Mimpi
adalah kunci
Untuk
kita menakhlukkan dunia
Berlarilah
Tanpa
lelah
sampai
engkau meraihnya …
Song
by Nidji
Setiap
orang pasti sering bermimpi, entah disaat tidur ataupun saat terbangun. Karena
mimpi adalah sifat manusia yang hakiki untuk sungguh menjadi manusia. Tidak ada
sebuah perubahan tanpa diawali sebuah impian dan tiada sebuah impian tanpa
sebuah harapan. Impian membuat manusia senantiasa berpikir maju mengatasi
situasi konkrit yang membelenggu dan mengikat dirinya. Sesuatu yang bisa kita tunjukkan
pada orang lain.
Di
saat tidur terkadang kita suka mimpi dari mulai yang aneh sampai yang ajaib, mimpi
indah sampai mimpi horror dan kadang ada juga mimpi yang menjadi kenyataan.
Dream comes true gitu loh …. Yaayyy. Saya sendiri merasa aneh kalau tidak
bermimpi. Tapi jangan diasosiasikan yang nggak-nggak lho yaa. Saat bangun tidur
yang ada cuma bengong, mimpi apa aku semalam …. he he he. Beda kalau kita
bermimpi, seperti ada sesuatu banget … LoL. Meskipun terkadang, mimpi bisa
membuat orang takut, mimpi membuat hidup kita menjadi lebih berwarna.
Banyak
orang yang mengganggap mimpi atau impian itu sama dengan khayalan atau
angan-angan tetapi sebenarnya serupa tapi tak sama. Mimpi atau impian itu lebih
ke arah sesuatu yang dapat digapai sedangkan khayalan atau lamunan itu lebih ke
arah keinginan yang tidak realistis, menurut sebagian orang nih. Tapi
sepertinya ada yang salah ya, kebanyakan penulis atau pencipta lagu itu bekerja
dan berkarya melalui khayalan, pembenaran untuk diri sendiri … LoL. Sebagai
contoh, lihat saja serial Harry Potter, buku dan film-nya booming di seluruh jagad
raya ini, ceritanya realistis nggak ?
Harapan
dan impian adalah dua hal yang memegang peranan penting dalam pembelajaran hidup
manusia. Manusia harus dan pasti memiliki sebuah harapan. Harapan yang
mendorong dirinya untuk dapat merubah dunia yang memungkinkan diri dan hidupnya
dapat berjalan menuju sebuah titik kebaikan dan keutuhan hidup. Harapan dan
impian adalah sesuatu yang membuat hidup kita lebih hidup, karena menjadi
generator dalam setiap aksi, visi dan kita. Dalam setiap langkah kita pastilah
kita sering berucap, semoga ... semoga ... Itu sebagai sebuah bukti kalau
harapan itu ada di setiap desahan napas kita.
Sejak
kita dilahirkan, harapan dan impian sudah melekat. Bahkan ada tradisi yang
menyiratkan besarnya impian dan harapan. Di Jawa ada sebuah tradisi tedak siten
atau turun tanah, saat bayi mulai berjalan untuk pertama kali. Tujuannya agar
si kecil bisa tumbuh menjadi anak yang mandiri. Do’a-do’a dari sesepuh sebagai
pengharapan agar kelak bisa sukses dalam menjalani hidupnya.
Saya
sendiri juga punya story yang menurut saya agak aneh. Menurut cerita dari keluarga
saya nih, sebelum ari-ari saya dimasukkan kedalam bokor tanah liat beserta
tutupnya dan dipendam, nenek dan ortu saya memasukkan pensil, secarik kertas
bertuliskan Arab, buku kecil, jarum, benang jahit, pisau kecil, uang kertas,
koin dan sejumput beras. Dan seiring berjalannya waktu, harapan yang tersirat
dalam bokor itu menjadi kenyataan. Saya demen banget menulis, bisa menjahit,
bisa memasak dan bisa nyari duit. Semua itu terjadi begitu saja secara
otodidak. Kalau dipikir secara nalar memang tidak masuk akal ya … LoL. Kalau saya sih, lebih suka menyebut semua yang
telah terjadi adalah takdir. Tapi itulah yang dinamakan harapan dan impian
orangtua kepada anaknya, meskipun terkadang ada harapan yang tidak kesampaian. Agak
nanggung juga sih, kenapa dulu nggak sekalian aja masukin mainan rumah-rumahan,
helikopter, sepeda, mobil dan pesawat, kan asyik tuh kalau jadi penerbang … bokornya
mana muat, kemaruk banget … he he he.
Ngomong-ngomong
soal penerbang nih, dulu saya kepengen banget jadi Wanita Angkatan Udara karena
sering terpilih menjadi tim upacara bendera di sekolah, baris-berbaris dan pramuka,
terbiasa dengan aturan protokoler gitu. Kayaknya
keren nih, ada cewek nyetir pesawat. Tapi itu dulu, impian itu kandas karena
mata saya minus silinder. Dan seiring berjalannya waktu, saya tidak bisa menemukan
impian yang sesuai. Ikut folk song saat SMP, tapi saya tidak mau jadi penyanyi.
Meskipun sering bikin orang lain ketawa, tapi saya nggak suka jadi pelawak. Jadi
atlet bela diri, nggak banget deh … he he he. Lha wong dulu latihan seminggu dua
kali aja aras-arasén alias males. Ikut latihan juga karena nggak mau kalah
kalau berantem sama adik-adik saya. Apalagi yang berbau sains, matematika saya
aja pas-pasan, pinternya cuma ngitung duit … LoL. Pada saat kuliah pun sebenarnya
saya memilih dua jurusan, pengen kuliah di fakultas Hukum, tapi malah
diterimanya di fakultas Ekonomi, takdir kali yaa. Setelah itu semua saya jalani
seperti air yang mengalir.
Namanya
juga manusia, meskipun menjalani hidup apa adanya yang namanya impian dan
harapan masih tetap saja ada selama dia masih hidup. Impian saya tidak tinggi
dan muluk-muluk, saya ingin punya kebun kecil yang berisi tanaman seperti
sayuran, buah dan tanaman herba. Tujuannya sederhana, untuk memasak … he he he.
Pengen punya resto, nggak perlu yang gede-gede amat, yang penting makanannya
murah dan bisa dinikmati dari berbagai kalangan. Rasa bintang lima, harga kaki
lima. Dan sepertinya teman-teman saya juga punya impian yang sama, bisa sih
berkolaborasi dengan mereka, hitung-hitung reuni-lah. Cuma nggak kebayang
bagaimana “ gilanya “ karena kalau ngumpul pada ngaco semua … he he he. Kalaupun pada akhirnya nanti semua impian
saya jadi kenyataan, segala sesuatunya menjadi besar dan amazing, itu mah bonus
dari ALLAH, SWT. Yang penting sekarang, jalani dulu apa adanya.
Impian
seperti udara yang mampu memberikan nafas kehidupan bagi kita karena tanpa
impian tak akan ada semangat untuk mengarungi lautan kehidupan, tanpa impian yang
pasti tak akan mungkin jiwa rapuh ini mampu bertahan. Apalagi bagi manusia yang
sering diPHP-in seperti saya ini … hiks. Meskipun pedih, makanya saya kebal
sama janji-janji palsu.
Harapan
dan impian membuat hidup menjadi lebih mudah, kuat menghadapi cobaan dan
rintangan karena impian menimbulkan kemauan keras utuk merealisasikannya. Selama
kita masih bernapas, harapan itu masih terus ada. Semoga ALLAH, SWT mengijabahi
semua do’a dan harapan kita … Aamiin Yaa Rabbal Alamin.
No comments:
Post a Comment