Tuesday 9 August 2016

BE BRAVE


Keberanian sering kita artikan sebagai seseorang yang berani bertempur, melawan situasi rawan dan penuh bahaya. Tetapi, sebetulnya hal ini hanya sebagian kecil dari sebuah keberanian. Kebanyakan orang gagal paham kalau seorang pemberani itu adalah orang-orang yang tidak punya rasa takut akan apapun. Padahal semua manusia dimuka bumi ini pasti punya perasaan takut, walaupun cuma sedikit. 

Perasaan itu akan semakin berkembang karena kita merasa nyaman dengan ketakutan kita itu. Apalagi kalau orang-orang disekitar kita juga ikut mendukung dan bersimpati dengan ketakutan kita. Padahal secara tidak langsung itu adalah memberi support negatif pada kita. Kalau kita takut melakukan sesuatu yang baru, tentu sulit untuk segera memulainya, sehingga selalu saja ada ribuan alasan untuk terus menundanya.

Takut gagal, takut mati, takut kehilangan harta benda, takut menghadapi sesuatu hal, takut dengan seseorang, takut dengan hewan, takut dengan benda, takut dengan makhluk halus atau bahkan mungkin, takut jelek. Kalau tidak berlebihan sih tidak masalah karena rasa takut adalah perasaan normal yang dimiliki oleh semua orang. Yang jadi masalah kalau kita tidak bisa mengendalikan perasaan takut itu. Meskipun wajar untuk dirasakan semua orang, rasa takut yang berlebihan bukanlah hal yang baik. Jadi, jangan takut kalau di blog ini profil pics-nya kemarin berubah terlihat seperti nenek sihir atau vampir. Upload foto editan juga butuh keberanian … he he he.

Menurut saya nih, rasa takut itu seperti permainan dalam otak kita. Memang akan ada tekanan dari berbagai arah terutama dari diri kita sendiri. Ada banyak pergolakan batin, ada banyak keluhan dan banyak gejolak emosi yang menghimpit. Tapi itu adalah sebuah keniscayaan. Suatu jalan yang mau tidak mau terpaksa harus kita lalui kalau kita ingin mengendalikan rasa takut itu. Tidak mudah memang untuk keluar dari comfort zone tapi itulah yang harus kita lakukan, the show must go on

Saya sendiri juga punya rasa takut, berlebihan sih tapi tidak begitu terlihat karena tertutup oleh keberanian saya yang lain. Orang yang tidak kenal saya 24 jam tahunya saya adalah a brave girl, padahal tidak tuh … he he he. Dulu pernah saya tulis di blog ini juga, tapi ketakutan saya tidak hanya itu. Pada dasarnya sih sama, takut ketinggian. Kalau cuma manjat pohon atau naik ke atap sih, saya tidak takut. Tapi kalau sudah mengarah untuk naik lift atau naik pesawat, jangan tanya deh, pasti saya bakal mencari seribu alasan untuk menghindar. 

Ketakutan saya itu memudar karena mau tidak mau alias terpaksa melakukannya, dorongan dari orang-orang disekitar saya agar mau berubah. Dulu orangtua dan adik saya masih mau mengalah kalau pergi keluar kota saya maunya naik bus atau kereta. Alasan yang saya buat juga macam-macam, inilah itulah, pokoknya ngeles abis dah. Jadinya, ortu dan adik saya sudah melanglang buana, saya malah jaga rumah sendirian. Tapi dilain waktu saat saya pergi berdua aja dengan adik saya, dia nggak mau ngalah, keukeh harus naik pesawat. Awalnya masih lega karena berangkat mendapat tiket kereta eksekutif tambahan karena semua tiket sudah pada full booking. Tapi pulangnya nih, mau nggak mau, saya harus mengikuti apa maunya. Meski saya bisa menutupi dengan membolak-balik majalah, jangan tanya bagaimana perasaan saya saat pesawat take off, mual, deg-degan dan kalau tidak ingat malu dengan orang yang duduk disebelah saya, rasanya pengen teriak, turunkan aku …. turunkan aku … LoL. Bapak saya yang jemput di Bandara juga nggak kalah cemas tuh, tapi begitu melihat muka saya yang nggak pucat kayaknya lega gitu. Tante saya juga ikut-ikutan rempong, nelpon melulu. Keponakannya kelihatan ndeso banget gitu loh … he he he. Pun dengan naik lift, meskipun saya bisa menutupi ketakutan kalau ada teman atau orang yang sama-sama menggunakannya, tapi kalau ada alternatif lain seperti ada escalator, pasti saya milih yang terakhir ini. Gara-gara adik saya juga nih, saya jadi berani naik lift sendirian. Beberapa bulan yang lalu adik saya sempat dirawat di RS, mau tidak mau, saya mesti memakai lift kalau tidak ingin kaki saya gempor naik turun tangga karena kamarnya berada dilantai 4. Sengaja banget tuh kayaknya, konspirasi tingkat tinggi … LoL.

Satu hal yang saya ambil hikmah dari semua itu adalah rasa takut yang tidak teratasi pada akhirnya hanya akan menyusahkan diri kita sendiri. Orang-orang yang berada disekitar kita pun pasti juga akan terkena imbasnya. Dan keberanian yang sesungguhnya adalah ketika seseorang berani melihat kekurangan dirinya. Yang perlu kita ingat, untuk menjadi seorang pemberani, kita harus memilih untuk tidak melarikan diri, tidak membohongi diri sendiri ataupun menciptakan alasan-alasan yang tidak benar. Hanya Sang Pencipta aja yang harus kita takuti, yang lain mah lewat euy. Nggak takut lagi ... nggak takut lagi ...  he he he. Semoga ALLAH, SWT melimpahkan semua rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua … Aamiin.


No comments:

Post a Comment