Sunday 2 October 2016

ABOUT THE HEART


Hati adalah cermin, tempat pahala dan dosa bertarung

~ BIMBO ~

Selama ini mungkin kita telah banyak bergumul dengan permasalahan seputar menggali rahasia logika, rasio dan kebenaran. Hal itu telah membuat kita lebih banyak menggunakan isi kepala walaupun sebagai manusia kita juga menyadari kalau kita sebenarnya memiliki apa yang disebut sebagai “ hati “.

Setiap insan pasti punya hati, salah satu organ tubuh manusia yang sangat penting. Berbicara tentang hati, secara kiasan, hati identik dengan keadaan perasaan seseorang, keadaan jiwa dari manusia. Secara fisik, hati punya nama beken, yaitu Liver. Liver memiliki banyak fungsi utama bagi tubuh manusia, seperti menyimpan mineral, vitamin dan menghasilkan cairan empedu yang mencerna lemak dan masih banyak lagi. Dalam bahasa Arab, hati adalah Qolb atau Qolbu. Istilah qolbu ini mirip dengan Heart dalam bahasa Inggris. Heart dapat bermakna sebagai jantung, dapat juga bermakna hati tapi bukan liver lho yaa. Jadi tidak sama antara penyakit liver, penyakit jantung dan penyakit hati … LoL. 

Hati yang dalam pengertian maknanya berarti keadaan perasaan dan jiwa seseorang yang bisa mengalami perubahan atau siklus. Perasaan suka, benci, bahagia, sedih dan lain sebagainya porosnya ada di otak lalu turun ke hati. Berbagai macam perasaan tersebut silih berganti mengisi hati seseorang. Hati kalau dikaitkan dalam istilah bahasa Arab adalah qolbu dengan kata kerja qolaba yang berarti terbalik. Wajarlah bila keadaan hati seseorang selalu berfluktuasi atau terbolak-balik. Kita tidak perlu heran melihat seseorang tersenyum namun setelah satu jam berikutnya menangis. Sehari bilang suka namun setelah seminggu bilang benci. Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati manusia, tetapkanlah hatiku padanya … jiiiaaahh … he he he.

Memang, hati memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap diri manusia karena dia ibarat penguasa dalam tubuh. Abu Hurairah mengatakan, hati ibarat raja sedangkan anggota badan ibarat pasukannya. Apabila buruk rajanya maka buruk pula pasukannya. Jadi kalau hatinya buruk maka buruk pula diri manusia itu. Dan hati ini adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat, diraba dan diterawang, kayak uang kertas aja nih … LoL. Tidak perlu heran kalau ada orang yang terlihat pendiam tapi ternyata pendendam, pendengki, berbuat baik ternyata ada maksud tertentu. Hanya si pemilik hati dan Sang Penciptanya-lah yang tahu, apa sesungguhnya yang ada di lubuk hati manusia. 

Seseorang tidak mudah untuk mengatakan bahwa dia adalah manusia paling pintar sebelum mengetahui ilmu tentang hati. Kebanyakan manusia sering tidak menyadari realitas dirinya sendiri. Ia memandang tubuh fisiknya sebagai esensi dari dirinya sendiri, menyombongkan isi otaknya dan terlalu mengagung-agungkan logika. Padahal logika ibarat suatu yang menciptakan beragam potongan puzzle dan hati-lah yang menyatukannya menjadi sebuah gambaran yang utuh. Tapi pengertian itu hanya bisa dimiliki oleh orang orang yang memiliki hati yang hidup. 

Sebentuk hati yang sehat jika berhadapan dengan fitnah, ujian, cobaan dan godaan apa pun, seperti harta, tahta, pria atau wanita, ia tidak akan bergeming, tergoda dan tetap tegar. Manusia yang selalu menjaga kesehatan hatinya, selalu merasa tenang, nyaman, tenteram dan mantap. Tidak ada keraguan, tidak ada ganjalan dan tidak ada kekhawatiran atau ketakutan bila terlihat oleh orang lain. Ketika hati nurani masih bersih dan dominan untuk mengajak seseorang melakukan banyak kebaikan maka hatinya hidup dan sehat. Namun bila sebaliknya, bilamana hati sudah tak merespon mana perbuatan buruk dan mana perbuatan baik, maka hati tersebut sakit dan bisa dibilang sudah keras karena tidak berfungsi sebagaimana diharapkan. 

Nah, ini nih, hati yang keras atau qasat qulubuhum. Hatinya sudah mati, tertutup, terkunci dan lain sebagainya. Atau kita bisa tafsirkan bahwa kata “ mati ” disini bukanlah meninggal dunia tapi artinya kiasan bagi hati yang tidak menjalankan fungsinya. Biasanya kalau hatinya sudah tertutup, mata dan telinga juga tertutup. Intinya, orang yang memiliki hati seperti itu tidak akan pernah bisa melihat kebenaran. Merasa pintar tapi tidak pintar merasa. Tidak mau mendengar, melihat, apalagi berbicara. Pada dasarnya, hati yang sakit adalah hati yang masih memiliki kehidupan, tapi dihinggapi penyakit. Dan pemilik hati seperti ini biasa mudah tertipu karena selalu menyembunyikan hatinya alias tidak mau melihat kebenaran dari orang lain. 

Susah ya, kalau bertemu dengan manusia seperti itu. Ibaratnya sebuah batu kalau terkena tetesan air lama-lama akan terkikis juga, tapi tidak dengan manusia berhati keras karena hatinya sudah tidak sehat. Sekedar mengingatkan diri sendiri kalau selama kita masih hidup, kita akan selalu membutuhkan orang lain. Memelihara kekerasan hati juga tidak ada manfaatnya bagi kita. Apa yang akan kita pakai nantinya hanyalah kain kafan dan rumah yang akan kita tempati adalah rumah tipe 21, 2x1 meter. Tapi selama kita masih bernapas, tugas kita adalah berikhtiar dan menjaga hubungan baik dengan sesama.  Yang lebih penting lagi agar selalu menjaga hati dan meluruskan niat. 

Selamat Tahun Baru 1438 Hijriyah. Semoga kita semua diberi umur yang barokah, ilmu yang bermanfaat dan bisa berhijrah ke kehidupan yang lebih baik lagi. Allahumma Aamiin.