When I give to you and you give to me …. True
love … True love. Saat
seseorang bilang “ I Love You “ … pasti menjadi perasaan yang sangat istimewa. Cinta
tidaklah sebatas kata-kata saja, karena cinta jauh lebih berharga daripada
harta yang melimpah dan termahal di dunia manapun. So sweet ……
Saya yakin
semua orang ( termasuk saya ) pernah
menonton Cinderella, Putri Salju, Beauty and The Beast, Romeo & Juliet. Di
era akhir 90-an ada Meteor Garden, Winter Sonata, Tokyo Love Story, telenovela
Maria Mercedes, Cinta Paulina, Por Tu Amor, film-film Bollywood, atau yang
sedang booming saat ini, sinetron Korea. Paling tidak, beberapa kali dalam
hidup kita pasti pernah menonton film dengan tema cinta. Tema abadi yang tidak
pernah membosankan. Terutama bagi para penulis dan pencipta lagu, ahhaayyy
….
Alur
cerita semua drama-drama itu sama. Dimulai dari salah seorang ( entah itu
laki-laki atau bisa juga wanita ) memiliki kekurangan dalam dirinya. Kalau
Beauty and The Beast, yang jelek prianya. Cinderella nasib si perempuan malang
banget. Lain lagi dengan Meteor Garden, cowoknya kaya buanget, ceweknya miskin
abis. Apalagi film-film India, banyak intrik - intriknya … ampuunn daaahh. Pokoknya salah satu memiliki segala-galanya,
sementara yang lainnya kekurangan segala-galanya. Setelah itu mereka bertemu
dan kemudian jatuh cinta. Cerita dibikin njlimet
dan berliku-liku tapi ending-nya
sudah bisa ditebak ……. Live happily ever after.
Namanya
juga cerita, kalau tidak di dramatisir dan membuat penonton penasaran, pasti
tidak ada yang mau betah di depan layar. Yang pinter penulis skenario dan
sutradara tuh, tapi memang beda sih antara sastra dan industri hiburan
komersial. Tidak ada yang salah dengan cerita menye-menye seperti itu. Saat dua orang sedang dimabuk cinta alias kasmaran
semuanya menjadi serba indah dan luar biasa. Kalau cinta sudah melekat, gula
jawa pun berasa coklat. Tidak ada yang namanya cerita film atau sinetron saat
sedang berduaan sang Pangeran ataupun sang Putri suka ngupil, kalau tidur
ngiler, ngorok, kentut … gue banget nih
… LoL. Kalau saya nulis novel Pangeran Ngorok atau Putri Ngiler, ntar yang ada
malah dibully abis sama ABG bau kencur … he he he.
Dari semua
film, sinetron atau telenovela itu tidak ada cerita kehidupan harian mereka
selama 24 jam. Tidak ada film yang menceritakan panggung kehidupan dan
percintaan secara lengkap dan apa-adanya. Yang bikin heran, banyak orang yang suka
mengkaitkan fairy tale ini dengan
true love. Pada kenyataannya, hal-hal seperti itu jauh banget dari definisi
cinta sejati. Mbok ya mikir, memangnya
setelah live happily ever after maka hidup ini lalu berhenti berputar, mandeg greg, ngono to ? Padahal sebenarnya, itu baru awal, bukan pada akhirnya.
Cinta datangnya
pun kadang secara tidak di sengaja. Datang tak diundang, pergi tanpa pamit ( kayak
jalangkung …. He he he ). Sesuatu yang tidak dapat diraba oleh tangan dan
dilihat oleh mata. Hanya hati yang bisa merasakannya. Itu definisi cinta secara
umum. Lalu, apa sih yang dimaksud dengan cinta sejati ? Sama nggak dengan cinta
pertama dan cinta pada pandangan pertama.
Ada
perbedaan persepsi antara laki-laki dan perempuan tentang cinta sejati ini. Dan
saya juga yakin pasangan yang sudah menikah dengan pasangan yang sedang
kasmaran mengartikan cinta sejati secara berbeda. Pun dengan bertambahnya usia
dan pengalaman. Bagi seorang wanita pada umumnya, cinta sejati adalah
romantisme, kebersamaan, berbagi cerita dan perlindungan. Bagi seorang pria,
cinta sejati artinya berangkat kerja pagi, pulang malam, koran, kopi atau teh
tiap pagi dan sore, bebas hangout,
dan yang terutama adalah sex. Menurut teman-teman cewek saya yang sudah married lho, kalau teman cowok yang
ditanya, biasanya jawabannya pada ngaco
dan berbau politik ( politik esek-esek … he he he ). Berbicara hal-hal seperti itu dengan kaum
pria perlu ketahanan mental, soalnya kalau tidak tebal muka, sudah pasti
bakalan dibully … LoL.
Bagi saya
pribadi, cinta sejati berbeda dengan first
love atau love at the first sight.
Cinta sejati adalah sebuah proses dan komitmen. Keputusan untuk mencintai dan
menerima, sekalipun tidak ada alasannya. Walaupun tidak bisa dipungkiri cinta
pertama dan love at the first sight
juga ikut berperan. Beruntung banget orang yang menemukan cinta sejatinya saat
pertama kali dia jatuh cinta pada seseorang dan pada pandangan pertama pula. Cinta
sejati tidak tergantung oleh perasaan karena perasaan itu tidak menentu. Wahai
Tuhan yang membolak-balikkan hati manusia …. jiiiaahhh. Cinta sejati berada diatas perasaan karena kekuatan
cintalah yang mengatur perasaan. Kita mencintai dan memerintahkan emosi kita
untuk melihat hal-hal baik dalam diri pasangan kita, tidak mudah menyerah, saling
mema’afkan saat salah salah satu berbuat salah ( asal bukan kesalahan fatal aja
) dan membuat perasaan kita mengingat saat-saat indah yang pernah dilalui
bersama. Intinya, cinta sejati itu sama dengan menerima semua kelebihan dan
kekurangan.
Saat anda
berkenalan dengan seseorang yang istimewa, jantung terasa berdebar-debar,
tangan berkeringat, kupu-kupu berterbangan di dalam perut …. haiiyyyaahhh. Merasa terbang ke awan saat
bersamanya. Dunia serasa milik berdua, iya deh yang lain pada ngontrak semua … he
he he. Pada akhirnya, teman kencan anda mencium anda sehingga anda merasa
meleleh. Berhari – hari setelah itu, anda tidak bisa makan tetapi anehnya anda
tidak pernah merasa sesehat itu, bahkan demam anda pun sembuh. Perasaan
mengawang yang kita alami ketika jatuh cinta kata para ahli, sebenarnya adalah
reaksi hormon dan otak. Segala reaksi kimiawi yang positif ini menjelaskan
mengapa orang-orang yang sedang jatuh cinta memiliki kesehatan yang lebih baik
dan jauh lebih jarang menderita sakit dibandingkan dengan yang tidak jatuh
cinta. Jatuh cinta biasanya baik untuk kesehatan kita. Bukti saraf menunjukkan bahwa fenomena “ jatuh
cinta ” merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam otak yang
mengakibatkan reaksi pada rohani dan jasmani. Asal jatuh cintanya nggak pada seratus orang aja ya, yang ini mah penjahat cinta namanya.
Pertanyaannya, apakah seseorang
yang membuat Anda terbang ke awan itu cinta sejati Anda ? Bisa iya dan bisa juga,
tidak. Semua itu tergantung pada bagaimana Anda memaknai arti perasaan cinta.
Terus, seberapa
lama perasaan ini bisa bertahan ? Beberapa Dokter Cinta memberi angka 2 tahun
dan maksimal 4 tahun. Mungkin ini salah satu alasan para ahli menyarankan supaya
jangan lama-lama pacaran. Ada benarnya juga sih, tapi kalau si dia tidak juga
kunjung melamar, gimana dong, masak si cewek yang ngajuin proposal duluan …
hiks. Tapi ada nggak benernya juga lho, soalnya ada teman, sepupu, tetangga
saya yang pacaran lebih dari 5 tahun dan mereka baik-baik aja. Maksudnya, ada
yang lanjut menikah dan ada yang putus dengan baik-baik.....he...he...he.
Pada masa
pengenalan, to know each other, kita
menampilkan bagian terbaik dari diri kita, dan demikian pula pasangan kita memunculkan
sisi terbaiknya. Ini wajar dan kebanyakan bukan pura-pura. Kecuali buat para “
player “, mereka-mereka yang ahli
berpacaran, Sang Profesor Cinta ini mampu memanipulasi kata-kata, sikap, dan
suasana untuk " tujuan " pribadinya. Templok sana, templok sini. Kata-kata
bersifat gombal akan diluncurkan lelaki yang berlabel playboy kepada calon
pasangannya. Dengan beberapa kalimat yang lazim diucapkan “ Engkau bukan yang
pertama tapi pasti yang terakhir … Di cintamu kutemui arti hidupku”. Gombal mukidi ....
Menjadikan
cinta sebagai pelajaran berharga adalah suatu yang sangat wajar, orang pun akan
terus mencari dan mendambakan cinta sejati. Maka dalam perjalanannya kadang ada
kesan trial and error, akibatnya
sering berganti pasangan sampai bertemu yang benar-benar cocok. Habis manis,
sepah dibuang. Kalau tidak sesuai dengan kemauannya, ditinggalkan begitu saja. Terjebak
dengan definisi cinta sejati itu sendiri. Karena banyak yang tidak menyadari
kalau cinta sejati sebenarnya adalah sebuah proses pendewasaan diri.
Seringkali, saking berbunga-bunganya karena jatuh cinta, seseorang terlalu
cepat menyimpulkan kalau telah bertemu True Love-nya. Nggak sedikit kok,
setelah berkoar-koar, mengumumkan ini itu, beberapa bulan kemudian putus. Padahal
udah terlanjur panggil Papa-Mama, Abi-Umi, kok nggak saling panggil Eyang
Kakung – Eyang Putri sekalian ya …. He he he. Ada lagi, baru beberapa bulan
menikah terus minta cerai. Ironis …..
Pada awal
perkenalan, biasanya yang terlihat hanya yang indah-indah. Setelah enam bulan
lewat kita akan mulai melihat sisi-sisi lain dalam dirinya. Pikirannya yang
sempit, sifatnya yang kaku, makannya yang pilih-pilih, mudah marah, dan yang
jelek-jelek lainnya. Kalau tidak berpikiran dewasa, di sinilah yang namanya
perasaan itu sudah hampir hilang. Kita tidak terbang di awang-awang lagi, juga
tidak menginjak dengan sebelah kaki tetapi sudah kembali ke tanah dengan kedua
belah kaki kita, back to the earth. Seperti
disiram air saat dibangunkan dari tidur, mak
glagep … sudah normal dan kembali
jadi manusia lagi bukan Sang Putri atau Sang Pangeran. Mungkin yang jelek-jelek ini masih belum
seberapa bila dibandingkan ketika sudah sah sebagai suami istri. Katanya nih,
soalnya saya kan belum pernah mengarungi samudra pernikahan …. He he he. Kita
akan melihat pasangan kita 100% sebenar - benarnya. Yang pria akan melihat
pasangannya bangun tidur, tanpa make – up, rambutnya acak-acakan. Sekalipun
pacar anda seganteng pangeran atau secantik putri, anda akan melihatnya ngupil,
kentut, ngiler, ngorok, sakit perut, bersendawa …… hoooiiikkk ……… Wkwkwkwkwkwk.
Pasangan
anda akan tahu kalo anda malas mandi, jorok, sak karepe dewe. Anda akan diomeli kalau sering lupa meletakkan
barang-barang anda sendiri, dimarahi kalau meletakkan barang sembarangan,
apalagi kalau sampai ngobrak-abrik harta –bendanya dan memindahkannya ke tempat
lain, bakalan ada perang dunia ke tiga tuh …. He he he. Ketika kita benar-benar tinggal serumah, kita
benar-benar melihat siapakah pasangan kita sebenarnya. Kata mbah Putri saya,
pernikahan adalah penyesuaian seumur hidup. Tidak ada jaminan, entah sebulan,
tiga bulan, setahun atau sepuluh tahun berpacaran, kita bakalan tahu luar
dalam. Kalau ada yang berpikir mengetahui pasangan saat masa berpacaran, salah besar tuh. Karena belum married, makanya
saya juga berpikiran seperti anda ( ngaku
neh … ). Teman saya pun mewanti-wanti, wis
to, percoyo karo aku …. nek wis nikah, kowe mesti kaget. Hmm …. Mungkin
juga sih, tapi semua itu tergantung dari kita sendiri. Asal dari awal sudah ada
niat baik, saling menerima, saling jujur satu sama lain, I love you just the way you are
and you love me just the way I’m. Semuanya pasti akan baik-baik saja. Bukti
kalau Anda sudah benar-benar menemukan cinta sejati.
Simpel
aja, jika orang yang anda kencani saat ini tidak suka berganti-ganti pacar atau
teman dekat sebelumnya, maka bisa pastikan bahwa tindakan dan sikapnya natural,
alami alias tidak dibuat-buat. Dia adalah dia, demikianlah adanya dirinya. Modal
utama bagi dua orang yang serius untuk melanjutkan kisah cintanya ke jenjang
berikutnya. Orang yang terlalu sering berganti-ganti pasangan biasanya
kehidupannya penuh dengan pencitraan dan banyak palsunya. Sok jaim, gitu loh.
Banyak sih
cerita-cerita nyata yang menarik seputar kehidupan setelah pernikahan. Ada yang
serem, lucu, mellow, dan romantis
abis. Di Saudi Arabia ada seorang wanita yang baru saja menikah menggugat cerai
suaminya hanya karena masalah sepele, sang suami kalau mengambil pasta gigi
mencetnya dari tengah. Ada juga pria yang menceraikan istrinya, setelah acara
ijab qabul. Gara-gara wajah sang istri tidak sesuai dengan ekspektasinya.
Cerita lain yang nggak kalah seru juga seabreg.
Kaget karena punya kebiasaan yang berbeda, sifat yang bertolak belakang. Yang
bikin heran tuh, lha dulu penampakannya
tuh gimana ? Masalahnya hanya sepele, terkesan
mengada- ada dan hanya mencari alasan, tapi itulah, namanya juga kehidupan.
Setiap orang punya standart penerimaan sendiri-sendiri. Hal-hal yang bertolak
belakang dengan diri kita sebenarnya adalah ujian cinta. Apakah itu cinta sejati atau bukan. Kalau
sudah mantap berkomitmen, perbedaan pasti akan mudah untuk diatasi.
Masing-masing saling menyesuaikan diri. Tidak selamanya kita dikuasai oleh
emosi dan perasaan kita, sebab cinta sejati adalah komitmen. Kalaupun ada yang
bisa menyimpang sejauh itu, mungkin, mereka kebanyakan nonton reality show,
film, telenovela dan sinetron kali yaa. Tidak bisa membedakan mana kehidupan
yang nyata dan mana yang fiktif.
Perasaan
bukanlah sesuatu yang salah dalam diri kita, yang salah adalah mengandalkan
perasaan untuk membuktikan cinta kita. Perasaan membuat cinta menjadi indah,
dan emosi mutlak diperlukan untuk mengobarkan api cinta. Cinta tidak mungkin
hidup tanpa ada perasaan. Emosi adalah bagian dari sebuah cinta sejati. Yang
penting adalah tepat waktu dan porsinya. Cinta tanpa komitmen adalah cimon
alias cinta monyet. Dan cinta sejati membutuhkan komitmen, keputusan untuk
tetap mencintai, till death do us part,
Honey. Kalau yang sudah menikah pasti
sudah “ mati rasa “ bicara soal cinta-cintaan, sayang-sayangan. Rasanya
biasa-biasa saja, tidak ada sesuatu yang spesial. Kalau saya sih , nggak
bakalan bosan bicara cinta. Apalagi sekarang, mumpung masih single, soalnya
kalau sudah menikah bakalan lain lagi topiknya, mungkin lebih seru dan berbau
politik ….. LoL.
So, don't be bored and let’s talk about love …….. Yuuk mariiiiii
…….
No comments:
Post a Comment