Monday 17 November 2014

Cyber Dating


Dukungan operator selular yang berlomba-lomba memanjakan pengguna internet dengan layanan murah semakin menyemarakkan aktifitas online. Mulai dari game, internet marketing, jejaring sosial hingga pekerjaan. Dampak yang sangat terasa dari digitalisasi ini, membuat kita hidup tak terbatas dalam ruang dan waktu. Dalam waktu bersamaan kita bisa bertegur sapa lewat jejaring sosial dimana saja dan kapan saja.

Berbagai pekerjaan sangat terbantu dengan adanya digitalisasi ini. Seorang jurnalis tak lagi sulit mengirim berita, artikel, foto maupun gambar bergerak ke kantor pusatnya. Perusahaan yang punya cabang dimana-mana cukup memantau komputer di kantor pusat untuk mengontrol jalannya perusahaan di daerah setiap saat. Kayaknya cuma penulis dan penerbit aja yang tetap menggunakan cara lama. Bukan hanya mengirim via email, naskah juga harus dikirim lewat pos. Nggak tanggung-tanggung, harus sudah dijilid rapi .... he he he. Yang paling banyak diminati orang adalah super cepatnya informasi. Mulai dari politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan juga cinta ....

Dalam sepuluh tahun terakhir berbagai jenis sosial media yang sedang mewabah seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, Skype, Line, Whatsapps, Viber, BBM dan sebagainya. Dulu yang terlihat beken cuma Friendster dan YM. Saat ini, orang punya sepuluh akun itu sudah biasa, kecuali saya. Sepupu saya pun sering ngata-ngatain saya, ndeso ... ndeso, saking sedikitnya akun yang saya miliki. Bukan apa-apa sih, kebanyakan akun menurut saya malah bikin pusing. Tapi yang pasti sih, bakalan lupa password ... LoL. Meski tidak bisa dipungkiri, media-media sosial tersebut membuat komunikasi manusia menjadi lebih mudah. Bukan hanya untuk bisnis dan ajang pertemanan, ada juga media sosial yang menawarkan berbagai kemudahan untuk para penggunanya dalam soal cinta. Jadi, cyber dating alias kencan online tuh sudah tidak aneh lagi.

Kencan online biasanya dilakukan oleh mereka yang bertemu melalui dunia maya, tanpa bertatap muka secara langsung. Mereka hanya melakukan kontak melalui internet, chatting, telpon ataupun sms. Ada juga yang suka main webcam-an. Jadi teringat waktu tante saya masih tinggal di Leeds, acara Skype-an sering ngadat, awakmu ora ketok .... byar pet .... byar pet .... bayar cepet tapi jaringan bikin mumet. Maklumlah, Indonesia kan bukan Jepang, internet lemot mah udah jadi makanan sehari-hari. 

Dan kencan di dunia maya mungkin salah satu cara paling umum untuk memulai sebuah hubungan. Setitik harapan bagi manusia-manusia single ( termasuk saya .... hiks ). Tidak ada yang salah, namanya juga usaha. Bukankah tidak ada seorangpun yang bisa menebak dimana akan bertemu dengan jodohnya ? Banyak kok, yang bertemu pasangannya dengan cara online. Teman saya bertemu dengan jodohnya via YM. Menikah dengan si mas Bule sampai sekarang dan punya beberapa anak. Man propose, GOD dispose.

Dunia maya memang menawarkan akses luas untuk bertemu para lajang lain. Tapi sejauh yang saya lihat, menurut pendapat saya nih, ada banyak hal-hal " menyeramkan dan brutal " di sana. Memang gampang-gampang susah mengetahui seseorang itu orang baik atau bukan ( menurut penilaian kita ), entah di dunia nyata maupun di dunia maya. Sayapun terkadang salah menilai. Bagaimanapun kita hanyalah manusia biasa yang jauh dari sempurna. Seperti yang pernah saya lihat, ada juga kok manusia baik-baik yang memang berniat mencari soulmate-nya di dunia maya. Meskipun hanya seratus diantara satu milyar. Dan sayangnya orang-orang baik itu tertutup oleh ulah oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang mengatas namakan cinta untuk alasan tertentu.

Akibat ulah iseng teman yang me-registered saya di salah satu situs online, saya jadi tahu banyak tentang manusia-manusia di dunia maya. Mungkin, saya sendiri juga dikira manusia jahat dan nggak bener, kali yaa. Sabar, pastilah, apapun yang orang katakan, apapun persepsi orang terhadap saya, biarlah ..... Innallaha ma'asshabirin. Karena memang banyak kejahatan kelas internasional berada disana, human trafficking, perdagangan narkoba, prostitusi dan lain-lain. Tidak perlu saya jelaskan secara detil, semua orang yang berpikiran " smart " juga pasti tahu ... he he he.

Menurut saya, situs kencan online tuh hanya cocok untuk para pencari kesenangan dan bermental badak. Manusia yang punya loyalitas tinggi ( seperti saya .... jiiaaahhh ... LoL ) tidak cocok berada disana. Terlalu banyak sekali kepalsuan dan kemunafikan. Saya pernah membaca profil seorang pria, disitu dia menuliskan, " Only for real person dan serious to build relationship. I'm tired. I'm here not fot sex cam, I'm not suffering mental illness." Sungguh, miris ya, mungkin pria itu bertemunya dengan wanita yang otaknya error ... he he he. Saya sendiri juga sering bertemu dengan pria yang otaknya juga error seperti itu, nyantai aja sih, nggak perlu diambil hati. Terlepas dari itu, ada hal yang bisa dima'afkan dan bisa diterima, asalkan tidak keterlaluan aja. Kalau seorang pria saja bisa sampai sebegitu capek hatinya, apalagi saya ....

Biasanya, manusia beneran pasti tidak akan tahan berlama-lama exist disana. Nggak bakalan ada yang sanggup meneliti jutaan daftar profil yang tak berujung, karena setiap hari pasti semakin bertambah, si pengguna akan kewalahan menentukan seseorang yang tepat karena banyaknya pilihan yang tersedia. Kecuali kalau mereka punya maksud dan tujuan tertentu. Kalau sudah bosan, sudah pasti mencari yang baru. Bukan tidak mungkin kalau dalam sekali gebet, mereka chat dengan sepuluh orang atau bahkan lebih. Kalau sudah begini seseorang akan terus menerus berada dalam lingkaran setan dunia maya. Mungkin hanya orang yang suka bermain-main aja yang tetap exist.

Masalah paling klasik yang harus dihadapi oleh mereka yang melakukan kencan online pada umumnya adalah rawannya perselingkuhan dan penipuan. Kalau pria biasanya tertipu dengan uang, kalau wanita dengan perselingkuhan. Bagaimana tidak, situs kencan online juga kerap menampilkan profil yang tak berbicara banyak mengenai diri mereka. Siapa yang tahu kalau mereka sudah bersuami atau beristri. Foto pun kadang juga banyak yang palsu. Ada sih yang benar-benar jujur. Orang yang jujur biasanya bisa dilihat di jejaring sosial lainnya, karena saat ini rata-rata mereka punya sedikitnya dua atau tiga media sosial yang benar-benar mengkomunikasikan kepribadian orang tersebut dengan cukup akurat melalui kepentingan, pikiran, serta perilaku mereka dalam foto dan update status. Jadi bisa dilihat, mana yang punya niat baik dan mana yang tidak. Just follow your intuition  and your small inner voice .....

Kalau membicarakan orang jahat, saya rasa mereka ada dimanapun dan di belahan bumi manapun. Di kehidupan nyata atau di internet, pasti ada. Sudah menjadi hukum alam. Namun tidak berarti bahwa semua orang di dunia maya itu jahat. Tidak semua orang itu palsu. Masih banyak orang yang baik juga kok di dunia ini. Dan saya yakin prosentase orang baik di bumi masih lebih banyak daripada orang jahat. Jika tidak, dunia pasti sudah kiamat .... he he he.

Kita juga mesti adil dalam memperlakukan teknologi, sehingga akan disadari dampak baik atau buruknya. Jangan terlalu menghakimi. Ibarat sebuah pisau, akan bermanfaat kalau digunakan untuk mengiris makanan, buah atau sayuran. Sebaliknya, bisa berakibat fatal bila untuk digunakan untuk melukai orang lain.

Kekhawatiran berlebihan alias paranoid terhadap dampak internet juga tidak baik, sebab dampak positifnya sudah sangat dirasakan. Terutama untuk mencari berbagai informasi dan urusan bisnis, yang legal tentunya ... LoL. Semua itu berbalik lagi kepada si pengguna dalam memanfaatkan teknologi intenet asal kita menggunakannya dengan cara-cara yang sehat.

At last, kita berbagi pengalaman dan hal-hal yang positif aja yaa. Karena pengalaman adalah guru yang terbaik dalam kehidupan. Kalau saya tulis semuanya tentang kencan online, mungkin sampai sepuluh jilid, bisa jadi best seller kali ... LoL. Sekedar mengingatkan, sebagai manusia saya masih jauh dari sempurna. Mohon maaf jika ada salah-salah kata. Tidak bermaksud untuk menakut-nakuti dan tidak ada larangan bagi siapapun yang ingin melakukan kencan online. Itu hak pribadi Anda, siapapun boleh melakukannya asalkan bisa bertanggung jawab dengan pilihan yang telah diambil ... hiks. Yang penting, semoga kita semua selalu diberi jalan yang terbaik dan selalu dilindungi oleh ALLAH, SWT .... Aamiin.

Specific Character


Indonesia adalah negara kepulauan dengan berbagai macam suku, adat istiadat dan bahasa daerah. Setiap daerah mempunyai ciri khas masing - masing baik itu kebudayaan ataupun individunya. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Kebiasaan, kepercayaan, nilai-nilai, hukum dan moral pada suatu kelompok masyarakat tertentu yang bersifat nyata dan dilaksanakan secara turun temurun. Secara sederhana kebudayaan yang berada di lingkungan manusia tempat dimana dia tinggal akan membentuk kepribadian orang tersebut. 

Begitu juga dengan karakter atau kepribadian seseorang. Karakter tidak terbentuk secara kodrati, tetapi karena adanya proses seseorang dengan lingkungan sekitarnya termasuk salah satunya karena adanya kebudayaan. Karakter juga merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. 

Secara umum kebudayaan dan karakter saling memiliki keterkaitan dalam kehidupan setiap manusia. Karena, pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Pada umumnya, masyarakat di Indonesia masih memegang teguh tradisi kebudayaan dari daerahnya masing-masing. Jadi, apabila seseorang berada di lingkungan yang kental akan kebudayaan maka karakter orang tersebut akan sesuai dengan kebudayaannya. 

Saya sendiri keturunan Jawa, lebih tepatnya Solo atau Surakarta Hadiningrat .... LoL. Dimana sejak lahir saya terdidik dalam budaya Jawa dan Islam. Keluarga besar saya kebanyakan masih mengikuti beberapa tradisi sebagaimana adanya adat istiadat keturunan Solo, meski saya dan keluarga saya tidak mengikuti secara keseluruhan. Simpel aja sih, kalau ngikutin adat tuh, ribet. Lagipula, sejak kecil saya terbiasa berpindah-pindah kota, ngikutin bapak saya dinas, jadi mesti menyesuaikan diri dengan tempat dimana saya tinggal. Meskipun ada satu hal yang tidak bisa saya hindari kalau ada orang yang tahu tempat kelahiran saya, mereka pasti bilang, Oh, jebule Putri Solo tah .... he he he.

Surakarta, Solo atau Sala, mungkin satu-satunya kota di Indonesia yang punya dua nama. Terkenal dengan kota perdagangan, batik, kota kuliner dan yang pasti, Princess of Solo. Masyarakat yang identik dengan sifat ramah, rendah hati, sederhana, sopan-santun, lemah lembut tutur bahasa dan perilakunya. Penggemar langgam Jawa pasti familiar dengan lagu ini, Putri Solo .... Dasare keporo nyoto.... Lakune koyo macan luwe .... Kiyet kiyet suwarane .... Dadi lan pantese .... Mung Sandal jepit pengangite. Yang terakhir ini mah, gue banget .... he he he. 

Jujur, ada beban tersendiri kalau mengaku orang Solo. Ada pandangan kalau gadis asal Solo harus pandai menari, nembang Jawa dan membatik. Mlakune klemar-klemer, ngomonge klemak-klemek. Kebanyakan memang iya sih, tapi kalau bicara klemak-klemek nggak lah .... he he he. Soalnya, saya juga bisa bicara keras tapi nggak kasar lho, ya. Biar suka ngeyel, tapi pantang memaki dan bicara kotor. Penghuni kebun binatang nggak bakalan keluar .... LoL.

Meskipun ada Yogyakarta yang juga terkenal dengan kota budaya Jawa ( saya juga pernah tinggal lama di sana ). Mungkin karena di Yogya lebih banyak pendatang dan budaya disana sudah mulai luntur. Lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia. Jadi atmosfer Jawanya beda gitu loh, di Solo lebih terasa. Selain itu, masyarakat Solo masih kental memegang budaya Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan warga keturunan Arab dan Cina yang tinggal disini pun juga menerapkan hal-hal seperti itu dalam kehidupan sehari-hari. Mereka pun juga terlihat lebih Njawani dan lebih sering menggunakan bahasa Jawa daripada bahasa Ibu mereka.

Masih ingat ajaran-ajaran yang diberikan pada saat saya masih kecil, dan juga tetap terbawa sampai saat ini. Kalau berbicara dengan orang yang lebih tua dan mereka sedang duduk, kita tidak boleh berdiri, harus ikutan duduk. Bilang nuwun sewu, ndherek langkung kalau melintas di depan orang yang lebih tua. Laki-laki lebih diutamakan. Bicara yang sopan. Dulu, saya sering kena semprot habis-habisan karena sering melanggar aturan ... he he he.

Dalam masyarakat Solo, penggunaan bahasa Jawa sangatlah memperhatikan siapa yang diajak berbicara untuk menentukan ragam bahasa yang digunakan. Hal ini menunjukkan adanya unggah-ungguh atau sopan-santun yang masih dipertahankan, dilihat dari tingkat tutur berbahasa yang masih memperlihatkan, prinsip santun dengan memperhatikan siapa yang diajak berbicara dan kapan serta tempat peristiwa tersebut terjadi. Terlebih lagi dalam lingkup keraton yang masih dominan, sehingga dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya sangat berhati-hati karena terdapat berbagai lapisan yang berbeda sehingga dalam memilih kata, harus dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Ada tiga jenis bahasa Jawa yang digunakan disini ( yang pasti bahasa Indonesia juga ). Bahasa Jawa Ngoko, Krama Alus dan Krama Inggil. Pemakaian bahasa ini menyesuaikan dengan keadaan yang mengucapkan, siapa yang diajak berbicara, kapan, di mana, bagaimana, apa sebab, maksud dan tujuannya. 

Di era tempo dulu, bahasa Jawa Ngoko biasanya digunakan bagi yang mempunyai kedudukan yang akrab atau kedudukan salah satunya lebih tinggi. Sesama saudara, teman dekat, pembeli dengan penjual, majikan dengan pembantu. Krama Alus merupakan tataran bahasa menengah yang terletak di antara Ngoko dan Krama Inggil, karena salah satunya lebih tua dan yang lainnya umurnya lebih muda. Hal ini digunakan karena memberi kesan saling menghormati. Anak kepada orang tua, pembantu kepada majikan, bawahan kepada atasan, penjual kepada pembeli, orang yang baru dikenal atau ditemui. Dan Krama inggil digunakan untuk menunjukkan hubungan antar keduanya yang bersifat bersifat horizontal. Orang-orang yang bekerja di berbagai instansi,pelayanan publik. Yang lucu nih, ada sepupu ibu saya yang berbahasa Krama Inggil dengan saudara-saudaranya dalam kesehariannya, Pripun, dalem sowan kala wau mboten pinanggih panjenengan ..... kayak pertunjukan wayang orang aja jadinya .... he he he.

Lain dulu, lain sekarang. Kalau ada yang masih mempertahankan tradisi, itu sudah biasa. Jaman sekarang penggunaan bahasa Jawa sudah mengalami pergeseran karena kondisi saat ini, tergerus dengan arus modernisasi sehingga penggunaan bahasa Jawa semakin memudar. Mungkin mereka malu bertutur dengan bahasa Jawa, padahal bule-bule banyak yang belajar dan fasih berbahasa Jawa. Istilahnya, wong Jowo ilang Jawane. Tapi memang tidak semua orang Solo berperilaku halus dan lemah lembut tutur katanya. Banyak juga yang suka berbicara kasar dan bertingkah berangasan, semua itu tergantung di lingkungan mana dia tinggal. Banyak juga sih, yang ngaku-ngaku orang Solo, padahal bukan. Tapi biasanya kelihatan tuh, kalau sudah bertutur, Solo asli atau Solo kemringet alias Solo masih 60 km. 

Begitulah, sekelumit kisah tentang Solo, City never sleep, The Spirit of Java. Kota bagi orang yang ingin menikmati hidup, kuliner murah 24 jam nonstop. Asal jangan kepagian aja kalau ingin belanja ke pertokoan, soalnya rata-rata baru buka antara jam 10-11 pagi. Pada nyantai semua sih, kalau sudah rejeki nggak bakalan kemana kok .... LoL.