Monday 26 September 2016

BETRAYERS


Khianati …
Sebisa dirimu mengkhianati …

Anda pernah dikhianati ? Hmm … pengkhianatan, kata yang satu ini pasti sangat familiar sekali ditelinga kita ya. Pengkhianatan berasal dari kata khianat yang artinya menyimpang atau mengingkari dari kepercayaan yang diberikan kepadanya. Dan Betrayers alias si Penghianat adalah seseorang yang berubah posisi, yang semula merupakan orang yang baik, berubah menjadi tidak baik. Segala yang dilakukannya merupakan suatu hal yang membawa keuntungan bagi dirinya sendiri. Tapi cara-cara yang dilakukannya tidak dengan perbuatan yang terpuji, tidak sportif dan lebih banyak bermotivasikan kedengkian atau senang kalau melihat orang lain menderita.

Pengkhianatan ini bisa terjadi di mana saja, baik di lingkungan keluarga, bidang politik, bisnis, instansi pemerintah, kampus, sekolah, perkawinan, percintaan, sosial masyarakat dan memang bisa terjadi di mana saja. Penyebabnya pun banyak, karena adanya ketidakpuasan dengan kondisi saat itu, menginginkan imbalan, uang, jabatan, ketenaran dan keinginan-keinginan lainnya. Bisa juga karena dendam, sakit hati, kesombongan, iri, dengki dan lain-lain. Yang pasti, sikap berkhianat sebagian besar diakibatkan oleh sikap iri dan memang muncul dari kepribadian yang buruk dan tidak signifikan. Tidak mengherankan kalau ada seorang teman yang sepertinya luar biasa baik, ternyata menikam kita dari belakang.

Memang pedih rasanya dikhianati, sakitnya tuh disini … hiks. Sering menimbulkan pertanyaan, kenapa sih ? Salahnya apa ? Seseorang yang merasa telah melakukan semuanya dengan baik dan bersikap baik, namun masih ada saja orang atau teman yang tega mengkhianati dan mencuranginya. Perasaan seperti ini muncul pada hampir semua orang yang telah dikhianati. Hal ini dapat memicu pada niat untuk membalas dendam bagi mereka yang berpikiran sempit. Kalau saya sih, nggak banget yaakk, buang-buang energi gitu loh … LoL. Biar ALLAH, SWT aja yang membalasnya.

Padahal seseorang yang punya akal sehat, mestinya bisa membedakan mana yang baik dan mana yang salah. Tapi, ya itulah, namanya juga sifat manusia. Apapun menjadi halal kalau untuk dirinya sendiri. Ibaratnya, seorang pengkhianat itu sama saja dengan orang munafik. Tidak amanah dan kalau mendapat kepercayaan, dia dusta. Hanya ada satu sebab orang mengkhianati orang lain, karena dia telah dibutakan dengan sesuatu. Apakah itu buta karena mendapatkan iming-iming uang banyak, buta karena kegantengan atau kecantikan seseorang dan buta-buta yang lainnya. Hal ini menunjukkan integritas yang lemah dari orang pengkhianat. 

Orang di sekitarnya juga harus extra waspada dengan orang yang suka berkhianat ini. Pastilah, dimana saja setiap orang itu memerlukan kepercayaan orang lain terhadap dirinya. Seorang bisa saja mendapatkan keuntungan material melalui berbagai jenis pengkhianatan dan barangkali ia mampu menyembunyikan pengkhianatan dan kepalsuannya untuk waktu singkat. Tetapi, pada suatu waktu hal itu akan terungkap dan menyebabkan ia kehilangan kepercayaan. Ia juga akan menodai dirinya sendiri dengan tindakannya yang tidak terpuji. Logika sederhananya adalah jika seseorang mampu mengkhianati seorang teman, maka dia bisa mengkhianati siapa saja, termasuk dengan orang yang bersekutu dengannya. Maka dari itu, berhati-hatilah mengkhianati pengkhianat kalau tidak mau dikhianati …. He he he.

Saya pernah dikhianati ? Oh, jangan ditanya deh, sering … LoL. Tapi kalau menjadi pengkhianat, Naudzubillahi min dzalik, jangan sampai ya. Saya sendiri juga sering bingung kalau menghadapi para pengkhianat ini. Perasaan nih, jarang ketemu, tidak pernah berinteraksi, kok bisa-bisanya berbuat seperti itu. Dan orang-orang seperti itu tuh kayaknya urat malu-nya sudah putus, self confident-nya tinggi banget. Kalau melihat aksi-aksi dan tingkah mereka, rasanya sumpek banget …. Hhhh, gitu … he he he. Untungnya saya selalu mengikuti anjuran dokter saya, nggak boleh marah, nggak boleh jengkel dan jangan berbuat konyol. Please, tahan, tahan, tahan. Sebab kalau kadar hormon thyroid sampai melonjak naik, denyut jantung kenceng seperti lari marathon, bisa-bisa malah saya sendiri yang akan berakhir di ICCU. Pengalaman buruk tujuh tahun yang lalu. Oops, malah kok jadi OOT nih … LoL. 

Buat saya, mencium bau-bau pengkhianatan itu gampang banget. Bukan karena punya indera ke enam atau ilmu mistis lho yaa ( nggak banget, dah ), tapi karena saya memang membatasi obrolan dengan orang lain alias tidak pernah berbagi rahasia. Ngobrol sebatas yang umum-umum atau yang biasa-biasa aja kali. Mungkin banyak yang mengira kalau saya yang demen cuit-cuit, ngobrol dan ngrumpi ini adalah orang yang extrovert atau suka berbagi rahasia, padahal enggak tuh … he he he. Almarhum Nenek saya sedari saya kecil selalu mewanti-wanti agar jangan sekali-kali membagi rahasia, ide, impian ataupun keinginan dengan orang lain. Kalau kita membagi ide dengan orang lain, pastilah mereka akan mencuri ide kita itu. Pun kalau kita berbagi rahasia, pastilah mereka akan menggunakannya sebagai senjata untuk menyerang kita. Dengan membatasi obrolan, dengan sendirinya kita punya filter untuk diri kita sendiri. Dan kalau kita mendengar ada suatu kabar yang berhembus, otomatis kita tahu, siapa yang mem-blow up-nya. 

Jadi kalau ada orang yang bicara ini itu, ada yang merasa sok akrab dan tahu saya seribu persen, itu mah bullshit. Bisa-bisanya mereka aja yang ngarang cerita, soalnya kepengen imbalan yang gede kali yaa … LoL. Sepupu-sepupu saya aja kadang tidak tahu saya sedang ngerjain apa, pergi kemana, sama siapa, apalagi orang lain. Ketahuan banget bohongnya tuh. Meskipun saya punya beberapa sosmed dan blog, tempat itu bukanlah sebuah diary atau tempat curhat tapi sebuah sarana untuk sharing, beramal dengan tulisan, seperti berbagi topik umum dan resep masakan. Tapi yang lebih utama lagi sebagai self reminder bagi saya pribadi.

Jujur, saya lebih suka berbagi hal-hal yang positif tentang kehidupan, sesuatu yang bermanfaat, hal-hal yang lucu dan sesuatu yang tidak merendahkan orang lain. Jadi kalau melihat ada orang yang cablak, suka menyindir, nyinyir, merasa pintar, merasa paling berakhlak baik tapi suka keji mulut, nuwun sewu … langsung saya cut atau unfollow, meskipun itu teman saya sendiri. Manusia-manusia beracun seperti itu tidak akan membawa kebaikan bagi kita. Pun dengan kehidupan nyata, meskipun sering bertemu dengan para pengkhianat tapi tetap baik dan mengulurkan tangan untuk menjaga silaturrahmi. Tapi ya sebatas itu yaakk, lempeng-lempeng aja dan tidak perlu berlebihan. Bergaul dengan orang yang suka berkhianat itu lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Prinsip truk gandeng nih, lebih baik jaga jarak kalau ingin selamat … he he he.

Jadi, stay cool aja kalau Anda dikhianati. Pahamilah bahwa segala sesuatu yang menimpa kita itu pasti ada hikmahnya. Dan hikmah itu bermacam-macam. Kita hanya bisa menangkapnya jika berpikiran jenih dan rasional. Tidak seorangpun dalam hidupnya yang tidak memiliki masalah, hampir dapat dipastikan semua orang memilikinya, ada yang merasakan masalahnya berat dan juga ada yang ringan. Kita ambil sebagai pelajaran dan sebagai bahan renungan untuk bisa lebih mengendalikan diri agar sekuat tenaga menjaga setiap amanah, karena ternyata dikhianati itu rasanya sungguh tidak enak, sakiiit banget. Jangan sampai kita juga ikut-ikutan menjadi pengkhianat. Kalau kita memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah itu maha membalas setiap amal perbuatan, jadi kenapa kita ikut campur atas urusan tersebut. Serahkan dan pasrahkan pada ALLAH, SWT. Just wait and see what will happen next.

Bagaimanapun hidup harus tetap berlanjut karena hidup tak menunggu kita dan kita juga tidak pernah tahu kapan waktu kita akan berakhir. Semoga ALLAH, SWT membukakan pintu hati kita agar mampu mengenali setiap makna yang terkandung dibalik semua musibah yang terjadi. Jangan biarkan hati kita terus menerus tertekan dengan masalah yang berlarut-larut, hingga tidak ada waktu untuk bisa mengoreksi diri. Semoga rahmat ALLAH, SWT selalu bersama kita … Aamiin Yaa Rabbal Alamin.


Thursday 1 September 2016

KETIDAKPASTIAN


Dunia ini ibaratnya seperti roda yang berputar, kadang di atas kadang dibawah. Setiap manusia pasti mengalami sukses, gagal, bahagia dan kecewa, silih berganti. Seperti pagi, sore, siang, malam, panas dan dingin. Semua itu merupakan proses alam untuk menuju kepada kesempurnaan.

Kehidupan itu ternyata penuh dengan rangkaian pilihan dengan segala konsekuensi yang tidak pasti. Mengutip kata orang bijak, satu-satunya yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian. Kita boleh saja bisa mengumbar janji, meramal, merencanakan ini-itu, memprediksi dan memperkirakan segala sesuatu. Kita juga bisa melakukan upaya meminimalkan kemungkinan buruk dari sebuah peristiwa. Seberapapun keras kita berusaha, tidak ada yang bisa menjamin 100%, kita akan memperoleh hasil seperti apa yang kita inginkan. 

Ada saja manusia yang mencari kepastian dalam hidupnya, termasuk saya nih … he he he. Padahal yang namanya ketidakpastian itu bisa datang kapan saja. Entah itu dalam urusan jodoh, pekerjaan ataupun bisnis. Kita juga seringkali mendengar kata-kata, “ yang pasti-pasti aja-lah ”. Nah, ini, nih, yang pasti itu seperti apa ? Mungkin saat ini Anda merasa aman bekerja di suatu perusahaan, mendapatkan banyak keuntungan dalam bisnis, tapi siapa yang tahu besok-besoknya, siang atau sore nanti ? Semua kejadian diluar harapan ini bisa terjadi kapan saja. Padahal, kalau kita sadari, sebenarnya kepastian itu tidak bisa dideteksi, hanya Allah yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari. Mungkin inilah alasan kenapa hari esok penuh misteri.

Di sadari atau tidak, satu-satunya hal yang pasti adalah kematian. Seperti yang dijelaskan dalam Quran, setiap zat yang hidup, pasti akan mati. Cuma, kita tidak pernah mengetahui, kapan dan dimana saat itu akan datang. Mungkin, itulah alasan Tuhan menyembunyikan beberapa hal kepada manusia agar kebutuhan ketidakpastian tersebut bisa terpenuhi. Karena ketidakpastian ini melahirkan sikap hati-hati dalam bertindak.

Terkadang kita begitu takut terhadap apa yang akan terjadi di esok hari sebagai akibat dari apa yang kita lakukan hari ini, apa yang kita pilih dan putuskan hari ini atau apa yang telah kita alami sebelumnya. Padahal belum tentu semua yang kita bayangkan dan kita pikirkan akan menjadi kenyataan. Jika kita memahami bahwa kepastian itu sebenarnya tidak ada, satu hal yang perlu kita lakukan ialah mengantisipasi ketidakpastian tersebut.

Pasti-lah semua orang ingin bahagia dan lebih baik di hari esok. Tapi terkadang kita lupa kalau hari ini masih belum selesai untuk diperjuangkan. Lupa untuk fokus pada apa yang kita perjuangkan hari ini, lupa untuk berharap bahwa hari ini akan dilalui dengan baik. Terlalu memandang kedepan, mengulur waktu, menunda-nunda dengan alasan demi kebaikan untuk kedepannya. Sampai-sampai apa yang ada didepan mata, menjadi tidak berarti apa-apa. Padahal masa depan yang selalu didengungkan itu juga belum tentu datang.

Jelas ketidakpastian akan membuat diri kita merasa sangat tidak nyaman karena ketidakpastian itu seperti tiada batasnya dan tentunya, melelahkan. Bagi yang sudah merasa nyaman dalam kepastian, mereka bisa jadi merasa tidak puas dan mau keluar dari comfort zone, tapi begitu ia keluar dari zona kenyamanannya tersebut, kembali ia akan dihadapkan pada ketidakpastian yang membuat ia ragu. Salah satu sifat dasar manusia, tidak akan pernah puas terhadap apa yang dimiliki. 

Pengalaman pribadi nih, kalau ada orang yang mengatakan ini-itu atau berjanji akan sesuatu, biasanya cuma saya dengarkan dan tidak saya pikirkan karena belum pasti terjadi. Mungkin, bukan cuma saya aja kali ya, yang merasakan pedihnya ketidakpastian. Segala sesuatu yang tidak pasti itu memang sangat menyesakkan hati. Suka tidak suka harus kita terima dengan berbesar hati dan berlapang dada.

Tapi walau bagaimanapun juga hidup adalah sebuah perjuangan dan harapan. Meski syukur, ikhlas, tawakal dan sabar adalah kata-kata yang mudah diucapkan tapi susah untuk diamalkan. Terlalu banyak ketidakpastian juga berbahaya, karena itu manusia juga memerlukan yang namanya kepastian. Dan kepastian yang dimaksud disini adalah sebuah harapan. Tentu saja bukan sekedar berharap, tetapi berusaha, berdoa dan menyerahkan semua hasil kepada ALLAH, SWT. Betul, memang belum pasti, tetapi semuanya bisa saja terjadi. Pilihan-pilihan yang kita ambil kemarin dan hari ini boleh jadi memiliki pengaruh dimasa depan. Bila kata hati, nurani dan logika berjalan seirama, maka disitulah seorang harus menatap masa depan meskipun dengan segala konsekuensi yang belum pasti. Selagi kita masih ada waktu. Wallahu ‘alam bisshawab .... 


Just for self reminder ….