dulu ulasannya. 

Semoga ALLAH, SWT melindungi, memberi kemudahan dan memberkahi kita semua. Menjadi manusia yang lebih baik lagi untuk kedepannya ... Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.