Friday 5 June 2015

HOPES & DREAMS


Mimpi adalah kunci
Untuk kita menakhlukkan dunia
Berlarilah
Tanpa lelah
sampai engkau meraihnya …

Song by Nidji

Setiap orang pasti sering bermimpi, entah disaat tidur ataupun saat terbangun. Karena mimpi adalah sifat manusia yang hakiki untuk sungguh menjadi manusia. Tidak ada sebuah perubahan tanpa diawali sebuah impian dan tiada sebuah impian tanpa sebuah harapan. Impian membuat manusia senantiasa berpikir maju mengatasi situasi konkrit yang membelenggu dan mengikat dirinya. Sesuatu yang bisa kita tunjukkan pada orang lain.

Di saat tidur terkadang kita suka mimpi dari mulai yang aneh sampai yang ajaib, mimpi indah sampai mimpi horror dan kadang ada juga mimpi yang menjadi kenyataan. Dream comes true gitu loh …. Yaayyy. Saya sendiri merasa aneh kalau tidak bermimpi. Tapi jangan diasosiasikan yang nggak-nggak lho yaa. Saat bangun tidur yang ada cuma bengong, mimpi apa aku semalam …. he he he. Beda kalau kita bermimpi, seperti ada sesuatu banget … LoL. Meskipun terkadang, mimpi bisa membuat orang takut, mimpi membuat hidup kita menjadi lebih berwarna.

Banyak orang yang mengganggap mimpi atau impian itu sama dengan khayalan atau angan-angan tetapi sebenarnya serupa tapi tak sama. Mimpi atau impian itu lebih ke arah sesuatu yang dapat digapai sedangkan khayalan atau lamunan itu lebih ke arah keinginan yang tidak realistis, menurut sebagian orang nih. Tapi sepertinya ada yang salah ya, kebanyakan penulis atau pencipta lagu itu bekerja dan berkarya melalui khayalan, pembenaran untuk diri sendiri … LoL. Sebagai contoh, lihat saja serial Harry Potter, buku dan film-nya booming di seluruh jagad raya ini, ceritanya realistis nggak ?

Harapan dan impian adalah dua hal yang memegang peranan penting dalam pembelajaran hidup manusia. Manusia harus dan pasti memiliki sebuah harapan. Harapan yang mendorong dirinya untuk dapat merubah dunia yang memungkinkan diri dan hidupnya dapat berjalan menuju sebuah titik kebaikan dan keutuhan hidup. Harapan dan impian adalah sesuatu yang membuat hidup kita lebih hidup, karena menjadi generator dalam setiap aksi, visi dan kita. Dalam setiap langkah kita pastilah kita sering berucap, semoga ... semoga ... Itu sebagai sebuah bukti kalau harapan itu ada di setiap desahan napas kita.

Sejak kita dilahirkan, harapan dan impian sudah melekat. Bahkan ada tradisi yang menyiratkan besarnya impian dan harapan. Di Jawa ada sebuah tradisi tedak siten atau turun tanah, saat bayi mulai berjalan untuk pertama kali. Tujuannya agar si kecil bisa tumbuh menjadi anak yang mandiri. Do’a-do’a dari sesepuh sebagai pengharapan agar kelak bisa sukses dalam menjalani hidupnya.

Saya sendiri juga punya story yang menurut saya agak aneh. Menurut cerita dari keluarga saya nih, sebelum ari-ari saya dimasukkan kedalam bokor tanah liat beserta tutupnya dan dipendam, nenek dan ortu saya memasukkan pensil, secarik kertas bertuliskan Arab, buku kecil, jarum, benang jahit, pisau kecil, uang kertas, koin dan sejumput beras. Dan seiring berjalannya waktu, harapan yang tersirat dalam bokor itu menjadi kenyataan. Saya demen banget menulis, bisa menjahit, bisa memasak dan bisa nyari duit. Semua itu terjadi begitu saja secara otodidak. Kalau dipikir secara nalar memang tidak masuk akal ya … LoL. Kalau saya sih, lebih suka menyebut semua yang telah terjadi adalah takdir. Tapi itulah yang dinamakan harapan dan impian orangtua kepada anaknya, meskipun terkadang ada harapan yang tidak kesampaian. Agak nanggung juga sih, kenapa dulu nggak sekalian aja masukin mainan rumah-rumahan, helikopter, sepeda, mobil dan pesawat, kan asyik tuh kalau jadi penerbang … bokornya mana muat, kemaruk banget … he he he.

Ngomong-ngomong soal penerbang nih, dulu saya kepengen banget jadi Wanita Angkatan Udara karena sering terpilih menjadi tim upacara bendera di sekolah, baris-berbaris dan pramuka, terbiasa dengan aturan protokoler gitu.  Kayaknya keren nih, ada cewek nyetir pesawat. Tapi itu dulu, impian itu kandas karena mata saya minus silinder. Dan seiring berjalannya waktu, saya tidak bisa menemukan impian yang sesuai. Ikut folk song saat SMP, tapi saya tidak mau jadi penyanyi. Meskipun sering bikin orang lain ketawa, tapi saya nggak suka jadi pelawak. Jadi atlet bela diri, nggak banget deh … he he he. Lha wong dulu latihan seminggu dua kali aja aras-arasén alias males. Ikut latihan juga karena nggak mau kalah kalau berantem sama adik-adik saya. Apalagi yang berbau sains, matematika saya aja pas-pasan, pinternya cuma ngitung duit … LoL. Pada saat kuliah pun sebenarnya saya memilih dua jurusan, pengen kuliah di fakultas Hukum, tapi malah diterimanya di fakultas Ekonomi, takdir kali yaa. Setelah itu semua saya jalani seperti air yang mengalir.

Namanya juga manusia, meskipun menjalani hidup apa adanya yang namanya impian dan harapan masih tetap saja ada selama dia masih hidup. Impian saya tidak tinggi dan muluk-muluk, saya ingin punya kebun kecil yang berisi tanaman seperti sayuran, buah dan tanaman herba. Tujuannya sederhana, untuk memasak … he he he. Pengen punya resto, nggak perlu yang gede-gede amat, yang penting makanannya murah dan bisa dinikmati dari berbagai kalangan. Rasa bintang lima, harga kaki lima. Dan sepertinya teman-teman saya juga punya impian yang sama, bisa sih berkolaborasi dengan mereka, hitung-hitung reuni-lah. Cuma nggak kebayang bagaimana  “ gilanya “ karena kalau ngumpul pada ngaco semua … he he he. Kalaupun pada akhirnya nanti semua impian saya jadi kenyataan, segala sesuatunya menjadi besar dan amazing, itu mah bonus dari ALLAH, SWT. Yang penting sekarang, jalani dulu apa adanya.

Impian seperti udara yang mampu memberikan nafas kehidupan bagi kita karena tanpa impian tak akan ada semangat untuk mengarungi lautan kehidupan, tanpa impian yang pasti tak akan mungkin jiwa rapuh ini mampu bertahan. Apalagi bagi manusia yang sering diPHP-in seperti saya ini … hiks. Meskipun pedih, makanya saya kebal sama janji-janji palsu.

Harapan dan impian membuat hidup menjadi lebih mudah, kuat menghadapi cobaan dan rintangan karena impian menimbulkan kemauan keras utuk merealisasikannya. Selama kita masih bernapas, harapan itu masih terus ada. Semoga ALLAH, SWT mengijabahi semua do’a dan harapan kita … Aamiin Yaa Rabbal Alamin.


No comments:

Post a Comment