Monday 22 December 2014

TRUE LOVE


When I give to you and you give to me …. True love … True love. Saat seseorang bilang “ I Love You “ … pasti menjadi perasaan yang sangat istimewa. Cinta tidaklah sebatas kata-kata saja, karena cinta jauh lebih berharga daripada harta yang melimpah dan termahal di dunia manapun. So sweet ……

Saya yakin semua orang  ( termasuk saya ) pernah menonton Cinderella, Putri Salju, Beauty and The Beast, Romeo & Juliet. Di era akhir 90-an ada Meteor Garden, Winter Sonata, Tokyo Love Story, telenovela Maria Mercedes, Cinta Paulina, Por Tu Amor, film-film Bollywood, atau yang sedang booming saat ini, sinetron Korea. Paling tidak, beberapa kali dalam hidup kita pasti pernah menonton film dengan tema cinta. Tema abadi yang tidak pernah membosankan. Terutama bagi para penulis dan pencipta lagu,  ahhaayyy ….

Alur cerita semua drama-drama itu sama. Dimulai dari salah seorang ( entah itu laki-laki atau bisa juga wanita ) memiliki kekurangan dalam dirinya. Kalau Beauty and The Beast, yang jelek prianya. Cinderella nasib si perempuan malang banget. Lain lagi dengan Meteor Garden, cowoknya kaya buanget, ceweknya miskin abis. Apalagi film-film India, banyak intrik - intriknya … ampuunn daaahh. Pokoknya salah satu memiliki segala-galanya, sementara yang lainnya kekurangan segala-galanya. Setelah itu mereka bertemu dan kemudian jatuh cinta. Cerita dibikin njlimet dan berliku-liku tapi ending-nya sudah bisa ditebak ……. Live happily ever after.

Namanya juga cerita, kalau tidak di dramatisir dan membuat penonton penasaran, pasti tidak ada yang mau betah di depan layar. Yang pinter penulis skenario dan sutradara tuh, tapi memang beda sih antara sastra dan industri hiburan komersial. Tidak ada yang salah dengan cerita menye-menye seperti itu. Saat dua orang sedang dimabuk cinta alias kasmaran semuanya menjadi serba indah dan luar biasa. Kalau cinta sudah melekat, gula jawa pun berasa coklat. Tidak ada yang namanya cerita film atau sinetron saat sedang berduaan sang Pangeran ataupun sang Putri suka ngupil, kalau tidur ngiler, ngorok, kentut … gue banget nih … LoL. Kalau saya nulis novel Pangeran Ngorok atau Putri Ngiler, ntar yang ada malah dibully abis sama ABG bau kencur … he he he.

Dari semua film, sinetron atau telenovela itu tidak ada cerita kehidupan harian mereka selama 24 jam. Tidak ada film yang menceritakan panggung kehidupan dan percintaan secara lengkap dan apa-adanya. Yang bikin heran, banyak orang yang suka mengkaitkan fairy tale ini dengan true love. Pada kenyataannya, hal-hal seperti itu jauh banget dari definisi cinta sejati. Mbok ya mikir, memangnya setelah live happily ever after maka hidup ini lalu berhenti berputar, mandeg greg, ngono to ? Padahal sebenarnya, itu baru awal, bukan pada akhirnya.

Cinta datangnya pun kadang secara tidak di sengaja. Datang tak diundang, pergi tanpa pamit ( kayak jalangkung …. He he he ). Sesuatu yang tidak dapat diraba oleh tangan dan dilihat oleh mata. Hanya hati yang bisa merasakannya. Itu definisi cinta secara umum. Lalu, apa sih yang dimaksud dengan cinta sejati ? Sama nggak dengan cinta pertama dan cinta pada pandangan pertama.

Ada perbedaan persepsi antara laki-laki dan perempuan tentang cinta sejati ini. Dan saya juga yakin pasangan yang sudah menikah dengan pasangan yang sedang kasmaran mengartikan cinta sejati secara berbeda. Pun dengan bertambahnya usia dan pengalaman. Bagi seorang wanita pada umumnya, cinta sejati adalah romantisme, kebersamaan, berbagi cerita dan perlindungan. Bagi seorang pria, cinta sejati artinya berangkat kerja pagi, pulang malam, koran, kopi atau teh tiap pagi dan sore, bebas hangout, dan yang terutama adalah sex. Menurut teman-teman cewek saya yang sudah married lho, kalau teman cowok yang ditanya, biasanya jawabannya pada ngaco dan berbau politik ( politik esek-esek … he he he ).  Berbicara hal-hal seperti itu dengan kaum pria perlu ketahanan mental, soalnya kalau tidak tebal muka, sudah pasti bakalan dibully … LoL. 

Bagi saya pribadi, cinta sejati berbeda dengan first love atau love at the first sight. Cinta sejati adalah sebuah proses dan komitmen. Keputusan untuk mencintai dan menerima, sekalipun tidak ada alasannya. Walaupun tidak bisa dipungkiri cinta pertama dan love at the first sight juga ikut berperan. Beruntung banget orang yang menemukan cinta sejatinya saat pertama kali dia jatuh cinta pada seseorang dan pada pandangan pertama pula. Cinta sejati tidak tergantung oleh perasaan karena perasaan itu tidak menentu. Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati manusia …. jiiiaahhh. Cinta sejati berada diatas perasaan karena kekuatan cintalah yang mengatur perasaan. Kita mencintai dan memerintahkan emosi kita untuk melihat hal-hal baik dalam diri pasangan kita, tidak mudah menyerah, saling mema’afkan saat salah salah satu berbuat salah ( asal bukan kesalahan fatal aja ) dan membuat perasaan kita mengingat saat-saat indah yang pernah dilalui bersama. Intinya, cinta sejati itu sama dengan menerima semua kelebihan dan kekurangan.

Saat anda berkenalan dengan seseorang yang istimewa, jantung terasa berdebar-debar, tangan berkeringat, kupu-kupu berterbangan di dalam perut …. haiiyyyaahhh. Merasa terbang ke awan saat bersamanya. Dunia serasa milik berdua, iya deh yang lain pada ngontrak semua … he he he. Pada akhirnya, teman kencan anda mencium anda sehingga anda merasa meleleh. Berhari – hari setelah itu, anda tidak bisa makan tetapi anehnya anda tidak pernah merasa sesehat itu, bahkan demam anda pun sembuh. Perasaan mengawang yang kita alami ketika jatuh cinta kata para ahli, sebenarnya adalah reaksi hormon dan otak. Segala reaksi kimiawi yang positif ini menjelaskan mengapa orang-orang yang sedang jatuh cinta memiliki kesehatan yang lebih baik dan jauh lebih jarang menderita sakit dibandingkan dengan yang tidak jatuh cinta. Jatuh cinta biasanya baik untuk kesehatan kita. Bukti saraf menunjukkan bahwa fenomena “ jatuh cinta ” merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam otak yang mengakibatkan reaksi pada rohani dan jasmani. Asal jatuh cintanya nggak pada seratus orang aja ya, yang ini mah penjahat cinta namanya. 

Pertanyaannya, apakah seseorang yang membuat Anda terbang ke awan itu cinta sejati Anda ? Bisa iya dan bisa juga, tidak. Semua itu tergantung pada bagaimana Anda memaknai arti perasaan cinta.

Terus, seberapa lama perasaan ini bisa bertahan ? Beberapa Dokter Cinta memberi angka 2 tahun dan maksimal 4 tahun. Mungkin ini salah satu alasan para ahli menyarankan supaya jangan lama-lama pacaran. Ada benarnya juga sih, tapi kalau si dia tidak juga kunjung melamar, gimana dong, masak si cewek yang ngajuin proposal duluan … hiks. Tapi ada nggak benernya juga lho, soalnya ada teman, sepupu, tetangga saya yang pacaran lebih dari 5 tahun dan mereka baik-baik aja. Maksudnya, ada yang lanjut menikah dan ada yang putus dengan baik-baik.....he...he...he.

Pada masa pengenalan, to know each other, kita menampilkan bagian terbaik dari diri kita, dan demikian pula pasangan kita memunculkan sisi terbaiknya. Ini wajar dan kebanyakan bukan pura-pura. Kecuali buat para “ player “,  mereka-mereka yang ahli berpacaran, Sang Profesor Cinta ini mampu memanipulasi kata-kata, sikap, dan suasana untuk " tujuan " pribadinya. Templok sana, templok sini. Kata-kata bersifat gombal akan diluncurkan lelaki yang berlabel playboy kepada calon pasangannya. Dengan beberapa kalimat yang lazim diucapkan “ Engkau bukan yang pertama tapi pasti yang terakhir … Di cintamu kutemui arti hidupku”. Gombal mukidi .... 

Menjadikan cinta sebagai pelajaran berharga adalah suatu yang sangat wajar, orang pun akan terus mencari dan mendambakan cinta sejati. Maka dalam perjalanannya kadang ada kesan trial and error, akibatnya sering berganti pasangan sampai bertemu yang benar-benar cocok. Habis manis, sepah dibuang. Kalau tidak sesuai dengan kemauannya, ditinggalkan begitu saja. Terjebak dengan definisi cinta sejati itu sendiri. Karena banyak yang tidak menyadari kalau cinta sejati sebenarnya adalah sebuah proses pendewasaan diri. Seringkali, saking berbunga-bunganya karena jatuh cinta, seseorang terlalu cepat menyimpulkan kalau telah bertemu True Love-nya. Nggak sedikit kok, setelah berkoar-koar, mengumumkan ini itu, beberapa bulan kemudian putus. Padahal udah terlanjur panggil Papa-Mama, Abi-Umi, kok nggak saling panggil Eyang Kakung – Eyang Putri sekalian ya …. He he he. Ada lagi, baru beberapa bulan menikah terus minta cerai. Ironis …..

Pada awal perkenalan, biasanya yang terlihat hanya yang indah-indah. Setelah enam bulan lewat kita akan mulai melihat sisi-sisi lain dalam dirinya. Pikirannya yang sempit, sifatnya yang kaku, makannya yang pilih-pilih, mudah marah, dan yang jelek-jelek lainnya. Kalau tidak berpikiran dewasa, di sinilah yang namanya perasaan itu sudah hampir hilang. Kita tidak terbang di awang-awang lagi, juga tidak menginjak dengan sebelah kaki tetapi sudah kembali ke tanah dengan kedua belah kaki kita, back to the earth. Seperti disiram air saat dibangunkan dari tidur, mak glagep …  sudah normal dan kembali jadi manusia lagi bukan Sang Putri atau Sang Pangeran.  Mungkin yang jelek-jelek ini masih belum seberapa bila dibandingkan ketika sudah sah sebagai suami istri. Katanya nih, soalnya saya kan belum pernah mengarungi samudra pernikahan …. He he he. Kita akan melihat pasangan kita 100% sebenar - benarnya. Yang pria akan melihat pasangannya bangun tidur, tanpa make – up, rambutnya acak-acakan. Sekalipun pacar anda seganteng pangeran atau secantik putri, anda akan melihatnya ngupil, kentut, ngiler, ngorok, sakit perut, bersendawa …… hoooiiikkk ………  Wkwkwkwkwkwk.

Pasangan anda akan tahu kalo anda malas mandi, jorok, sak karepe dewe. Anda akan diomeli kalau sering lupa meletakkan barang-barang anda sendiri, dimarahi kalau meletakkan barang sembarangan, apalagi kalau sampai ngobrak-abrik harta –bendanya dan memindahkannya ke tempat lain, bakalan ada perang dunia ke tiga tuh …. He he he.  Ketika kita benar-benar tinggal serumah, kita benar-benar melihat siapakah pasangan kita sebenarnya. Kata mbah Putri saya, pernikahan adalah penyesuaian seumur hidup. Tidak ada jaminan, entah sebulan, tiga bulan, setahun atau sepuluh tahun berpacaran, kita bakalan tahu luar dalam. Kalau ada yang berpikir mengetahui pasangan saat masa berpacaran,  salah besar tuh. Karena belum married, makanya saya juga berpikiran seperti anda ( ngaku neh … ). Teman saya pun mewanti-wanti, wis to, percoyo karo aku …. nek wis nikah, kowe mesti kaget. Hmm …. Mungkin juga sih, tapi semua itu tergantung dari kita sendiri. Asal dari awal sudah ada niat baik, saling menerima, saling jujur satu sama lain,  I love you just the way you are and you love me just the way I’m. Semuanya pasti akan baik-baik saja. Bukti kalau Anda sudah benar-benar menemukan cinta sejati.

Simpel aja, jika orang yang anda kencani saat ini tidak suka berganti-ganti pacar atau teman dekat sebelumnya, maka bisa pastikan bahwa tindakan dan sikapnya natural, alami alias tidak dibuat-buat. Dia adalah dia, demikianlah adanya dirinya. Modal utama bagi dua orang yang serius untuk melanjutkan kisah cintanya ke jenjang berikutnya. Orang yang terlalu sering berganti-ganti pasangan biasanya kehidupannya penuh dengan pencitraan dan banyak palsunya. Sok jaim, gitu loh.

Banyak sih cerita-cerita nyata yang menarik seputar kehidupan setelah pernikahan. Ada yang serem, lucu, mellow, dan romantis abis. Di Saudi Arabia ada seorang wanita yang baru saja menikah menggugat cerai suaminya hanya karena masalah sepele, sang suami kalau mengambil pasta gigi mencetnya dari tengah. Ada juga pria yang menceraikan istrinya, setelah acara ijab qabul. Gara-gara wajah sang istri tidak sesuai dengan ekspektasinya. Cerita lain yang nggak kalah seru juga seabreg. Kaget karena punya kebiasaan yang berbeda, sifat yang bertolak belakang. Yang bikin heran tuh, lha dulu  penampakannya tuh gimana ?  Masalahnya hanya sepele, terkesan mengada- ada dan hanya mencari alasan, tapi itulah, namanya juga kehidupan. Setiap orang punya standart penerimaan sendiri-sendiri. Hal-hal yang bertolak belakang dengan diri kita sebenarnya adalah ujian cinta.  Apakah itu cinta sejati atau bukan. Kalau sudah mantap berkomitmen, perbedaan pasti akan mudah untuk diatasi. Masing-masing saling menyesuaikan diri. Tidak selamanya kita dikuasai oleh emosi dan perasaan kita, sebab cinta sejati adalah komitmen. Kalaupun ada yang bisa menyimpang sejauh itu, mungkin, mereka kebanyakan nonton reality show, film, telenovela dan sinetron kali yaa. Tidak bisa membedakan mana kehidupan yang nyata dan mana yang fiktif.

Perasaan bukanlah sesuatu yang salah dalam diri kita, yang salah adalah mengandalkan perasaan untuk membuktikan cinta kita. Perasaan membuat cinta menjadi indah, dan emosi mutlak diperlukan untuk mengobarkan api cinta. Cinta tidak mungkin hidup tanpa ada perasaan. Emosi adalah bagian dari sebuah cinta sejati. Yang penting adalah tepat waktu dan porsinya. Cinta tanpa komitmen adalah cimon alias cinta monyet. Dan cinta sejati membutuhkan komitmen, keputusan untuk tetap mencintai, till death do us part, Honey.  Kalau yang sudah menikah pasti sudah “ mati rasa “ bicara soal cinta-cintaan, sayang-sayangan. Rasanya biasa-biasa saja, tidak ada sesuatu yang spesial. Kalau saya sih , nggak bakalan bosan bicara cinta. Apalagi sekarang, mumpung masih single, soalnya kalau sudah menikah bakalan lain lagi topiknya, mungkin lebih seru dan berbau politik ….. LoL. 

So, don't be bored and let’s talk about love …….. Yuuk mariiiiii …….  


No comments:

Post a Comment