Wednesday 15 May 2013

My Novel : Twilight In Tehran


 " Keluargamu akan mendapat malu dengan batalnya pernikahanmu. Dan keluarga Azarian bukanlah gerombolan pengecut yang lari dari tanggung jawab. Apapun yang terjadi pernikahan harus tetap berjalan seperti yang telah direncanakan." Bu Laras berkata dengan tegas.
" Tapi saya tidak akan menikah dengan Faizal, dia sudah membatalkannya. Dan sebagai seorang wanita Jawa, saya pantang mengemis ..." tukas Emilia.
" Bukan Faizal, tapi Reza." kata Bu Laras. 
Emilia terkejut." Apa ?"
Lalu ia tertawa terbahak-bahak." Ya, Tuhan ! Saya ? Menikah dengan Reza ? Apa tidak salah ?"
Reza mengamatinya dengan tajam, terlihat kalau dia sangat marah. Ia sangat terhina dengan kata-kata Emilia . Apalagi saat gadis itu tertawa terbahak-bahak didepan Ibunya
 " Sebaiknya kau jangan menertawakan calon pasanganmu yang memenuhi syarat." ujar Bu Laras, bijak.
Emilia seketika terhenyak. Ia baru menyadari kalau sikapnya sudah sangat keterlaluan. Seharusnya ia menjaga sikap dan tutur katanya.
" Ma'afkan saya, Bu.Tapi Reza bukan pasangan yang memenuhi syarat. Walaupun Parangtritis airnya habis-pun, saya tidak mau menikah dengannya. Ya, Tuhan, ampunilah dosa-dosaku."
" Aku juga." tutur Reza, tidak mau kalah." Aku lebih suka tertimpa longsoran batu atau di kejar wedhus gembel, daripada menghubungkan hidupku denganmu."
" Aku tidak membayangkan sehancur apa hidupku nanti, punya suami sepertimu." sahut Emilia, sengit." Amit-amit jabang bayi."
" Kau lebih galak daripada seratus gadis Iran."
" Kau ..... anggota Savaki yang mata keranjang." sembur Emilia.

        Cinta dimulai dengan naluri dan tumbuh perlahan-lahan tanpa disadari. Seperti jamur yang tumbuh di atas Baquette Perancis, yang membuat orang keracunan bila memakannya. Cinta datang seperti roket yang melesak tepat di depan wajah. Tidak bisa berpikir, tidak enak makan, tidak bisa tidur, tidak bisa konsentrasi, tidak bisa .....              

         Menikah dengan Emilia akan membuat ibunya senang dan menuntaskan kewajibannya sebagai seorang Azarian. Adiknya telah mempermalukan gadis itu dan menghancurkan masa depannya. Sebagai anak tertua, ia tidak bisa lepas tangan begitu saja. Tidak ada alasan lain baginya. 
              
     Emilia telah menantang Reza, menertawakannya dan menghinanya. Harga diri Reza dipertaruhkan di depan keluarganya sendiri. Tentu pria itu tidak akan berdiam diri begitu saja. Apa yang akan ia peroleh bersama seorang pria yang aneh, misterius dan sulit ini ? Tentu tidak akan mudah bila hidup bersamanya karena Reza punya aturan sendiri dengan hidupnya. Kata-katanya telah menolak pria itu, sementara hatinya menginginkannya. Dan sepertinya tidak ada jalan lain ...

Laut Kaspia yang airnya berkilauan seperti kaca
Bunga-bunga yang bermekaran di Eshfahan
Masjid megah di kota Qom
Dinginnya salju di Damavand



No comments:

Post a Comment